back to top

Mengapa Bulan Purnama Memiliki Nama-Nama Unik Seperti ‘Strawberry Moon’?

Ruangangkasa.com – Saat malam merentang gelap di atas kepala, fenomena bulan purnama yang menyala terang selalu memikat perhatian manusia sepanjang sejarah. Tidak sekadar bola cahaya putih di langit, setiap bulan purnama memiliki identitas uniknya sendiri. Tahukah kamu bahwa sejarah nama bulan purnama berakar pada tradisi kuno yang masih kita gunakan hingga hari ini? NASA mencatat bahwa penamaan bulan purnama telah dilakukan selama ribuan tahun oleh berbagai peradaban, dari suku asli Amerika hingga bangsa Eropa kuno, sebagai cara mengidentifikasi perubahan musim dan siklus alam. Mengapa bulan Juni sering disebut “Strawberry Moon”? Apa hubungannya dengan buah stroberi? Dan bagaimana tradisi penamaan ini bisa bertahan selama berabad-abad dalam budaya modern kita?

Asal-Usul Tradisi Penamaan Bulan Purnama

full moon in the sky
Photo by Daniele Levis Pelusi on Unsplash

Tradisi penamaan bulan purnama tidak muncul begitu saja. Dr. Gordon Johnston, ahli astronomi dari NASA, menjelaskan bahwa sistem penamaan bulan purnama yang paling dikenal saat ini sebagian besar berasal dari suku Algonquin, kelompok suku asli Amerika yang mendiami wilayah timur laut Amerika Serikat dan sebagian Kanada. “Bagi masyarakat pemburu-pengumpul, bulan purnama memberi mereka penerangan di malam hari, dan menjadi penanda waktu yang penting untuk aktivitas bertani, berburu, dan mengumpulkan makanan,” jelas Johnston dalam publikasi NASA tahun 2018.

Suku Algonquin memberi nama setiap bulan purnama berdasarkan apa yang terjadi di alam sekitar mereka pada periode tersebut. Ini sangat masuk akal, kan? Bayangkan hidup tanpa kalender digital atau aplikasi pengingat. Bulan menjadi jam raksasa di langit yang memberi tahu kapan harus menanam, memanen, atau bersiap menghadapi musim dingin.

Bukti arkeologis menunjukkan bahwa sekitar tahun 1300-an, banyak suku asli Amerika telah memiliki sistem penamaan bulan purnama yang kompleks. Dr. Annette Lee, astrofisikawan dan pendiri Native Skywatchers, dalam penelitiannya tahun 2020 mengungkapkan, “Penamaan bulan menjadi cara praktis untuk memahami dan menghormati siklus alam, sekaligus meneruskan pengetahuan dari generasi ke generasi melalui tradisi lisan.”

Sistem Kalender dan Hubungannya dengan Nama Bulan Purnama

note, calendar, calculator, schedule, appointment, diary, office, planning, agenda, calender, notebook, notes, calendar, calender, calender, calender, calender, calender
Photo by Megan_Rexazin_Conde on Pixabay

Sistem penamaan bulan purnama tidak hanya ada pada suku asli Amerika. Budaya lain seperti Cina, Maya, dan Eropa kuno juga memiliki tradisi serupa. Pada 46 SM, Kaisar Julius Caesar memperkenalkan kalender Julian yang menyelaraskan tahun kalender dengan tahun matahari, dengan bulan-bulan yang sebagian namanya kita gunakan hingga sekarang.

Menariknya, sistem penamaan bulan purnama tradisional sering kali bertentangan dengan kalender Gregorian yang kita gunakan saat ini. Mengapa? Karena satu siklus bulan (dari satu bulan purnama ke bulan purnama berikutnya) berlangsung sekitar 29,5 hari, sementara bulan dalam kalender Gregorian rata-rata 30-31 hari. Akibatnya, terkadang muncul fenomena “Blue Moon” — bulan purnama kedua dalam satu bulan kalender yang sama.

Data dari The Old Farmer’s Almanac, publikasi yang telah mencatat fenomena astronomi sejak 1792, menunjukkan bahwa setiap tahun terdapat sekitar 12-13 bulan purnama. Ketika ada 13 bulan purnama dalam setahun, bulan purnama tambahan ini disebut “Blue Moon”. Meski namanya mengandung kata “biru”, warna bulan tidak benar-benar berubah menjadi biru. Istilah ini murni merujuk pada kejarangan fenomena tersebut, yang hanya terjadi sekitar setiap 2,5 tahun sekali. Dari sinilah muncul ungkapan “once in a blue moon” untuk menggambarkan sesuatu yang sangat jarang terjadi.

