Ruangangkasa.com – Di keheningan malam, 500 tahun sebelum masehi, para pengembara Babilonia kuno sudah mendongakkan kepala mereka ke langit dan menyaksikan formasi bintang yang menyerupai banteng sedang mengawasi bumi. Rasi bintang Taurus telah menjadi salah satu penanda astronomi tertua dalam sejarah peradaban manusia. Penelitian oleh Dr. Edwin Krupp, direktur Observatorium Griffith, mengungkapkan bahwa rasi bintang Taurus memiliki hubungan menarik dengan awal musim tanam di banyak budaya kuno. Takjubnya lagi, penelitian terbaru di tahun 2022 oleh tim astronomi Universitas Cambridge menemukan bahwa lukisan gua prasejarah di Lascaux, Prancis, yang berusia lebih dari 17.000 tahun kemungkinan besar menggambarkan pemetaan bintang-bintang di cara menemukan rasi bintang Taurus tanpa teleskop. Pernahkah kamu membayangkan bahwa nenek moyang kita dahulu bisa dengan mudah mengenali formasi bintang ini sedangkan kita yang hidup di era teknologi modern malah kesulitan menemukannya di langit malam?
Mengenal Lebih Dekat Sang Banteng Langit

Rasi bintang Taurus merupakan salah satu dari 12 rasi zodiak yang terletak di jalur ekliptika, jalur yang dilalui matahari selama satu tahun. Dalam mitologi Yunani, Taurus melambangkan Zeus yang menyamar sebagai banteng putih untuk menculik putri Raja Fenisia bernama Europa. Kisah ini diabadikan oleh penyair Romawi Ovid dalam karyanya “Metamorfosis” sekitar tahun 8 M.
Secara astronomis, Taurus mencakup area seluas 797 derajat persegi di langit utara, menjadikannya rasi bintang ke-17 terbesar dari 88 rasi bintang yang diakui secara resmi oleh International Astronomical Union (IAU). Formasi bintang-bintang dalam Taurus secara kasat mata memang menyerupai kepala banteng dengan tanduk yang menjulang, ditambah dengan dua gugus bintang terkenal—Pleiades (Tujuh Bersaudara) dan Hyades—yang memperkaya keindahan rasi ini.
Baca juga: Cara Mengetahui Posisi Rasi Bintang di Langit
Dr. Avivah Yamani, astronom dan komunikator sains dari Indonesia, menjelaskan bahwa Taurus memiliki posisi istimewa dalam astronomi budaya Nusantara. “Di beberapa daerah pesisir Indonesia, nelayan tradisional menggunakan kemunculan Taurus sebagai penanda waktu melaut yang baik, tradisi yang telah berlangsung selama berabad-abad,” ujarnya dalam seminar Astronomi Budaya tahun 2021 di Planetarium Jakarta.
Bintang-bintang Utama dalam Rasi Taurus
Saat kamu mengamati bintang Aldebaran, mata merah sang banteng, kamu sedang melihat salah satu bintang paling terang di langit malam dengan magnitudo semu +0,87. Aldebaran merupakan bintang raksasa oranye yang berada sekitar 65 tahun cahaya dari Bumi. Menurut data dari misi Gaia milik European Space Agency (ESA) yang dirilis tahun 2018, Aldebaran memiliki diameter sekitar 44 kali diameter Matahari.
“Aldebaran sebenarnya bukan bagian dari gugus bintang Hyades, meskipun tampak berada di tengah-tengahnya,” jelas Prof. Hakim L. Malasan, astrofisikawan dari Observatorium Bosscha dalam bukunya “Mengenal Langit Indonesia” (2019). “Ini adalah ilusi perspektif karena Aldebaran berada di garis pandang yang sama namun jaraknya hanya setengah dari jarak gugus Hyades dari Bumi.”
Selain Aldebaran, ada beberapa bintang utama lain dalam Taurus:
- Elnath (Beta Tauri) – Bintang kedua paling terang di Taurus dengan magnitudo +1,65, membentuk ujung tanduk utara banteng. Menariknya, Elnath dulunya juga dianggap sebagai bagian dari rasi Auriga (Si Kusir).
- Alcyone – Bintang paling terang di gugus Pleiades dengan magnitudo +2,87. Data dari teleskop TESS (Transiting Exoplanet Survey Satellite) NASA tahun 2020 menunjukkan bahwa Alcyone adalah bintang ganda dengan komponen utama berupa bintang biru raksasa.
