back to top

Mengenal Istilah Wolf Moon, Fenomena Bulan Purnama

Ruangangkasa.com – Wolf Moon merupakan istilah penyebutan full moon atau bulan purnama yang terjadi setiap awal tahun atau pada bulan Januari. Saat fenomena ini terjadi, bulan akan berada di atas cakrawala sejak matahari terbenam sampai fajar tiba. Setelah fase purnama, secara perlahan bulan akan bergeser waktu terbitnya menjadi semakin malam.

Mengutip laman The National Aeronautics and Space Administration (NASA), fenomena Wolf Moon atau bulan purnama pertama di tahun 2024 telah terjadi pada tanggal 25 Januari 2024 pukul 12.54 Eastern Time (ET) atau 26 Januari 2024, dini hari waktu Indonesia bagian barat.

Sejarah Istilah Wolf Moon

full moon and gray clouds during nighttime
Photo by Ganapathy Kumar on Unsplash

Istilah penamaan “Wolf Moon”, menurut laman Old Farmer’s Almanac, mungkin berasal dari suku asli Amerika dan masa awal Kolonial ketika serigala melolong di luar desa. Pada saat bulan purnama tersebut, sering terdengar lolongan serigala dari luar desa sehingga disebut Wolf Moon.

Hal ini diyakini bahwa serigala melolong karena kelaparan selama musim dingin, tetapi sekarang diketahui bahwa serigala melolong karena alasan yang berbeda. Lolongan serigala itu digunakan untuk menentukan wilayah, menemukan anggota kawanan, memperkuat ikatan sosial, dan mengoordinasikan perburuan.

Saat itu, nama-nama bulan sering kali merupakan gabungan istilah pemukim yang dibawa dari Eropa dan istilah penduduk setempat. Di bagian Amerika Utara, suku Ojibwe menyebut itu dengan Mnido Giizis, bulan roh yang berkaitan dengan doa dan kontemplasi.

Baca juga: Apa itu Fenomena Blue Moon? 

Sementara itu, tradisi dan penamaan bulan berbeda di berbagai bagian Amerika, seperti Diné (Navajo) di barat daya yang menyebutnya Yas Nilt’ees. Penamaan itu berkaitan dengan mencairnya salju menjadi air.

Di belahan bumi selatan, Māori di Selandia Baru disebut Hui-tanguru, berkaitan dengan bintang musim panas Rūhī. Di Afrika Selatan, bulan Januari menandai bulan uMasingana, saat buah dan sayuran mulai matang.

Di China, bulan purnama jatuh pada bulan ke-12 kalender Lunar tradisional, disebut Làyuè atau “Bulan yang Dipertahankan”. Penamaan ini berkaitan dengan tradisi menyimpan makanan untuk festival musim semi.

Dampak dari Bulan Purnama

Perlu diketahui bahwa fenomena bulan purnama memiliki beberapa efek terhadap kehidupan di bumi. Bulan memengaruhi kehidupan di bumi melalui tiga cara utama, yakni berpengaruh terhadap waktu, cahaya, dan pasang surut. Berikut penjelasan selengkapnya:

1. Pasang Surut Air Laut yang Lebih Tinggi

Gravitasi bulan, bersama dengan gravitasi matahari, memengaruhi pasang surut air laut. Saat bulan purnama, tarikan gravitasi gabungannya lebih kuat, menghasilkan pasang laut yang lebih tinggi. Fenomena ini disebut pasang purnama.

2. Banjir Rob di Daerah Pesisir

Pasang purnama yang lebih tinggi dapat menyebabkan banjir rob di daerah pesisir yang rendah. Hal ini dapat membahayakan infrastruktur dan mengganggu aktivitas masyarakat di daerah tersebut.

3. Menyebabkan Gangguan Tidur

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa cahaya bulan purnama dapat memengaruhi pola tidur manusia. Cahaya bulan dapat menekan produksi melatonin, hormon yang mengatur tidur, sehingga menyebabkan kesulitan tidur dan kualitas tidur yang lebih rendah.

Baca juga: Apa saja Fase Bulan?

4. Mempengaruhi Aktivitas Hewan

Bulan purnama dapat memengaruhi perilaku hewan. Beberapa hewan, seperti serigala, lebih aktif di malam hari saat bulan purnama. Hal ini mungkin karena cahaya bulan membantu mereka berburu mangsa.

Nah bagaimana? Sudah paham kan sekarang tentang istilah Wolf Moon, semoga bermanfaat ya.

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here