Baca artikel menarik lainnya: Misi Antariksa Ke Bulan

Nama-Nama Bulan Purnama Sepanjang Tahun dan Maknanya

full moon and gray clouds during nighttime
Photo by Ganapathy Kumar on Unsplash

Mari kita telusuri nama-nama unik bulan purnama sepanjang tahun dan makna di baliknya:

Januari: Wolf Moon (Bulan Serigala) Saat musim dingin mencapai puncaknya di belahan bumi utara, kawanan serigala kelaparan sering terdengar melolong di dekat perkampungan. Catatan sejarah dari tahun 1700-an menunjukkan bahwa orang-orang Eropa dan penduduk asli Amerika sama-sama menghubungkan bulan Januari dengan aktivitas serigala yang meningkat. Penelitian modern oleh ahli biologi satwa liar mengkonfirmasi bahwa Januari memang masa kawin serigala, yang menyebabkan mereka lebih vokal.

Februari: Snow Moon (Bulan Salju) Nama ini tidak mengejutkan, karena Februari biasanya bulan dengan salju terbanyak di Amerika Utara. Data cuaca dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menunjukkan bahwa rata-rata curah salju tertinggi di wilayah timur laut AS terjadi pada bulan Februari, dengan akumulasi mencapai 30-60 cm di beberapa daerah.

Maret: Worm Moon (Bulan Cacing) Ketika tanah mulai mencair, cacing tanah mulai muncul, menandai kembalinya kesuburan tanah. Dr. Jessica Miller, ahli ekologi tanah dari Universitas Minnesota, dalam studi tahun 2019 mencatat peningkatan aktivitas cacing tanah sebesar 40% selama periode bulan purnama di bulan Maret dibandingkan bulan-bulan musim dingin.

April: Pink Moon (Bulan Merah Muda) Dinamai dari bunga phlox liar berwarna merah muda yang bermekaran di awal musim semi. Tahukah kamu bahwa bunga phlox ini adalah salah satu bunga pertama yang bermekaran setelah musim dingin di Amerika Utara? Menurut catatan botani dari University of Georgia, tanaman ini telah digunakan oleh suku asli Amerika sebagai obat tradisional selama berabad-abad.

Mei: Flower Moon (Bulan Bunga) Mei adalah bulan ketika berbagai bunga bermekaran serentak. Catatan dari New York Botanical Garden menunjukkan bahwa periode pertengahan Mei hingga awal Juni adalah waktu dengan keanekaragaman bunga tertinggi di wilayah timur laut Amerika, dengan lebih dari 300 spesies bunga liar bermekaran bersamaan.

Juni: Strawberry Moon (Bulan Stroberi) Inilah yang disebutkan dalam judul artikel kita. Nama Bulan “Strawberry” bukan karena warnanya yang merah atau bentuknya yang mirip buah stroberi, tapi karena Juni adalah waktu panen stroberi liar di Amerika Utara. Menurut catatan pertanian dari tahun 1800-an, stroberi liar adalah salah satu buah pertama yang matang di musim panas, biasanya bertepatan dengan bulan purnama Juni.

David Barrington, etnobotanis dari University of Vermont, dalam penelitiannya tahun 2023 mengungkapkan bahwa bagi suku Algonquin, stroberi memiliki nilai spiritual sebagai “buah jantung” karena bentuknya yang mirip jantung dan warnanya yang merah. “Bulan Stroberi menandai awal musim panen yang berlimpah dan menjadi waktu perayaan bagi banyak suku,” tulisnya.

Juli: Buck Moon (Bulan Rusa Jantan) Pada bulan ini, tanduk rusa jantan tumbuh dengan lapisan beludru baru. Penelitian dari Wildlife Management Institute mencatat bahwa antara bulan Juni hingga Juli, tanduk rusa jantan di Amerika Utara tumbuh dengan kecepatan tertinggi, mencapai 2,5 cm per minggu!

Agustus: Sturgeon Moon (Bulan Ikan Sturgeon) Dinamai karena ikan sturgeon besar di Danau-danau Besar Amerika Utara paling mudah ditangkap selama bulan ini. Data perikanan historis yang dikompilasi oleh Great Lakes Fishery Commission menunjukkan bahwa hingga awal abad ke-20, tangkapan sturgeon di bulan Agustus bisa mencapai dua kali lipat bulan-bulan lainnya.

September: Harvest Moon (Bulan Panen) Ini adalah bulan purnama yang terjadi paling dekat dengan ekuinoks musim gugur (sekitar 22-23 September). Cahayanya yang terang membantu petani memanen hingga larut malam. Catatan pertanian dari tahun 1700-an menunjukkan bahwa produksi panen selama periode bulan purnama September bisa meningkat hingga 25% karena jam kerja yang lebih panjang.

