RUANGANGKASA.COM – Tahun 2020 tinggal menyisakan beberapa minggu lagi, namun masih menyimpan berbagai fenomena langit yang patut untuk diamati. Fenomena langit di bulan Desember ini akan dimulai dengan munculnya sebuah ‘asteroid’, dilanjutkan dengan hujan meteor. Selengkapnya kami akan bahas di bawah ini:
1. Tanggal 1 Desember 2020: Munculnya Asteroid 2020 SO
Di awal bulan Desember Bumi akan dilewati sebuah asteroid. Asteroid 2020 SO yang telah ditemukan sebelumnya pada bulan September 2020 oleh sebuah sistem penyigian langit Pan-STARRS di Observatorium Haleakala, Hawaii, Amerika Serikat. Menurut Marufin Sudibyo astronom Indonesia mengatakan, “Asteroid 2020 SO sekarang diduga kuat bukanlah asteroid. Melainkan sampah antariksa roket tingkat 2 (Centaur) dari misi antariksa tak-berawak Surveyor 2 yang ditujukan ke Bulan.”
2. Tanggal 6 Desember 2020: Hujan Meteor Puppid-Velid

Di tanggal 6 Desember langit akan kedatangann fenomena hujan meteor. Hujan meteor Puppid-Velid, hujan meteor ini termasuk dalam hujan meteor minor, yakni yang memiliki intensitas kemunculan meteor yang tidak terlalu banyak. Pada puncaknya, akan ada 10 meteor per jam yang bisa diamati. Hujan meteor Puppid-Velid memiliki titik radian di rasi bintang Vela. Titik radian adalah titik kemunculan meteor-meteor di langit. Nah, rasi bintang Vela akan berada di langit arah tenggara mulai pukul 00.00 tengah malam. Dengan begitu, inilah waktu yang ideal untuk memulai pengamatan.
Dalam melakukan pengamatan atau melihat fenomena hujan meteor, tidak perlu teleskop atau teropong untuk mengamatinya. Kenampakan meteor yang bergerak cepat justru akan menyulitkan kalau kamu menggunakan teleskop untuk melihatnya. Yang kamu lebih butuhkan adalah area pengamatan dengan medan pandang yang luas, minim polusi cahaya, dan cuaca yang cerah. Kamu cukup berbaring di kursi santai sambil menatap langit semalaman.
3. Tanggal 8 Desember: Fase Bulan Perbani Akhir

Di tanggal 8 Desember akan terjadi puncak fase perbani akhir akan terjadi pada 8 November 2020 pukul 07.36.32 WIB. Bulan berjarak 375.110 km dari Bumi (geosentris) dengan magnitudo visual -10,13 dan diameter sudut 31,9 menit busur serta terletak pada konstelasi Leo. Bulan akan terbit di sekitar tengah malam dari arah Timur-Timur Laut, kemudian berkulminasi di arah Utara ketika terbit Matahari dan terbenam dari arah Barat-Barat Laut setelah tengah hari.
Perbani akhir adalah ketika Bulan muncul separuh bagian saja. Pada fase ini, Bulan akan terbit saat tengah malam, mencapai titik tertinggi di langit pada sekitar pukul 6 pagi, dan akan terbenam saat tengah hari.
4. Tanggal 13 Desember: Perige Bulan

Perige Bulan adalah titik terdekat Bulan dengan Bumi. Peristiwa ini akan terjadi pada pukul pukul 03.34.36 WIB dengan jarak 361.757 km, iluminasi 4,73% (fase sabit akhir), magnitudo visual -6,40 dan lebar sudut 1,56 menit busur. Bulan terletak di konstelasi Libra ketika perige, akan tetapi baru dapat disaksikan sejak pukul 04.00 WIB hingga terbit Matahari dikarenakan Bulan masih di bawah ufuk ketika puncak perige.
5. Tanggal 13 Desember: Konjungsi Bulan terhadap Venus

