RUANGANGKASA.COM – Setiap malam, jika kita mengamati langit akan terlihat bermilyar-milyar bintang yang menghiasi malam dengan cahanya yang terang. Namun pernakah terlintas sebuah pertanyaan, apa fungsi dari bintang? Apakah hanya bersinar ketika malam hari saja? atau bagaimana? Berikut ruangangkasa.com akan membahasnya:
Segala sesuatu di alam semesta tentu memiliki fungsi dan manfaat bagi kehidupan, meski secara praktis tidak langsung beramanfaat bagi kehidupan kita di Bumi. Memang, seistimewa apa kita di Bumi ini sampai-sampai bintang di langit harus memiliki fungsi tertentu dalam kehidupan sehari-hari kita ? Meski demikian, bintang-bintang sebenarnya memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap bagaimana alam semesta dan kehidupan berevolusi. Kita mulai dari bintang terdekat dari Bumi kita, yakni sang surya Matahari.
Matahari merupakan salah satu dari triliunan bintang di alam semesta. Karena jaraknya paling dekat dengan Bumi, cahayanya yang terang cukup menghangatkan planet kita. Dan karena “ulah” Matahari juga, Bumi mengalami siang hari. Menurut Phys.org, sebanyak 173.000 terawatt (triliunan watt) energi Matahari secara terus menerus diterima oleh Bumi kita. Jumlah energi itu lebih dari 10.000 kali total penggunaan energi dunia sejauh ini. Kecuali untuk beberapa jenis kehidupan yang bisa hidup dari energi panas Bumi, semua kehidupan di Bumi secara langsung atau tidak langsung hidup dari energi yang dipancarkan oleh Matahari itu.
Tumbuhan dan beberapa mikroorganisme menggunakan sinar dari Matahari untuk menghasilkan energi melalui fotosintesis, yang kemudian rantai makanan selanjutnya bergantung pada kedua makhluk tersebut. Tanpa Matahari, menurut LiveScience.com, lautan akan membeku. Hal itu akan membunuh sebagian besar kehidupan di Bumi. Dan bahkan jika Matahari tidak pernah terbentuk, tidak mungkin planet seperti Bumi dan seluruh tata surya bisa ada saat ini, mengingat planet-planet terbentuk dari sisa-sisa cakram akresi yang mengitari bintang.
Lantas Bagaimana dengan Bintang-bintang Lainnya?
Unsur-unsur yang terbentuk dalam fenomena Big Bang, awal mula semesta, hanyalah hidrogen, helium, dan litium dalam jumlah yang sedikit. Unsur-unsur ini bukan unsur yang dibutuhkan untuk kehidupan seperti yang kita tahu bisa muncul. Unsur-unsur selain ketiga tadi terbentuk di dalam bintang.
Baca juga: Mempelajari tentang Tabrakan Bintang
Semua unsur hingga bahkan besi pada tabel periodik unsur terbentuk selama masa hidup normal sebuah bintang. Kalau kamu belum tahu, cara bintang untuk tetap bisa hidup dan tidak runtuh oleh gravitasinya sendiri adalah lewat proses fusi nuklir di intinya.
Proses fusi nuklir adalah penggabungan atom-atom hidrogen untuk membentuk helium. Proses ini pada gilirannya melepaskan energi, dan juga membentuk unsur yang lebih berat secara berurutan. Hingga akhirnya, fusi nuklir bintang berhenti ketika inti bintang sudah mengandung unsur berat berupa besi. Pada titik itu, bintang akan mulai kehilangan energi, ia tidak mampu lagi menggabungkan besi.
Segala unsur yang lebih berat dari besi tercipta saat bintang meledak dalam supernova, fenomena ketika bintang mulai runtuh oleh gravitasinya sendiri. Ketika meledak dalam supernova, sejumlah besar energi yang dibentuk oleh bintang selama hidupnya itu akan dengan cepat runtuh dan dilepaskan ke segala penjuru ruang angkasa.
Bintang pun memanas. Bahkan saking panasnya ledakan ini, menurut UniverseToday.com, unsur yang lebih berat daripada besi bisa bergabung. Dengan begitu, semua unsur yang lebih berat dari besi berasal dari ledakan supernova tersebut. Selain itu, karena semua unsur ini akan menyebar ke seluruh galaksi saat supernova, mereka dapat membentuk awan debu nebula yang pada akhirnya bisa membentuk tata surya baru. Begitulah cara planet kita mendapatkan semua unsur di alam semesta.
Lantas apakah ada fungsi praktis dari bintang ?

Dahulu kala, jauh sebelum teknologi peta atau GPS ditemukan, manusia memanfaatkan posisi bintang-bintang di langit malam untuk menentukan arah mata angin maupun menentukan kapan waktu terbaik untuk bercocok tanam dan memanen.
Baca juga: Observatorium Tertua Di Dunia, Cheomseongdae
Oleh karena itu, dirangkailah rasi bintang untuk memudahkan mereka mengingat bintang-bintang tertentu yang dijadikan penanda. Sebagai contoh, rasi bintang Crux atau yang dikenal sebagai Gubuk Penceng dalam kebudayaan Indonesia adalah kumpulan bintang yang menjadi penanda arah selatan.
Ada juga rasi bintang Orion, yang dikenal juga sebagai Lintang Waluku dalam budaya Indonesia, menjadi penanda bahwa musim penghujan segera datang, waktu yang cocok untuk menanam dalam dunia pertanian.
Itulah fungsi adanya bintang-bintang di alam semesta ini. Ternyata, bintang-bintang generasi sebelumnya lah yang memicu pembentukan Matahari, Bumi, dan planet-planet lainnya di tata surya. Bintang-bintang saat ini pun bisa membantu menentukan arah mata angin dan musim. Tidak ada yang sia-sisa di alam semesta ini.
Sumber: Wikipedia, Infosatronomy, Nasa.
Daftar Newsletter Kami
Dapatkan update artikel terbaru langsung di email Anda.