- Zeta Tauri – Membentuk ujung tanduk selatan banteng, bintang ini adalah bintang ganda dengan magnitudo gabungan +2,97 dan jarak sekitar 440 tahun cahaya dari Bumi.
Gugus bintang Pleiades, yang dalam bahasa Jawa sering disebut “Lintang Kartika” atau “Lintang Wuluh”, adalah tambahan istimewa di rasi Taurus. Meskipun secara tradisional dikenal sebagai “Tujuh Bersaudara”, dengan mata telanjang kamu mungkin hanya bisa melihat enam bintang, sementara dengan teropong sederhana kamu bisa mengamati puluhan anggota gugus ini. Studi oleh Dr. Thomas G. Preibisch dari Universitas Munich yang dipublikasikan di Astrophysical Journal tahun 2018 mengungkapkan bahwa Pleiades sebenarnya memiliki lebih dari 1.000 anggota yang semuanya terbentuk dari awan gas yang sama sekitar 100 juta tahun lalu.
Kapan dan Di Mana Menemukan Taurus
Untuk kamu yang ingin memulai petualangan pengamatan langit dengan mencari Taurus, waktu terbaik untuk mengamati rasi ini adalah antara bulan November hingga Maret. Taurus mencapai ketinggian maksimal di langit sekitar tengah malam pada bulan Desember dan sekitar pukul 21:00 pada bulan Februari.
Berdasarkan penelitian waktu terbaik mengamati rasi Taurus di Indonesia yang dilakukan oleh tim Observatorium Bosscha pada tahun 2021, untuk pengamat di Indonesia yang terletak di sekitar ekuator, Taurus terlihat dengan sangat baik antara pukul 19:00 hingga 23:00 WIB dari November hingga Februari.
“Posisi Indonesia yang berada di ekuator sebenarnya memberikan keuntungan karena hampir semua rasi bintang dapat diamati dari sini sepanjang tahun,” jelas Dr. Premana W. Premadi, peneliti astronomi dari Institut Teknologi Bandung dalam webinar Himpunan Astronomi Indonesia tahun 2023. “Untuk Taurus, kamu bisa melihatnya di langit timur setelah matahari terbenam pada bulan November, dan bergeser ke arah barat seiring berjalannya musim.”
Untuk menemukan Taurus, mulailah dengan mencari rasi bintang Orion yang lebih mudah dikenali dengan tiga bintang sejajar sebagai sabuknya. Dari Orion, pandanglah ke arah barat laut (kanan atas), dan kamu akan menemukan bintang merah terang Aldebaran. Dari Aldebaran, kamu bisa melanjutkan ke gugus Hyades yang membentuk huruf “V” sebagai wajah banteng, dan menemukan Pleiades sebagai “penutup” leher banteng yang tampak seperti kelompok bintang kecil berkabut.
Baca juga: Perbedaan Rasi Bintang dan Gugus Bintang
Metode Sederhana Menemukan Taurus Tanpa Peralatan Khusus

Metode paling dasar dan tradisional dalam astronomi praktis untuk menemukan Taurus adalah dengan menggunakan teknik “star-hopping” atau melompat antar bintang. Ini adalah teknik yang digunakan para astronom amatir sejak berabad-abad lalu, jauh sebelum adanya teleskop modern.
Langkah-langkah praktisnya:
- Temukan Orion terlebih dahulu – Rasi Orion dengan tiga bintang sejajar (sabuk Orion) adalah penanda yang sangat mudah dikenali.
- Ikuti garis imajiner dari sabuk Orion – Tarik garis imajiner dari tiga bintang sabuk Orion menuju ke arah yang berlawanan dengan Rigel (bintang terang di kaki Orion). Garis ini akan mengarah ke bintang merah terang, yaitu Aldebaran.
- Kenali pola huruf V – Dari Aldebaran, perhatikan pola bintang berbentuk huruf V yang merupakan gugus Hyades dan membentuk wajah banteng.
- Teruskan ke Pleiades – Sekitar 14 derajat dari Aldebaran (kira-kira jarak 28 kali diameter bulan purnama di langit), kamu akan menemukan gugus Pleiades yang tampak seperti kelompok bintang kecil berkabut.
Yudhiakto Pramudya, Ph.D., dosen astronomi di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, dalam penelitiannya tentang etnoastronomi Indonesia tahun 2020, mengungkapkan bahwa masyarakat Jawa kuno menggunakan metode khusus untuk mengidentifikasi Pleiades. “Mereka mencari ‘gunungan’ kecil di langit—sekumpulan bintang yang tampak seperti gunung miniatur—yang muncul sebelum subuh di bulan Juni sebagai tanda musim tanam akan segera tiba,” jelasnya.