Bulan sabit tua berjumpa dengan Venus sebelum fajar menyingsing. Venus terbit lebih dahulu pada pukul 03:49 WIB disusul Bulan sabit 4% terbit pukul 03:52 WIB. Keduanya hanya terpisah 1,6º dan berada pada ketinggian 24,8º ketika Matahari terbit. Pada saat yang sama di sebagian wilayah Amerika dan Eropa bisa menyaksikan peristiwa Venus diokultasi oleh Bulan.
6. Tanggal 13-14 Desember: Puncak Hujan Meteor Geminid

Hujan Meteor Geminid adalah hujan meteor yang titik radian (titik asal munculnya meteor)-nya berada di konstelasi Gemini. Hujan meteor ini aktif sejak 4 Desember hingga 17 Desember dan puncaknya pada 14 Desember sekitar dini hari ketika berada di titik tertinggi (kulminasi).
Hujan Meteor Geminid berasal dari sisa debu asteroid Phaethon (1983 TB) yang mengorbit Matahari dengan periode 524 hari atau 1,43 tahun. Asteroid Phaethon tergolong dalam keluarga Asteroid Apollo dengan orbit sangat lonjong dan kemiringan orbit 22 derajat. Intensitas maksimum hujan meteor ini bervariasi sesuai dengan fase Bulan ketika terjadinya puncak hujan meteor. Intensitas maksimum terendah yang pernah tercatat mencapai 109 meteor per jam ketika fase Bulan baru di tahun 2012, sedangkan intensitas maksimum tertinggi mencapai 253 meteor per jam ketika fase Bulan perbani di tahun 2014.
Hujan Meteor Geminid dapat kita saksikan sejak pukul 20.00 WIB pada malam sebelumnya (13 Desember) hingga pukul 05.00 WIB keesokan paginya (14 Desember) dengan intensitas berkisar 86 hingga 107 meteor per jam untuk wilayah Indonesia dan ketinggian titik radian ketika kulminasi bervariasi mulai 45 derajat (Pulau Rote) hingga 62 derajat (Pulau Weh).
7. Tanggal 14 Desember: Gerhana Matahari Total (GMT)

Gerhana Matahari Total terakhir di tahun 2020 akan terjadi di tanggal 14 Desember. Namun gerhana matahari ini tidak melewati Indonesia, hanya dua negara yang akan dilalui jalur Gerhana Matahari Total, yakni Chile dan Argentina. Gerhana Matahari Total akan terjadi pada sekitar pukul 23.01 WIB hingga 23.06 WIB, dimana pada saat itu Indonesia sudah kondisi malam hari.
Selain melwati dua negara tadi, gerhana Matahari juga akan melewati beberapa negara lainnya, namun bukan gerhana Matahari total tapi gerhana Matahari parsial. Diantaranya yakni Pitcairn (58%), Brasil (67%), Uruguay (73%), Kepulauan Falkland (66%), Saint Helena (89%), Afrika Selatan (73%), Namibia (78%), dan Angola (46%).
8. Tanggal 17 Desember: Segitiga Bulan, Jupiter dan Saturnus

Bulan sabit muda membentuk segitiga bersama Jupiter dan Saturnus dan bisa diamati sejak Matahari terbenam sampai ketiga objek ini terbenam beriringan. Bulan, Jupiter, dan Saturnus bisa diamati pada ketinggian 29º di barat daya, dengan Bulan berada 2,9º di selatan Saturnus dan Jupiter. Jupiter dan Saturnus akan terpisah sekitar 1º sama lain, sementara untuk Bulan akan berada sekitar 4º dari Jupiter dan 3º dari Saturnus. Jupiter akan terbenam lebih dulu pukul 20:20 WIB, disusul Saturnus satu menit kemudian dan Bulan 23 menit setelah Saturnus terbenam.
9. Tanggal 20 Desember: Konjungsi Superior Merkurius

