back to top

Axiom Mission 4: Momen Bersejarah Tiga Negara Kembali ke Antariksa Setelah 40 Tahun

Ruangangkasa.com – Selasa 10 Juni 2025, dunia menyaksikan sejarah baru. Axiom Mission 4 (Ax-4) diluncurkan dari Kennedy Space Center pada pukul 8:22 pagi EDT, membawa empat astronot dari empat negara berbeda menuju International Space Station (ISS). Yang membuatnya istimewa? Tiga dari empat astronot tersebut mewakili negara yang baru kembali ke program antariksa setelah lebih dari 40 tahun: India, Polandia, dan Hongaria. Ini bukan sekadar misi antariksa komersial ISS biasa—ini adalah momentum kebangkitan ambisi luar angkasa tiga bangsa yang pernah merasakan kemegahan era Soviet.

Jejak Sejarah yang Terlupakan: Era Interkosmos

Tim Astronot Ax-4
Ilustrasi gambar Tim Astronot Ax-4 menggunakan Microsoft Copilot.

Untuk memahami betapa bersejarahnya Ax-4, kita harus menoleh ke masa lalu. India terakhir kali mengirim astronot pada 1984 ketika Wing Commander Rakesh Sharma terbang aboard Soyuz T-11 sebagai bagian dari program Soviet Interkosmos. Sharma menghabiskan 7 hari, 21 jam, dan 40 menit di stasiun luar angkasa Salyut 7, melakukan 43 sesi eksperimen.

Yang tak terlupakan dari misi Sharma adalah responsnya saat Perdana Menteri Indira Gandhi bertanya bagaimana India terlihat dari luar angkasa. “Saare Jahan Se Accha” (Terbaik di dunia), jawabnya dengan bangga. Kalimat itu menjadi simbol kebanggaan nasional yang masih dikenang hingga kini.

Polandia juga memiliki sejarah serupa. Mirosław Hermaszewski menjadi astronot Polandia pertama saat terbang aboard Soyuz 30 ke stasiun Salyut 6 pada Juni 1978 sebagai bagian program Interkosmos. Begitu pula Hongaria dengan Bertalan Farkas yang terbang dengan Soyuz 36 ke Salyut 6 pada 1980.

Baca artikel menarik lainnya: Kisah Luna 1, Wahana Antariksa Pertama Capai Orbit Bulan

Crew Ax-4: Generasi Baru Penjelajah Antariksa

Tim Astronot Ax-4 Generasi Baru
Tim Astronot Ax-4 Generasi Baru, gambar menggunakan Microsoft Copilot.

Empat astronot Ax-4 dipimpin oleh Commander Peggy Whitson, mantan astronot NASA dengan rekor kumulatif terlama di luar angkasa untuk astronot Amerika. Sebagai pilot, Group Captain Shubhanshu Shukla dari Indian Space Research Organisation (ISRO) akan menjadi astronot India pertama dari korps astronot Gaganyaan.

Dua mission specialist melengkapi kru ini: Sławosz Uznański-Wiśniewski, project astronot European Space Agency (ESA) dari Polandia, dan Tibor Kapu yang mewakili Hungarian Space Office. Kapu dipilih dari 247 pelamar melalui program HUNOR (HUNgarian to ORbit) yang diluncurkan Hungary secara independen.

Yang menarik, ketiga astronot India Polandia Hongaria ini bukan hanya membawa bendera negara mereka. Mereka membawa harapan, mimpi, dan ambisi generasi yang tak pernah melihat negaranya di luar angkasa.

Lebih dari Sekadar Simbolisme: 60 Eksperimen Revolusioner

Experimen tim astronot Ax-4

Ax-4 akan melakukan sekitar 60 studi ilmiah dan aktivitas yang mewakili 31 negara, termasuk AS, India, Polandia, Hongaria, Arab Saudi, Brasil, Nigeria, UEA, dan beberapa negara Eropa. Ini bukan sekadar misi simbolis—ini adalah program Interkosmos Soviet versi modern dengan standar komersial.

Shukla akan melakukan eksperimen yang dikembangkan ISRO dan institusi India, termasuk studi efek kognitif penggunaan layar, adaptasi mikroba, atrofi otot, dan ketahanan tanaman dalam mikrogravitasi. Penelitian ini penting untuk program Gaganyaan India yang akan mengirim astronot dengan pesawat buatan sendiri.

Tim Polandia melakukan eksperimen EEG Neurofeedback untuk mendukung ketahanan mental astronot, studi Human Gut Microbiota tentang perubahan mikroorganisme sistem pencernaan selama spaceflight, dan uji coba PhotonGrav—interface brain-computer berbasis spectroscopy inframerah.

Sementara Hongaria menjalankan proyek CORVUS yang bertujuan melibatkan publik segala usia dengan mempresentasikan astronot Hongaria melakukan berbagai eksperimen edukasi dan berbagi wawasan kehidupan sehari-hari di luar angkasa dari ISS.

Axiom Space: Pionir Era Komersial

Mengapa Axiom Space menjadi kunci misi bersejarah ini? Perusahaan berbasis Houston ini sedang membangun dan mengoperasikan stasiun luar angkasa komersial pertama di dunia, Axiom Station, pada akhir 2020an. Ax-4 adalah langkah krusial menuju visi tersebut.