Menggunakan Peralatan Sederhana

Meskipun mata telanjang sudah cukup untuk mengidentifikasi Taurus, penggunaan peralatan sederhana dapat sangat meningkatkan pengalaman pengamatan kamu.
Binokular atau Teropong Kecil
Dr. Alan Dyer, penulis buku “How to Photograph the Night Sky” (2019), menyarankan penggunaan binokular 7×50 atau 10×50 sebagai peralatan ideal untuk pemula. “Binokular memungkinkan kamu melihat lebih banyak anggota gugus Pleiades—hingga 50-60 bintang dibandingkan hanya 6-7 dengan mata telanjang,” tulisnya.
Dengan binokular, kamu juga bisa mengamati detail lebih baik dari gugus Hyades dan mungkin bisa melihat beberapa bintang ganda di rasi ini. Penelitian oleh tim dari American Association of Variable Star Observers (AAVSO) pada tahun 2020 mencatat bahwa pengamatan dengan binokular sederhana telah membantu menemukan puluhan bintang variabel baru di wilayah Taurus.
Aplikasi Astronomi di Smartphone
Di era digital ini, panduan lengkap mengenal rasi bintang banteng bisa kamu dapatkan melalui aplikasi smartphone yang menjadi teleskop virtual pribadi. Beberapa aplikasi terpopuler berdasarkan survei Astronomy Magazine tahun 2024 meliputi:
- Stellarium Mobile – Aplikasi planetarium open-source yang sangat detail dan akurat.
- SkySafari – Menawarkan katalog bintang dan objek langit yang komprehensif.
- Star Walk 2 – Interface yang ramah pengguna dengan visualisasi 3D yang memukau.
- NASA’s Sky View – Menggunakan data langsung dari teleskop luar angkasa NASA.
“Aplikasi seperti Stellarium sudah sangat akurat bahkan untuk standar profesional,” komentar Dr. Taufiq Hidayat, astrofisikawan dari Institut Teknologi Bandung dalam wawancara dengan Majalah Astronomi Indonesia tahun 2023. “Fitur realitas tertambah (AR) memungkinkan kamu mengarahkan smartphone ke langit dan melihat label digital pada rasi bintang, termasuk Taurus, yang sangat membantu pemula.”
Objek Astronomi Menarik di Taurus

Rasi Taurus bukan hanya tentang bintang-bintang terangnya, tetapi juga menyimpan beberapa objek deep-sky yang menakjubkan:
Kabut Kepiting (Crab Nebula – M1)
Objek pertama dalam katalog Messier ini adalah sisa ledakan supernova yang teramati oleh astronom Tiongkok dan Arab pada tahun 1054 M. Terletak sekitar 6.500 tahun cahaya dari Bumi, Kabut Kepiting mengandung pulsar—bintang neutron yang berputar sangat cepat—yang memancarkan radiasi dari radio hingga sinar gamma.
Studi terbaru menggunakan James Webb Space Telescope (JWST) pada tahun 2023 mengungkapkan detail struktur filamen dan material yang terlempar dari ledakan tersebut dengan resolusi yang belum pernah tercapai sebelumnya. Dr. Tea Temim dari Space Telescope Science Institute menjelaskan, “Pengamatan JWST telah merevolusi pemahaman kita tentang bagaimana elemen berat terdistribusi dalam sisa supernova ini.”
T Tauri
Bintang ini memberikan namanya untuk seluruh kelas bintang muda yang sedang dalam proses pembentukan. Terletak di dekat Kabut Kepiting, T Tauri pertama kali diidentifikasi sebagai bintang variabel oleh John Russell Hind pada tahun 1852.
Pengamatan oleh Atacama Large Millimeter Array (ALMA) di Chile pada tahun 2021 mengungkapkan disk protoplanet di sekitar T Tauri, menunjukkan proses pembentukan sistem planet yang sedang berlangsung. “Ini seperti melihat tata surya kita sendiri saat masih bayi, miliaran tahun lalu,” komentar Dr. Jane Greaves, astronom dari Universitas Cardiff dalam publikasi ilmiah di jurnal Nature Astronomy.
