back to top

Mengenal Planet Bumi, Rumah Kita

RUANGANGKASA.COM – Bumi, merupakan salah satu dari planet di tata surya yang juga berpusat pada matahari. Sama dengan planet yang lain, Bumi juga melakukan revolusi bumi dan juga rotasi bumi. Bumi menduduki posisi ketiga (jarak dari matahari) setelah planet Merkurius dan planet Venus. Mengenai Bumi sendiri, saya yakin pasti semua orang telah mengenal dengan baik, karena bumi sendiri merupakan rumah dimana manusia (kita) tinggal.

Mengenal Planet Bumi, Rumah Kita
Foto Planet Bumi dari luar angkasa. Credit NASA

Bumi merupakan planet yang paling istimewa. Dikatakan paling istimewa karena planet bumi merupakan satu- satunya planet yang cocok untuk dihuni makhluk hidup. Bukan hanya manusia, namun juga binatang dan tumbuh- tumbuhan. Suhu udara di Bumi tidak panas, namun juga tidak dingin. Bumi mendapatkan perlindungan dari atmosfer, sehingga suhu di bumi tidak terlalu panas, namun hangat. Karena letaknya yang tidak terlalu jauh dengan matahari, maka Bumi juga memperoleh sinar matahari cukup, sehingga mendukung proses kehidupan makhluk hidup.

Baca juga: Memahami Proses Terbentuknya Tata Surya

Selain perihal suhu dan juga kecukupan sinar matahari, yang membuat bumi menjadi planet istimewa adalah ketersediaan air sebagai salah satu sumber daya yang paling vital bagi makhluk hidup. Tanpa adanya air,  manusia, binatang dan tumbuh- tumbuhan tidak akan bisa bertahan hidup lama. Planet- planet yang lain hanya mempunyai ketersediaan air yang terbatas. Sementara Bumi mempunyai air yang melimpah yang mempunyai siklus. Sehingga sebanyak apapun air yang digunakan, ketersediaannya tetaplah mencukupi. Inilah yang membuat makhluk hidup dapat bertahan hidup di Bumi.

Pemberian Nama Bumi

Berbeda dari planet lain di Tata Surya, nama Bumi tidak berasal dari nama dewa Yunani ataupun Romawi. Bumi atau Earth (bahasa inggris), berasal dari bahasa Jerman kuno, Erde, dan bahasa Inggris kuno Eorthe, yang berarti tanah. Sementara itu, Bumi justru berasal dari bahasa sansekerta Bhumi yang juga berarti tanah.

Bumi adalah tempat kita berpijak dan rumah bagi makhluk hidup. Tentunya makhluk hidup yang kita kenal seperti manusia, hewan, tumbuhan, jamur, mikroorganisme. Dari Bumi inilah manusia mencoba mempelajari benda-benda langit yang dilihatnya. Sehingga akhirnya kita pun mengetahui bahwa Bumi adalah salah satu planet yang mengelilingi Tata Surya.

Kehidupan Di Bumi

Bumi memang unik. Planet ketiga dari Tata Surya ini merupakan planet terbesar kelima dalam sistem yang mengelilingi Matahari. Di antara semua planet, Bumi memang memiliki kemiripan dengan Venus sehingga sering dianggap dua planet kembar. Tapi ukuran Bumi sedikit lebih besar dari Venus yakni 12.756 km dengan massa 5.972.000.000.000.000.000.000.000 kg (5,9 triliun triliun).

Mengenal Planet Bumi, Rumah Kita
Kehidupan di Planet Bumi. Credit Photo by Ales Krivec on Unsplash

Meskipun Bumi memiliki kemiripan dengan Venus dan dianggap kembar, tetap saja ada perbedaan. Bumi merupakan planet yang punya kehidupan. Bahkan sampai saat ini belum ada planet lain di Tata Surya maupun di bintang lain yang memiliki kehidupan seperti di Bumi.

Kehidupan di Bumi bisa terbentuk dan bertahan, karena Bumi punya air dalam wujud cair. Diperkirakan, 71% permukaan Bumi adalah lautan sedangkan daratan hanya 29%. Dari seluruh air yang ada di Bumi, 97% adalah air asin dan hanya ada 3% air tawar.

Baca juga: Pembuktian Bahwa Bumi Mengelilingi Matahari

Bumi bisa punya lautan karena planet yang juga rumah kita ini berada pada jarak yang ideal dari Matahari. Bumi berada pada jarak 150.000.000 km dari Matahari. Pada jarak tersebut, temperatur permukaannya cukup hangat yakni 14ºC sehingga air di permukaan Bumi bisa tetap cair. Seandainya Bumi terlalu dekat dengan matahari, maka air bisa menguap sedangkan kalau terlalu jauh, air justru membeku jadi es.

