back to top

Proses Terbentuknya Nebula

RUANGANGKASA.COM – Dalam Galaksi Bimasakti terdapat banyak sekali benda-benda langit yang bertebaran. Salah satunya adalah nebula, mulai dari yang bisa diamati dengan mata telanjang seperti Nebula Orion, hingga nebula-nebula redup yang berada jauh di tepian galaksi. Lantas, tahukah kamu apa itu nebula dan bagaimana proses mereka terbentuk?

Nebula merupakan nama bagi awan gas dan debu yang mengambang bebas di ruang angkasa. Kurang dari 100 tahun yang lalu, orang-orang percaya bahwa alam semesta hanya terdiri dari galaksi kita saja. Dan sebelum tahun 1920-an, para astronom zaman dahulu percaya bahwa galaksi-galaksi (selain galaksi kita) yang mereka amati melalui teleskop mereka adalah nebula yang berada di dalam galaksi Bimasakti. Para astronom itu kemudian menyebutnya “nebula spiral”.

Namun, pemahaman itu berubah ketika seorang astronom bernama Edwin Hubble berhasil mengamati bintang-bintang dalam “nebula spiral” menggunakan teleskop berdiameter 100 inci di Observatorium Mount Wilson. Hubble kemudian mengemukakan bahwa “nebula spiral” tersebut bukan awan gas, tetapi galaksi lain selain galaksi Bimasakti. Dari sinilah diketahui bahwa Nebula Andromeda ternyata merupakan Galaksi Andromeda.

Baca juga: Mengamati Indahnya Kupu-Kupu Kosmik

Pemahaman manusia mengenai ukuran alam semesta pun ikut berubah. Kita sekarang tahu bahwa setidaknya ada 100 miliar galaksi lain, masing-masing terdiri dari ratusan miliar bintang, dan sebagian besar dai bintang-bintang itu bisa jadi memiliki planet. Banyak planet, kemungkinan juga banyak kehidupan. Dan semua itu datang dari mempelajari nebula.

Ruang Angkasa Bukanlah sebuah Ruang Hampa

Ruang angkasa tidak benar-benar kosong. Menurut para astronom, terdapat satu atau dua atom dalam satu meter kubik ruang angkasa, sehingga tidak tepat bila dianggap sebagai ruang hampa yang absolut.

Nebula mulai terbentuk ketika beberapa atom-atom itu saling berdekatan, sehingga mereka akan mulai menggumpal. Semakin banyak atom yang bersatu, semakin kuat pengaruh gravitasi mereka. Mereka akan mulai menarik lebih banyak partikel ke arah mereka.

Setelah ribuan tahun, atom-atom di ruang angkasa ini akan membentuk awan gas yang besar, dengan di beberapa area dalam awan gas tersebut bisa lebih padat dari daerah lainnya. Semakin banyak materi (yang sebagian besar merupakan hidrogen karena 99% dari alam semesta adalah hidrogen) terakumulasi, mereka lantas akan mulai runtuh dengan sendirinya, menghancurkan dirinya bersama-sama.

Pada titik kritis, kombinasi massa dan gravitasi yang kuat akan memicu terjadinya reaksi nuklir dan hidrogen mulai berfusi menjadi helium. Sebuah bintang pun lahir.

Cahaya dari bintang yang baru terbentuk itu mulai mendorong awan gas sisa di sekitarnya dengan partikel energetik yang dikenal sebagai angin bintang. Dorongan tersebut membuat banyak awan gas tersebut yang terkonsentrasi dalam satu wilayah, sehingga mulailah terbentuk sebuah planet.

Sebagian besar sisa gas lainnya lantas bergerak keluar, menjadi nebula lainnya untuk bentuk bintang-bintang baru, dan tentu lebih banyak planet, begitu seterusnya sampai nebula habis. Pada dasarnya, nebula adalah “pabrik” pembentukan bintang. Mereka adalah tempat di mana bintang dilahirkan, serta tentunya tempat di mana bintang mati.

Ya, bintang dapat mati dengan meledak dalam supernova untuk bintang-bintang bermassa besar. Ketika sebuah bintang kehabisan bahan bakar hidrogen atau helium, mereka akan runtuh dan kemudian meledak. Tapi jangan khawatir, Matahari kita stabil selama sekitar 5 miliar tahun lagi.

Baca juga: Memahami Proses Terbentuknya Tata Surya

Ledakan bintang akan mengirimkan materi dan gelombang kejut yang dapat mengganggu nebula di sekitarnya, sehingga menyebabkannya membentuk lebih banyak dan lebih banyak bintang.

Di alam semesta, setidaknya ada empat tipe nebula. 