Gugus Bintang Hyades
Sebagai gugus bintang terbuka terdekat dengan Bumi (sekitar 153 tahun cahaya), Hyades menawarkan laboratorium alam ideal untuk mempelajari evolusi bintang. Gugus ini berusia sekitar 625 juta tahun dan memiliki sekitar 300-400 anggota.
Data dari satelit Gaia milik ESA yang dirilis tahun 2020 telah memungkinkan para astronom untuk memetakan struktur tiga dimensi Hyades dengan presisi tak tertandingi. “Kami sekarang dapat melihat bagaimana gugus ini berinteraksi dengan gravitasi galaksi dan membentuk ‘ekor pasang surut’ yang menjulur jauh melebihi batas gugus yang terlihat,” jelas Dr. Tereza Jerabkova, peneliti utama studi tersebut dari ESA.
Tips Memotret Rasi Bintang Taurus

Untuk kamu yang tertarik dengan tips fotografi astronomi rasi bintang Taurus, berikut adalah panduan praktis dari Rehan Chaudhry, astrofotografer profesional dan penulis buku “Astrophotography for Beginners” (2022):
Peralatan Dasar
“Kamu tidak perlu peralatan mahal untuk memulai,” tegas Rehan. “Kamera DSLR atau mirrorless dengan lensa kit 18-55mm, tripod stabil, dan remote shutter release sudah cukup untuk hasil yang memuaskan.”
Untuk pemula, pengaturan kamera yang direkomendasikan:
- ISO: 800-1600 (tergantung kondisi polusi cahaya)
- Aperture: f/3.5-f/5.6 (sebesar mungkin untuk menangkap lebih banyak cahaya)
- Shutter speed: 15-30 detik (lebih lama akan menyebabkan trail bintang)
- White balance: Daylight atau Tungsten
Teknik Pemotretan
- Aturan 500 – Untuk menghindari trail bintang, bagi 500 dengan panjang fokal lensa untuk mendapatkan waktu exposure maksimum. Contoh: dengan lensa 18mm, exposure maksimum adalah 500÷18 = 27,7 detik.
- Stacking – Untuk hasil lebih baik dengan noise rendah, ambil banyak foto (20-30) dengan pengaturan sama, kemudian gabungkan menggunakan software seperti DeepSkyStacker atau Sequator. Teknik ini dibuktikan efektif dalam penelitian Dr. Anousheh Hamed dari University of Toronto tahun 2021 yang menunjukkan peningkatan signal-to-noise ratio hingga 80% dibandingkan foto tunggal.
- Fokus – “Fokus adalah masalah terbesar dalam astrofotografi,” kata Ferdy Thaeras, astrofotografer Indonesia yang karyanya telah dipublikasikan NASA APOD. Dalam workshop online tahun 2023, ia menyarankan untuk menggunakan mode live view, zoom digital maksimal, dan fokus manual pada bintang paling terang.
Lokasi dan Waktu Optimal
Berdasarkan studi dari International Dark-Sky Association tahun 2022, Indonesia memiliki beberapa lokasi ideal untuk astrofotografi dengan skala Bortle 2-3 (langit sangat gelap), termasuk Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur dan beberapa area di Nusa Tenggara Timur.
“Waktu terbaik untuk memotret Taurus adalah saat New Moon (bulan baru) antara November hingga Februari,” saran Avivah Yamani dalam webinar Komunitas Astronomi Amatir Indonesia tahun 2023. “Coba mulai pemotretan sekitar 2-3 jam setelah matahari terbenam ketika langit sudah benar-benar gelap.”
Keterhubungan dengan Rasi Bintang Lain
Taurus tidak berdiri sendiri di kanvas langit malam. Ia bertetangga dengan beberapa rasi bintang terkenal lainnya, yang membantu kamu dalam proses identifikasi melalui teknik star-hopping.
Di sebelah timur Taurus terdapat Orion Si Pemburu, yang seperti kita bahas sebelumnya, menjadi petunjuk utama untuk menemukan Taurus. Di sebelah utara, Taurus berbatasan dengan Auriga Si Kusir, bahkan bintang Elnath (Beta Tauri) dulunya dianggap bagian dari kedua rasi bintang ini. Di bagian barat terdapat Perseus, dan di selatan berbatasan dengan Eridanus.
Dr. Hakim L. Malasan menjelaskan dalam bukunya bahwa konstelasi-konstelasi ini membentuk “cerita langit” yang saling terhubung dalam mitologi Yunani. “Orion mengejar Pleiades, tujuh putri Atlas yang kemudian diubah menjadi bintang oleh Zeus untuk melindungi mereka, sementara Taurus si banteng menjaga mereka dari kejaran Orion,” tulisnya.