Meskipun temperatur permukaan Bumi 14ºC, secara umum temperatur di Bumi bervariasi, dari – 90ºC — 70ºC. Dari catatan pemantauan temperatur di Bumi, area terpanas adalah Gurun Lut di Iran dengan temperatur 70,7ºC dan yang paling dingin di Dataran Tinggi Antartika, tepatnya di lokasi stasiun Vostok dengan temperatur -89,2ºC.

Ketika Bumi Berputar

Sama seperti planet lainnya, Bumi juga berotasi pada porosnya sekaligus juga bergerak mengelilingi Matahari. Ketika Bumi berputar pada porosnya, kita bisa merasakan efeknya, yakni terjadinya siang dan malam. Ketika Bumi berputar, sisi permukaan Bumi yang berhadapan dengan Matahari akan menerima cahaya sedangkan sisi yang tidak berhadapan dengan Matahari, tidak menerima cahaya dan mengalami kegelapan. Bagian permukaan Bumi yang menerima cahaya inilah yang mengalami siang, sedangkan daerah yang gelap mengalami malam.

Mengenal Planet Bumi, Rumah Kita
Rotasi Bumi. Credit Wikipedia.org

Seharusnya, malam hari di Bumi itu gelap gulita. Akan tetapi, Bumi punya satelit bernama Bulan yang memantulkan cahaya Matahari sehingga malam pun masih cukup terang. Bulan adalah satu-satunya satelit pengiring Bumi. Kehadiran Bulan juga sangat membantu Bumi dalam mengatur kestabilan iklim di Bumi.

Tak cuma itu. Poros Bumi tidak tegak lurus melainkan miring 23,5º. Kemiringan tersebut berpengaruh pada perubahan musim di Bumi (musim panas, dingin, gugur dan semi). Karena sumbu yang miring dan Bumi juga berputar mengelilingi Matahari, ada kalanya kutub Utara lebih dekat ke Matahari dan lebih banyak menerima cahaya Matahari, dan sebaliknya.

Selain siang malam dan pergantian musim, rotasi dan revolusi Bumi juga menjadi penentu waktu di Bumi. Waktu yang dibutuhkan Bumi untuk berputar pada porosnya inilah yang didefinisikan sebagai satu hari, sedangkan waktu untuk mengitari Matahari didefinisikan sebagai satu tahun.

Waktu yang dibutuhkan Bumi untuk berputar pada sumbunya tidak tepat 24 jam melainkan 23 jam 56 menit 4 detik. Perbedaan waktu rotasi selama hampir 4 menit ini terjadi karena selain berputar pada sumbunya, Bumi juga mengelilingi Matahari. Karena itu, patokan yang digunakan untuk penentuan hari adalah waktu yang dibutuhkan Matahari untuk kembali ke posisi yang sama. Supaya Matahari kembali ke titik yang sama maka dalam setiap satu putaran, Bumi harus menambah 1 derajat agar Matahari kembali pada posisi yang sama. Itu satu hari.

Baca juga: Ketika Seluruh Planet Di Tata Surya Sejajar

Untuk menyelesaikan satu putaran mengelilingi Matahari, planet Bumi berputar pada porosnya sebanyak 366,25 kali atau selama 365,25 hari untuk mengelilingi Matahari. Tapi, satu tahun yang kita kenal adalah 365 hari.

Jadi, jika satu tahun 365,25 hari tentu membingungkan untuk pergantian tahun. Maka disepakati satu tahun “hanya” 365 hari dan sisa 1/4 hari digabungkan dengan sisa 1/4 hari tahun-tahun berikutnya. Akibatnya, setiap 4 tahun, ada penambahan satu hari menjadi 366 hari. Tahun tersebut dikenal sebagai tahun kabisat.

Struktur & Atmosfer Bumi

Sama halnya seperti Merkurius, dan Venus, Bumi adalah planet yang disusun oleh batuan. Bahkan, Bumi adalah planet batuan terbesar di antara 4 planet batuan di Tata Surya.

Bumi termasuk planet yang berlimpah dengan air dan permukaannya selalu mengalami perubahan sejak terbentuk 4,6 miliar tahun lalu. Perubahan itu terjadi akibat erosi maupun aktivitas tektonik seperti gempa bumi.

Mengenal Planet Bumi, Rumah Kita
Struktur dan asmosfir Bumi. Credit Wikipedia.org

Sama seperti planet lainnya, Bumi juga bentuknya bulat meskipun tidak bulat sempurna. Bumi berbentuk bulat pipih dengan area khatulistiwa agak gendut atau menonjol. Jadi, diameter daerah khatulistiwa lebih besar sekitar 43 km dibanding diameter yang diukur dari kutub ke kutub.