Planet Merkurius akan berada pada posisi dekat dengan Matahari di langit sehingga planet ini menghilang dan tidak akan tampak bagi pengamat di Bumi. Pada saat konjungsi superior, Matahari berada di antara Merkurius dan Bumi, dan hanya terpisah 1,45°dari Matahari. Ketika Merkurius sedang berada pada posisi terjauhnya dari Bumi, ia akan berada pada jarak 1,45 AU dari Bumi. Jika Merkurius bisa diamati, maka planet ini sangat redup dengan diameter piringan 4,6 detik busur.
Peristiwa konjungsi inferior Merkurius menandai akhir kenampakan planet ini kala fajar dan mulai bertransisi untuk hadir kala senja dalam beberapa minggu lagi.
10. Tanggal 21 Desember: Solstice (Winter Solstice – Belahan Utara , Summer Solstice – Belahan Selatan)

Titik balik musim dingin bagi masyarakat di Belahan Bumi Utara dan titik balik musim panas bagi masyarakat di Bumi Belahan Selatan. Selain itu juga, bagi penduduk di belahan selatan, ini merupakan siang terpanjang dan bagi mereka yang berada di utara, ini adalah malam terpanjang. Titik balik musim dingin akan terjadi tanggal 21 Desember pukul: 17:02 WIB, ketika Matahari berada di rasi Sagittarius.
11. Tanggal 21 Desember: Super Konjungsi Jupiter – Saturnus

Planet Jupiter dan Saturnus akan berada pada posisi terdekatnya atau super konjungsi, dan hal ini merupakan fenomena sangat langka yang terjadi pertama kalinya dalam 800 tahun terakhir. Kedua planet akan terlihat sejajar dari Bumi bila diamati, selayaknya satu bintang tunggal dengan cahaya yang terang.
Karena Jupiter lebih cepat dalam mengitari Matahari, secara berkala, Jupiter akan menyusul Saturnus, menyebabkan super konjungsi seperti ini terjadi rata-rata sekali setiap 19,6 tahun.
Baca juga: Jupiter dan Saturnus akan Sangat Dekat untuk Pertama Kalinya Dalam 800 Tahun
12. Tanggal 22 Desember: Fase Bulan Perbani Awal

Sama dengan fase Bulan perbani akhir, Bulan akan muncul separuh bagian saja pada fase ini. Bedanya, perbani awal adalah fase tujuh hari setelah fase Bulan Baru, sehingga Bulan akan terbit pada tengah hari, mencapai titik tertinggi di langit sekitar pukul 18.00 sore, dan akan terbenam pada tengah malam. Puncak fase perbani awal akan terjadi pada 22 Desember 2020 pukul 06.41.15 WIB. Bulan berjarak 400.551 km dari Bumi (geosentris) dengan diameter sudut 29,8 menit busur dan magnitudo visual -10,13 serta terletak pada konstelasi Pisces. Bulan akan terbit setelah tengah hari dari arah Timur, kemudian berkulminasi di arah Selatan setelah terbenam Matahari dan Bulan terbenam dari arah Barat setelah tengah malam.
13. Tanggal 23 Desember: Puncak Hujan Meteor Ursid

Hujan Meteor Ursid adalah hujan meteor yang titik radian (titik asal munculnya meteor)-nya berada di konstelasi Ursa Minor. Hujan meteor ini aktif sejak 17 Desember hingga 26 Desember dan puncaknya pada 23 Desember sebelum terbit Matahari untuk pengamat di Indonesia.
Hujan Meteor Ursid berasal dari sisa debu komet 8P/Tuttle yang mengorbit Matahari dengan periode 13,6 tahun. Komet ini memiliki orbit yang sangat lonjong dan kemiringan orbit 54,9 derajat. Intensitas maksimum hujan meteor ini berkisar 10 meteor per jam. Sayangnya, hanya pengamat di belahan Utara yang mendapatkan kesempatan terbaik mengamati hujan meteor ini. Pengamat yang terletak di 50 LS atau lebih Selatan lagi tidak dapat menyaksikan hujan meteor Ursid.
Hujan Meteor Ursid dapat disaksikan sejak pukul 01.00 waktu lokal hingga sebelum terbit Matahari dengan intensitas berkisar 1 hingga 2 meteor per jam untuk wilayah Indonesia dan ketinggian titik radian ketika kulminasi bervariasi mulai 5 derajat (Kendari, 40 LS) hingga 16 derajat (Pulau Weh, 60 LU).
14. Tanggal 24 Desember: Konjungsi Bulan dengan Mars

