Dalam artikel kali ini, ruangangkasa.com akan membahas tentang lubang hitam terbesar yang pernah ditemukan para astronom, berikut pembahasannya:
Sebelumnya, tahukah Anda apa lubang hitam terbesar yang pernah ditemukan oleh para astronom? Lubang hitam terbesar yang pernah ditemukan oleh para astronom sampai sejauh ini adalah ESO 444-46. Karena ukurannya yang sangat besar, para astronom tidak lagi menyebutnya sebagai lubang hitam supermasif, melainkan lubang hitam ultramasif. Menurut Badan Antariksa Eropa, ESO 444-46 sebenarnya adalah nama galaksi induk tempat lubang hitam ini berada, sebuah galaksi elips raksasa yang terletak pada jarak sekitar 640 juta tahun cahaya jauhnya di arah rasi bintang Centaurus. Ia merupakan anggota paling terang dari gugus galaksi Abell 3558 yang terletak di pusat Super Gugus Galaksi Shapley.
Dengan massa yang lebih besar itu, kini ESO 444-46 secara resmi telah menggeser TON 618 sebagai lubang hitam ultramasif terbesar yang pernah diketahui oleh umat manusia.
Darimana para astronom tahu ukuran massa lubang hitam?
Bukan hal yang tidak mungkin untuk menghitung massa lubang hitam supermasif yang terletak di pusat galaksi. Hal ini karena para astronom telah meneliti adanya hubungan antara massa lubang hitam supermasif dengan massa tonjolan pada pusat galaksinya, serta hubungan antara pergerakan bintang-bintang di tonjolan galaksi dengan massa lubang hitam supermasifnya.
Sebagai contoh, lubang hitam supermasif di pusat galaksi Bimasakti dapat diketahui dengan menghitung seberapa cepat bintang-bintang di sekitarnya bergerak mengitarinya. Ada sebuah bintang bernama S2 yang mengorbit lubang hitam di pusat Bimasakti dengan periode orbit 15,2 tahun dan jarak sekitar 970 AU.
Dari data-data itu, bisa dihitung lah massa lubang hitamnya dengan persamaan:
Di mana a adalah sumbu semi-mayor atau jarak bintang dari lubang hitamnya, G adalah konstanta gravitasi, dan T adalah waktu yang diperlukan bagi bintang untuk mengitari lubang hitamnya. Hasilnya, lubang hitam supermasif di pusat galaksi Bimasakti kita diperkirakan memiliki massa 4,1 juta kali massa Matahari, atau 8 × 10^36 kilogram.
Selain memiliki massa, lubang hitam juga memiliki diameter
Lubang hitam pada dasarnya juga memiliki diameter, atau yang dikenal sebagai cakrawala peristiwa. Jika suatu objek masuk melewati batas cakrawala peristiwa ini, ia akan terhisap gravitasi lubang hitam tanpa bisa melarikan diri.
Namun, jika masih berada di luarnya, objek apapun masih akan aman. Itulah mengapa seluruh alam semesta tidak terhisap oleh lubang hitam, karena lubang hitam berperilaku sama seperti objek lainnya di alam semesta, ia hanya menarik objek lain yang jaraknya dekat dengannya.
Ada yang dikenal sebagai radius Schwarzschild, diambil dari nama seorang astronom Jerman Karl Schwarzschild, yang menghitung solusi tepat ini untuk teori relativitas umum pada tahun 1916. Radius Schwarzschild merupakan parameter fisik yang mendefinisikan radius cakrawala peristiwa lubang hitam.
Jika massa lubang hitam sudah diketahui, radius Schwarzschildnya bisa dihitung dengan:
Di mana G adalah konstanta gravitasi, M adalah massa lubang hitam, dan c adalah kecepatan cahaya.
Hasilnya, dengan massa 77,6 miliar kali massa Matahari, diketahui bahwa lubang hitam ultramasif ESO 444-46 memiliki radius 1.531 AU, yang dengan kata lain memiliki diameter sekitar 458 miliar kilometer, atau sekitar 102 kali jarak Matahari ke Neptunus di tata surya kita.
Sebagai perbandingan, radius Schwarzschild lubang hitam supermasif TON 618 “hanya” 1.300 AU (berdiameter sekitar 390 miliar kilometer), atau sekitar 40 kali jarak dari Matahari ke Neptunus. Kira-kira, seperti ini ilustrasi perbandingan ukurannya:
Namun sayangnya, belum diketahui bagaimana persisnya lubang hitam bisa memiliki ukuran sebesar ini dalam hal massa. Meski begitu, ada beberapa hipotesis yang mencoba menjelaskan asal usul lubang hitam ultramasif.
Menurut artikel
Astronomy, lubang hitam di alam semesta dapat mengalami merger atau penggabungan dengan lubang hitam lainnya untuk bisa tumbuh menjadi satu lubang hitam yang lebih besar. Ditambah lagi, aktivitas melahap material yang berada terlalu dekat dengannya juga dapat menambah massa lubang hitam menjadi semakin besar dari waktu ke waktu.
Lubang hitam supermasif di pusat Bimasakti, misalnya, selama 10 miliar tahun terakhir telah memakan total material 10 juta kali massa Matahari, hal yang kini membuatnya memiliki massa sekitar 4,1 juta kali massa Matahari.
Daftar Newsletter Kami
Dapatkan update artikel terbaru langsung di email Anda.