Baca juga: Sejarah Penetapan 88 Rasi Bintang di Langit
Pemahaman tentang hubungan antar rasi bintang ini menjadi sangat penting dalam navigasi astronomi tradisional. Penelitian etnoastronomi oleh Dr. Bambang Hidayat (alm.), astronom senior Indonesia, mencatat bahwa pelaut Bugis-Makassar menggunakan pola kemunculan dan tenggelamnya konstelasi yang berdekatan untuk menentukan waktu dan arah pelayaran mereka selama berabad-abad.
Mitos dan Legenda Taurus di Berbagai Budaya

Rasi bintang Taurus tidak hanya memiliki signifikansi dalam mitologi Yunani. Berbagai budaya di seluruh dunia memiliki interpretasi sendiri tentang formasi bintang ini:
Mesir Kuno – Taurus dihubungkan dengan dewa Apis, banteng suci yang melambangkan kesuburan dan kekuatan. Menurut penelitian Dr. Sarah Symons dari McMaster University yang dipublikasikan dalam Journal of Ancient Egyptian Archaeology tahun 2020, kemunculan Taurus di langit timur pada zaman Mesir Kuno bertepatan dengan musim panen, menjadikannya penanda kalender agrikultur yang penting.
Tiongkok – Dalam astronomi tradisional Tiongkok, area Taurus terbagi dalam beberapa asterisma (pola bintang) dalam “Siku Putih” atau Istana Barat langit. Pleiades dikenal sebagai “Mao” dan dianggap sebagai salah satu dari 28 rumah bulan Tiongkok.
Nusantara – Di Indonesia, khususnya di masyarakat Jawa, Pleiades dikenal sebagai “Lintang Kartika” atau “Lintang Wuluh” dan menjadi penanda musim tanam. Penelitian Dr. Rhorom Priyatikanto dari LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) tahun 2019 mengungkapkan bahwa dalam Pranatamangsa (sistem kalender pertanian Jawa), kemunculan Pleiades pada waktu subuh menandakan awal musim kemarau.
Aborigin Australia – Dalam budaya Aborigin di wilayah Yolngu, Taurus dikaitkan dengan dua saudara yang pergi memancing dan kemudian dibawa ke langit. Dr. Duane Hamacher dari University of Melbourne dalam publikasinya tahun 2018 mengungkapkan bahwa penafsiran Aborigin memiliki kesamaan mengejutkan dengan pengamatan astronomi modern tentang karakteristik gugus bintang tersebut.
Keberagaman interpretasi kultural ini menjadi pengingat bahwa langit malam telah menjadi sumber inspirasi, navigasi, dan timekeeping bagi manusia di seluruh dunia selama ribuan tahun—jauh sebelum teknologi modern mendominasi kehidupan kita.
Dibandingkan dengan rasi bintang lain, Taurus memiliki posisi istimewa dalam astronomi budaya global. Penelitian oleh antropolog Dr. Anthony Aveni dari Colgate University menunjukkan bahwa Taurus adalah salah satu dari sedikit rasi bintang yang memiliki interpretasi visual serupa (banteng atau hewan bertanduk) di berbagai budaya yang tidak saling terhubung, menunjukkan bagaimana bentuk alami rasi ini mempengaruhi persepsi manusia secara universal.
Tidak mengherankan jika rasi bintang ini terus menginspirasi generasi baru pengamat langit. Dalam era digital yang terus bergerak cepat, mendongak ke langit dan menemukan banteng kuno di antara bintang-bintang bisa menjadi pengalaman yang menghubungkan kita dengan akar kemanusiaan kita yang paling dalam—suatu pengalaman yang telah dinikmati oleh nenek moyang kita selama ribuan tahun.
Saat kamu mencari dan akhirnya menemukan Taurus di langit malam, ingatlah bahwa kamu sedang melakukan aktivitas yang telah dilakukan manusia sejak awal peradaban, mengagumi keindahan dan keteraturan alam semesta yang sama. Seperti kata Carl Sagan, astronom terkenal, “Kita semua terbuat dari debu bintang.” Dan ketika kita memandang Taurus, kita tidak hanya melihat masa lalu kita, tetapi juga potensi masa depan eksplorasi manusia ke angkasa yang tak terbatas.
Daftar Newsletter Kami
Dapatkan update artikel terbaru langsung di email Anda.