Planet Mars akan ditemani oleh Bulan pada tanggal 24 Desember. Keduanya akan terpisah sejauh 5° satu sama lain, atau setara lebar jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis yang ditumpuk. Kita dapat melakukan pengamatan pada pukul 18.30 sore waktu setempat daerahmu, di mana keduanya akan berada hampir di langit atas kepala. Mereka kemudian akan mencapai titik tertinggi di langit pada pukul 19.00 malam waktu setempat daerahmu, yakni pada ketinggian 73° di atas cakrawala utara. Keduanya bisa terus dapat diamati hingga sekitar pukul 00.30 tengah malam waktu setempat daerahmu, ketika pada akhirnya mereka terbenam di barat. Dalam pandangan mata telanjang, Mars hanya akan muncul bagai bintang merah terang dengan magnitudo visual -0,5. Sementara itu, Bulan yang sudah berusia 9 hari akan muncul dengan magnitudo visual -12,1.
15. Tanggal 24 Desember: Apoge Bulan

Bulan akan berada pada titik terjauh Bumi atau apoge pada pukul 23.28.14 WIB dengan jarak geosentris 405.046 km, iluminasi 74,49% (fase benjol awal), magnitudo visual -11,1 dan lebar sudut 21,98 menit busur. Bulan terletak di konstelasi Pisces ketika apoge dan baru dapat disaksikan mulai pukul 13.40 WIB di arah Timur dan terbenam keesokan harinya pada pukul 01.40 WIB di arah Barat.
16. Tanggal 25 Desember: Munculnya Asteroid 501647 (2014 SD224)
Di tanggal 25 Desember, asteroid 501647 (2014 SD224) yang memiliki diameter 123 meter ini akan lewat dekat Bumi. Asteroid 501647 (2014 SD224) adalah asteroid dekat-bumi kelas Aten, sehingga memiliki orbit yang bisa bersinggungan dengan orbit Bumi. Adapun, kondisi asteroid ini lewat di dekat bumi akan berada dalam jarak 7,9 kali lipat jarak rata-rata Bumi-Bulan.
17. Tanggal 30 Desember 2020: Fase Bulan Purnama

Fenomena langit di akhir tahun 2020, akan ditutup dengang fase Bulan purnama. Puncak Bulan Purnama kali ini terjadi pada tanggal 30 Desember 2020 pukul 10.28.12 WIB. Bagi wilayah Indonesia Timur dan Indonesia Tengah, puncak purnama akan beriringan dengan tengah hari.
Secara tradisional, Bulan purnama yang jatuh di bulan Desember dinamakan Bulan Dingin Penuh (Full Cold Moon) dan Bulan Malam Panjang Penuh (Full Long Night’s Moon) karena pada saat itu di belahan Bumi bagian Utara, suhu menjadi sangat dingin dan durasi malam sangat panjang. Selain itu, Bulan purnama kali ini juga dinamakan Bulan Ek Penuh (Full Oak Moon) karena di bulan ini, pohon ek masih dapat tumbuh di musim dingin belahan Utara meskipun tertutupi salju.
Begitulah tadi, berbagai fenomena langit yang akan terjadi di bulan Desember 2020. Jangan sampai terlewatkan untuk mengamatinya, catat tanggalnya, selamat mengamati!
Baca juga: Memilih Teleskop Bintang dan Rekomendasi Teleskop Terbaik untuk Pemula
Daftar Newsletter Kami
Dapatkan update artikel terbaru langsung di email Anda.