CEO Axiom Space Michael Suffredini menyatakan, “Ax-4 mewakili upaya berkelanjutan Axiom Space untuk membangun peluang bagi negara-negara untuk melakukan riset, inovasi, uji coba, dan berinteraksi dengan orang-orang di seluruh dunia saat berada di orbit rendah Bumi”.

Misi ini menunjukkan bagaimana misi antariksa komersial ISS membuka akses yang sebelumnya hanya tersedia untuk negara-negara super power. Kini, negara dengan program luar angkasa yang lebih kecil dapat berpartisipasi melalui kemitraan komersial.

Baca artikel menarik lainnya: Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS): Tempat Tinggal Manusia di Luar Angkasa

Dampak Geopolitik dan Masa Depan

Tim Astronot Ax-4 dari 3 negara
Tim Astronot Ax-4 dari 3 negara. Gambar ilustrasi menggunakan Microsoft Copilot.

Ax-4 memiliki dimensi geopolitik yang menarik. Misi ini adalah hasil komitmen antara NASA dan ISRO, seperti yang dicatat oleh Presiden Trump dan Perdana Menteri India Narendra Modi, untuk mengirim astronot India ke ISS. Untuk Polandia dan Hongaria, Ax-4 menandai misi pertama mereka ke laboratorium yang mengorbit, setelah penerbangan Mirosław Hermaszewski pada 1978 dan kunjungan Charles Simonyi pada 2009.

Yang menarik, ketiga negara ini mengambil pendekatan berbeda. India mengintegrasikan Ax-4 dengan program Gaganyaan mereka. Polandia bermitra dengan ESA melalui misi Ignis. Hongaria mengembangkan program HUNOR secara independen dari ESA meskipun mereka juga anggota ESA.

Ini menunjukkan bahwa akses ke luar angkasa tidak lagi monopoli beberapa negara besar. Era baru dimulai dimana negara-negara menengah dapat memilih jalur mereka sendiri menuju bintang-bintang.

Teknologi dan Inovasi Masa Depan

capsul astronot ruang angkasa
Gambar ilustrasi menggunakan Microsoft Copilot.

Ax-4 menggunakan SpaceX Falcon 9 Block 5 untuk menempatkan Crew Dragon C213 ke orbit rendah Bumi. Ini adalah penerbangan perdana pesawat C213, Crew Dragon kelima dan terakhir yang dibangun. Kolaborasi teknologi ini menunjukkan bagaimana sektor swasta mendorong inovasi luar angkasa.

Menurut NASA ISS Program Manager Dana Weigel, misi ini adalah “cara fenomenal” untuk memperluas peluang riset. Sesi ISS Ham Radio akan menghubungkan kru dengan siswa dan pendidik, menginspirasi generasi berikutnya melalui paparan langsung ke luar angkasa.

Teknologi yang dikembangkan dari eksperimen Ax-4 berpotensi mengubah kehidupan di Bumi. Riset tentang bagaimana pakaian mempengaruhi transfer panas di lingkungan gravitasi berbeda, termasuk mikrogravitasi, dapat digunakan di Bumi untuk meningkatkan teknologi pakaian untuk lingkungan ekstrem dan meningkatkan manajemen termal tubuh di industri seperti kesehatan dan olahraga.

Baca artikel menarik lainnya: Sejarah Perkembangan Pesawat Ruang Angkasa dari Masa ke Masa

Inspirasi untuk Generasi Muda

Misi ini punya dampak khusus untuk generasi seperti kamu. Axiom Space bangga bermitra dengan Limitless Space Institute untuk melakukan eksperimen yang dirancang siswa di Brasil dan Nigeria pada misi Ax-4. Proyek-proyek ini adalah pemenang kompetisi lintas sekolah di kedua negara untuk merancang eksperimen yang bisa dilakukan di luar angkasa.

Siswa di Brasil akan meneliti apa yang terjadi ketika dua bola dengan massa berbeda bertabrakan di luar angkasa. Siswa di Nigeria akan memeriksa bagaimana sifat pendulum berbeda di Bumi versus di luar angkasa. Bayangkan eksperimen yang kamu rancang dipelajari 400 kilometer di atas kepala!

Ax-4 membuktikan bahwa mimpi menjelajahi luar angkasa tidak lagi eksklusif. Generasi kamu hidup di era dimana akses ke bintang-bintang terbuka untuk semua yang berani bermimpi dan bekerja keras. Seperti kata Commander Peggy Whitson, “Dengan kru yang beragam budaya, kita tidak hanya memajukan pengetahuan ilmiah tetapi juga mendorong kolaborasi internasional… dengan Ax-4, kita naik lebih tinggi, membawa lebih banyak negara ke orbit rendah Bumi dan memperluas jangkauan umanusia di antara bintang-bintang”.

Empat puluh tahun setelah Rakesh Sharma menjawab “Saare Jahan Se Accha,” hari ini tiga negara kembali membuktikan bahwa mimpi mereka memang terbaik di dunia. Dan yang paling menarik? Ini baru permulaan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here