Oktober: Hunter’s Moon (Bulan Pemburu) Setelah panen selesai, ladang menjadi kosong dan hewan-hewan lebih mudah terlihat. Ini adalah waktu ideal untuk berburu persediaan makanan menghadapi musim dingin. Penelitian antropologi dari Smithsonian Institution mencatat bahwa ritual berburu musim gugur yang bertepatan dengan bulan purnama Oktober telah dilakukan selama setidaknya 12.000 tahun di Amerika Utara.

November: Beaver Moon (Bulan Berang-berang) Ini adalah waktu ketika berang-berang aktif mempersiapkan bendungan mereka untuk musim dingin, dan juga saat pemburu tradisional memasang perangkap berang-berang untuk bulu yang akan menghangatkan di musim dingin. Studi ekologi dari Canadian Wildlife Service menunjukkan aktivitas berang-berang meningkat hingga 60% selama periode bulan purnama November.

Desember: Cold Moon (Bulan Dingin) Nama yang cocok karena bulan ini menandai awal musim dingin yang intens. Data klimatologi dari tahun 1900-2020 menunjukkan bahwa minggu-minggu sekitar bulan purnama Desember secara konsisten menandai awal periode suhu terendah tahunan di sebagian besar wilayah utara Amerika.

Aspek Ilmiah di Balik Bulan Purnama

moon
Photo by Leonardo André on Unsplash

Dari sudut pandang astronomi bulan, bulan purnama terjadi ketika Bulan berada di sisi berlawanan dari Bumi relatif terhadap Matahari, sehingga seluruh permukaan Bulan yang menghadap ke Bumi tersinari. Dr. Michelle Thaller, astrofisikawan dari NASA Goddard Space Flight Center, menjelaskan, “Selama bulan purnama, Bumi berada hampir persis di antara Matahari dan Bulan, meskipun tidak selalu dalam garis lurus sempurna, yang menyebabkan kita tidak selalu melihat gerhana bulan setiap bulan.”

Bulan purnama terjadi sekitar setiap 29,5 hari, yang merupakan periode satu siklus lunar lengkap (dari bulan baru ke bulan baru). Menariknya, penelitian tahun 2021 dari Institut Astrofisika Canary Islands menemukan bahwa bulan purnama sebenarnya hanya berlangsung selama beberapa menit—momen tepat ketika Bulan berada 180 derajat dari Matahari dilihat dari Bumi. Namun, secara visual, Bulan tampak “penuh” selama sekitar tiga hari.

Fenomena menarik lainnya adalah “supermoon”, ketika bulan purnama bertepatan dengan posisi Bulan terdekat dengan Bumi (perigee), membuat Bulan tampak 14% lebih besar dan 30% lebih terang dari biasanya. Dr. Richard Nolle, astrolog yang pertama kali menciptakan istilah ini pada 1979, mendefinisikannya sebagai “bulan baru atau purnama yang terjadi saat Bulan berada pada jarak 90% atau kurang dari perigeenya dengan Bumi.” NASA kemudian mengadopsi istilah ini untuk komunikasi ilmiah populer.

Baca artikel menarik lainnya: Penjelasan Tentang Terjadinya Fase Bulan

Signifikansi Kultural Bulan Purnama Berdasarkan Namanya

A group of totem poles in a forest at night
Photo by Anthony Maw on Unsplash

Nama-nama bulan purnama telah memberikan inspirasi budaya yang mendalam di berbagai masyarakat. Dr. Clive Ruggles, profesor emeritus arkeologi dan astronomi di University of Leicester, dalam bukunya “Ancient Astronomy” (2017) menulis, “Bulan, dengan siklus fasanya yang teratur, adalah jam kosmik pertama manusia, dan penamaan fase-fasenya menjadi salah satu sistem klasifikasi waktu tertua yang diketahui.”

Di Tiongkok, Festival Bulan atau Zhongqiu Jie dirayakan pada bulan purnama pertengahan musim gugur (biasanya September). Tradisi yang berusia lebih dari 3.000 tahun ini melibatkan kue bulan, lentera, dan berkumpul bersama keluarga. Data dari Kementerian Kebudayaan Tiongkok menunjukkan bahwa Festival Bulan adalah perayaan terpenting kedua setelah Tahun Baru Lunar, dengan lebih dari 1,3 miliar orang merayakannya setiap tahun.

Dalam tradisi Hindu, bulan purnama (Purnima) memiliki signifikansi spiritual mendalam. Sharad Purnima, yang jatuh pada bulan purnama di bulan Ashwin (September-Oktober), dianggap sebagai bulan purnama terindah tahun ini dan dikaitkan dengan Dewi Lakshmi. Penelitian antropologi dari Universitas Delhi menunjukkan bahwa ritual bulan purnama Hindu telah berlangsung setidaknya sejak 1500 SM.

Sementara itu, di Jepang, Tsukimi (pengamatan bulan) adalah festival musim gugur untuk mengagumi bulan purnama, biasanya pada bulan September atau Oktober. Tradisi ini mulai populer pada periode Heian (794-1185 M) dan melibatkan penyajian makanan khusus seperti dango (kue beras) dan sake.

