RUANGANGKASA.COM – Bulan merupakan satelit alami Bumi dan merupakan satelit terbesar nomer 5 di sistem Tata Surya menurut planet yang di orbitnya. Bulan memiliki diameter 27%, kepadatan 60%, dan massa 1⁄81 (1.23%) dari Bumi. Di antara satelit alami lainnya, Bulan adalah satelit terpadat kedua setelah Io, satelit Jupiter. Namun, pernahkah Anda terpikirkan mengapa satelit Bumi disebut Bulan? Padahal, satelit milik planet lain memiliki nama-nama keren seperti Enseladus, Titan, maupun Demos.
Sebenarnya, Bulan memiliki nama yang berbeda-beda di berbagai kebudayaan manusia. Bangsa Romawi menyebutnya Bulan sebagai Luna, sedeangkan bangsa Yunani menyebutnya sebagai Selene. Mengapa ada berbagai penamaan yang berbeda?
Asal muasal nama Bulan adalah kisah yang sangat menarik. untuk dibahas. Manusia telah lama menyadari akan keberadaan bola putih besar di langit ini sejak mereka pertama kali menjelajahi planet Bumi. Penampilan Bulan pun juga selalu berubah seiring ia mengitari Bumi, dimulai dari fase Bulan Baru, perbani, purnama, hingga akan kembali lagi ke Bulan Baru.

Kita akan bahas dulu sejarah namanya dari bahasa Inggris. Satelit alami satu-satunya Bumi disebut sebagai “Moon” bagi penutur bahasa Inggris karena orang-orang di zaman kuno dulunya menggunakan Bulan untuk mengukur berapa lama periode satu bulan (month) di kalender.
Baca juga: Penjelasan Tentang Terjadinya Fase Bulan
Kata “Moon” dapat ditelusuri ke kata “Mōna”, istilah kuno dalam bahasa Inggris dari abad pertengahan. Mōna sendiri memiliki asal-usul yang mirip dengan kata dalam bahasa Latin, “Metri”, yang berarti mengukur, dan “Mensis”, yang berarti month.
Bulan disebut “Moon” dalam bahasa Inggris karena ia sempat digunakan untuk mengukur seberapa lama satu bulan kalender. Namun, ini hanya berlaku bagi kebudayaan atau para penutur bahasa Inggris saja. Seperti yang sudah disinggung di atas, Bulan juga dikenal sebagai Luna maupun Selene. Nama-nama lain ini diberikan karena, tampaknya, setiap kebudayaan memiliki kebebasan untuk menamai benda-benda langit pada zaman dulu.
Dengan demikian, sebutan atau nama bagi satelit alami BUmi kita ini pun dikembangkan oleh masing-masing kebudayaan, bukan dipilih secara serempak oleh seluruh manusia di Bumi. Hal itu pula lah yang membuat kita menyebutnya sebagai “Bulan”, bukan Moon, Luna, atau Selene.
Kata “Bulan” sendiri bisa ditelusuri ke rumpun bahasanya, yakni dari bahasa Proto-Melayu-Polinesia, cabang dari rumpun bahasa Austronesia yang memiliki jumlah penutur lebih dari 350 juta jiwa yang tersebar di Asia, termasuk di Indonesia. Karena berasal dari satu rumpun, kata “Bulan” untuk menyebut satelit alami Bumi kita juga digunakan dalam bahasa selain bahasa Indonesia lho, yakni bahasa Cebú, bahasa Hiligaynon, bahasa Tagalog, dan bahasa Melayu.
Lantas, mengapa satelit atu bulan yang mengitari planet lain memiliki nama tersendiri, sedangkan satelit atau bulan yang mengitari Bumi kita hanya disebut Bulan?
Baca juga: Misi Antariksa Ke Bulan
Semuanya bisa ditarik sejarahnya. Ketika satelit alami Bumi kita pertama kali dinamai oleh berbagai kebudayaan di Bumi, manusia hanya tahu informasi bahwa Bulan hanya ada satu, yaitu yang mengitari planet kita ini. Manusia bahkan mungkin belum tahu kalau ada planet lain selain Bumi saat itu.
Namun, semua itu berubah pada tahun 1610 ketika seorang astronom Italia, yang juga dijuluki sebagai Bapak Astronomi Modern, Galileo Galilei mengarahkan teleskopnya ke arah planet Jupiter. Galileo menemukan fakta bahwa Jupiter juga diorbiti bulannya tersendiri, bahkan Galileo melihat ada empat bulan sekaligus saat pertama mengamati itu.
Pasca penemuan Galileo, para astronom lain di seluruh Eropa juga berhasil menemukan lima bulan yang mengitari Saturnus selama tahun 1600-an. Benda-benda ini pun disebut sebagai bulan karena mereka tampak dekat dengan planet mereka, sama seperti Bulan yang dekat dengan Bumi.
Seiring dengan banyaknya bulan yang ditemukan mengitari planet selain Bumi, para astronom pun memberi nama-nama untuk memudahkan mereka mengidentifikasi bulan-bulan ini di kemudian hari. Banyak dari nama-nama bulan ini berasal dari mitologi Yunani, termasuk keempat bulan besar yang ditemukan Galileo, yaitu Io, Europa, Ganimede dan Kalisto.
Begitulah tadi penjelasan tentang awal mula mengapa pasangan kosmis Bumi disebut Bulan, dan bulan yang mengitari planet lain memiliki nama tersendiri.
Daftar Newsletter Kami
Dapatkan update artikel terbaru langsung di email Anda.