Nebula Planeter

Proses Terbentuknya Nebula
NGC 6326, sebuah nebula planeter. Credit Wikipedia Commons

Walaupun ada kata “planet” dalam “planeter”, faktanya nebula jenis ini tidak ada planetnya sama sekali. Nebula ini disebut demikian karena ketika astronom William Herschel melihatnya pertama kali melalui teleskop kecilnya pada tahun 1780-an, ia mengira bentuknya menyerupai planet gas raksasa di tata surya kita, Uranus, yang baru ditemukannya juga.

Nebula planeter terbentuk ketika bintang bermassa rendah seperti Matahari mencapai batas akhir kehidupannya. Ketika bintang-bintang tersebut kehabisan bahan bakar untuk menyala, mereka akan runtuh, melontarkan lapisan terluarnya sebagai nebula dan meninggalkan intinya sebagai bintang kerdil putih yang dingin.

Contoh-contoh terbaik dari nebula planeter adalah Nebula Cincin (M57) di rasi bintang Lyra, Nebula Helix di rasi bintang Akuarius, dan Nebula Eskimo di rasi bintang Gemini.

 

Nebula Refleksi

Proses Terbentuknya Nebula
Bintang yang baru terbentuk menerangi awan kosmik di sekitarnya dalam gambar ini dari ESO’s La Silla Observatory di Chili. Partikel debu di awan besar yang mengelilingi bintang HD 97300 menyebarkan cahayanya, seperti lampu mobil dalam kabut yang menyelimuti, dan menciptakan pantulan nebula IC 2631. Meskipun HD 97300 sedang dalam sorotan untuk saat ini, debu yang membuatnya sangat sulit untuk melewatkan pemberitaan tentang kelahiran bintang masa depan tambahan yang berpotensi mencuri pemandangan. Credit Wikipedia Commons

Nebula refleksi merupakan jenis nebula yang tidak memancarkan cahaya tampak apa pun. Dengan kata lain, mereka tampak bersinar  karena ada sumber cahaya lain yang meneranginya, yang dalam hal ini tentu saja adalah bintang.

Nebula refleksi adalah area pembibitan bintang yang cukup aktif, terbukti dari kenampakannya yang selalu berwarna biru karena disinari oleh bintang-bintang mudanya yang cerah. Nebula Trifid (M20) dalam rasi bintang Sagitarius adalah contoh terbaik dari nebula refleksi.

Baca juga: Mengenal Galaksi Bima Sakti, Galaksi Tempat Tinggal Kita

Nebula Emisi

Nebula Emisi NGC 604. Credit Wikipedia Commons

Nebula emisi hampir sama dengan nebula refleksi. Bedanya, nebula emisi merupakan jenis nebula yang mengandung begitu banyak hidrogen yang terionisasi. Hidrogen ini berasal dari sinar ultraviolet bintang-bintang muda di sana. Ketika hidrogen yang terionisasi itu bergabung, maka akan memancarkan sinar dengan panjang gelombang yang lebih panjang di bagian merah dalam spektrum.

Itulah sebabnya nebula emisi berwarna kemerahan. Contoh nebula emisi yang bisa diamati dengan baik dari permukaan Bumi adalah Nebula Orion (M42). Kalau cuaca cerah, amatilah rasi bintang Orion, kamu bisa melihat nebula ini di dekat Sabuk Orion.

 

Nebula Gelap

Proses Terbentuknya Nebula
Nebula Kepala Kuda, salah satu Nebula gelap . Credit Wikipedia Commons

Betul, disebut nebula gelap karena ya tampilannya gelap. Nebula jenis ini akan menyerap atau mengaburkan cahaya yang datang dari sumber cahaya di belakangnya, yakni bintang-bintang dan nebula terang.

Contoh terkenal untuk nebula jenis ini di antaranya adalah Nebula Kepala Kuda, yang gambarnya bisa kamu lihat di atas. Bentuknya yang memang mirip dengan kepala kuda membuat nebula ini dijuluki sama dengan kenampakannya. Gelapnya Nebula Kepala Kuda sebagian besar disebabkan oleh debu yang sangat tebal di sana.

Itulah tadi penjelasan tentang nebula. Mereka menandai awal dan akhir riwayat sebuah bintang di alam semesta. Mereka bisa selebar ratusan tahun cahaya dari sisi ke sisi, bisa juga memiliki bentuk yang unik. Kalau kita bisa melintas di dalam nebula, rasanya akan sama seperti melintasi gas dan debu yang melayang-layang. Apa pun jenisnya, nebula menarik untuk diamati. Semoga bermanfaat.

 

*sumber infoastronomi.org

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here