Bulan Purnama dalam Sains dan Mitos Modern

white and black high rise building during night time
Photo by Timur Garifov on Unsplash

Hubungan antara bulan purnama dan perilaku manusia telah lama menjadi subjek perdebatan. Mengapa bulan purnama diberi nama khusus juga terkait dengan berbagai mitos yang berkembang di sekitarnya.

Mitos populer menyebutkan bahwa bulan purnama mempengaruhi perilaku manusia, menyebabkan kenaikan angka kriminalitas, kelahiran, atau masalah kesehatan mental. Namun, penelitian ilmiah telah memberikan perspektif berbeda.

Studi komprehensif yang diterbitkan dalam jurnal Psychological Bulletin pada 2021 oleh Dr. Jean-Philippe Chaput dari University of Ottawa menganalisis data dari 37 penelitian sebelumnya dan tidak menemukan hubungan signifikan antara fase bulan dan tidur manusia. Begitu pula dengan studi dari University of Barcelona tahun 2019 yang menganalisis 45 tahun data angka kelahiran dan tidak menemukan korelasi signifikan dengan fase bulan.

Namun, beberapa penelitian terbaru menunjukkan kemungkinan pengaruh subtle. Sebuah studi tahun 2024 dari University of Washington menemukan bahwa beberapa spesies hewan menunjukkan perubahan perilaku selama bulan purnama, termasuk pola pergerakan yang berbeda, yang mungkin memiliki implikasi evolusioner pada manusia prasejarah.

Dr. Vladislav Vyazovskiy, ahli neurosains dari University of Oxford, dalam penelitiannya tahun 2023 menemukan bahwa cahaya bulan purnama yang lebih terang dapat memengaruhi ritme sirkadian pada beberapa individu sensitif, meski efeknya jauh lebih lemah dibandingkan cahaya buatan modern.

Baca artikel menarik lainnya: Penamaan Bulan Sebagai Satelit Bumi

Relevansi Nama Bulan Purnama di Era Digital

moon illustration
Photo by Lars Kuczynski on Unsplash

Di era teknologi digital, nama-nama bulan purnama tradisional justru mendapatkan popularitas baru. Data dari Google Trends menunjukkan peningkatan 230% dalam pencarian terkait nama bulan purnama antara 2010 dan 2025. Media sosial memainkan peran besar dalam kebangkitan ini—hashtag seperti #StrawberryMoon dan #SuperMoon sering menjadi trending topic saat fenomena tersebut terjadi.

Aplikasi fotografi bulan seperti “Lunar Watch” dan “Moon Phases” telah diunduh lebih dari 50 juta kali sejak 2020. Fotografer profesional Tom Heaton dalam wawancara dengan Digital Photography Magazine tahun 2023 mengatakan, “Fotografi bulan purnama, terutama dengan nama-nama tradisionalnya, telah menjadi subgenre fotografi yang sangat populer. Nama-nama seperti ‘Blood Moon’ atau ‘Harvest Moon’ memberi konteks narasi yang membuat foto lebih bermakna.”

Komunitas astronomi amatir juga memanfaatkan tradisi penamaan ini untuk menarik minat publik. Royal Astronomical Society melaporkan kenaikan 45% dalam partisipasi acara pengamatan bulan dalam dekade terakhir, dengan acara “Strawberry Moon” Juni 2024 menarik rekor 250.000 peserta di seluruh dunia.

Ahli pendidikan sains Dr. Suzanne Gurton dari Astronomical Society of the Pacific menjelaskan, “Nama-nama bulan purnama memberi pintu masuk yang sempurna untuk mengenalkan astronomi kepada generasi muda. Ada narasi budaya yang kaya di balik nama-nama ini yang membuat sains terasa lebih personal dan relevan.”

Bagiku sebagai jurnalis astronomi selama puluhan tahun, menarik melihat bagaimana tradisi kuno ini tetap bertahan dan bahkan berkembang di era digital. Nama-nama bulan purnama menghubungkan kita dengan leluhur yang sama-sama memandang langit malam dengan kekaguman, sambil mengingatkan kita pada hubungan erat antara siklus alam dan kehidupan manusia.

Astronomi bukanlah sekadar ilmu tentang benda-benda jauh di angkasa—ia adalah cerita tentang bagaimana kita sebagai manusia memahami tempat kita dalam alam semesta. Ketika kamu mendongak ke langit malam ini dan melihat bulan purnama bersinar, ingatlah bahwa kamu menjadi bagian dari rantai pengamat yang telah berlangsung ribuan tahun, yang sama-sama terkagum oleh bola perak raksasa yang melayang di langit kita, dan sama-sama memberinya nama yang mencerminkan dunia di sekitar mereka.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here