Di dalam Bumi atau lebih tepatnya di bawah permukaan Bumi, ada beberapa lapisan sampai ke inti Bumi. Lapisan terluar yang jadi permukaan tempat kita berpijak adalah kerak batuan yang temperaturnya “cuma’ 22ºC. Akan tetapi, jika kita bisa masuk ke dalam Bumi, maka lapisan di bawah permukaan ini akan semakin panas. Di bawah kerak batuan, ada mantel yang disusun oleh campuran beragam batuan cair dan mineral yang didominasi oleh silikat. Unsur lainnya yang membentuk lapisan ini adalah besi, oksigen, magnesium, dan alumunium.  Pada lapisan inilah terjadi pergerakan lempeng tektonik yang bisa menyebabkan terjadinya gempa saat saling bertabrakan.

Mantel batuan panas ini temperaturnya sekitar 3000ºC dengan ketebalan 2900 km! Mantel Bumi terbagi dua yakni mantel atas yang disusun oleh campuran batuan cair sedangkan mantel bawah merupakan batuan padat. Semakin ke inti, maka semakin panas. Di bawah mantel batuan ada inti luar cair dengan suhu 4400ºC. Inti luar cair ini disusun dari perpaduan besi, nikel, belerang, dan oksigen. Lapisan paling dalam adalah inti dalam berupa bola logam padat yang disusun oleh paduan besi dan nikel. Temperaturnya, 5400ºC!

Bumi juga punya lapisan gas yang cukup tebal yang kita kenal sebagai atmosfer. Lapisan atmosfer Bumi kaya dengan gas nitrogen dan oksigen. Jika di Venus kehadiran atmosfer karbon dioksida membuat planet tersebut jadi sangat panas, atmosfer Bumi justru memegang peran penting untuk menjaga temperatur permukaan tetap hangat. Selain itu, atmosfer juga berfungsi sebagai perisai yang melindungi Bumi dari meteoroid. Tanpa atmosfer, laut membeku dan kehidupan pun tak pernah bisa bertahan.

Melihat Bumi Dari Antariksa

Kalau kita keluar dan melihat ke langit, kita bisa melihat planet-planet lain. Ada yang bisa dilihat dengan mata telanjang seperti Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus, ada pula yang membutuhkan teleskop seperti Uranus dan Neptunus.

Tapi bagaimana dengan penampakan Bumi? Mirip dengan ketika kita melihat planet lain yang hanya tampak sebagai titik terang di langit malam, Bumi pun tampak seperti titik redup di langit. Untuk memuaskan keingintahuan kita, kami tampilkan beberapa foto Bumi yang dipotret oleh Wahana Antariksa yang sedang menjelajah Tata Surya.

Mengenal Planet Bumi, Rumah Kita
Foto Bumi terbit yang dilihat dari Bulan. Foto pertama Bumi ini dipotret oleh Lunar Orbiter 1 pada tanggal 23 August 1966. Kredit: NASA

Foto pertama Bumi diambil oleh Lunar Orbiter 1 yang memperlihatkan Bumi terbit dilihat dari Bulan. Foto hitam putih ini menjadi saksi sejarah untuk pertama kalinya kita bisa melihat bentuk Bumi dari jauh. Foto Bumi terbit berwarna baru dipotret pada tahun 1968 oleh astronaut William Anders dalam misi Apollo 8. Dan foto Bumi, si Kelereng Biru yang terkenal dipotret pada tahun 1972 saat misi Apollo 17.

Mengenal Planet Bumi, Rumah Kita
Foto berwarna Bumi terbit ini dipotret pada tanggal 24 December 1968 oleh Misi Apollo 8. Kredit: NASA
Mengenal Planet Bumi, Rumah Kita
Foto Bumi si Kelereng Biru yang dipotret oleh misi Apollo 17. Kredit: NASA

Foto Bumi dari jarak terjauh sampai saat ini dipotret oleh Wahana Voyager 1 pada tahun 1990 dari jarak 6 miliar km atau lebih jauh dari Neptunus. Bumi tampak seperti titik biru pucat, dan dari foto inilah julukan Bumi, Si Titik Biru Pucat, diberikan oleh Carl Sagan.

Mengenal Planet Bumi, Rumah Kita
Bumi, si Titik Biru Pucat yang dipotret Voyager 1 dari jarak 6 miliar km. Kredit: NASA

Foto lainnya berasal dari Wahana Cassini di Saturnus, Wahana MESSENGER dari Merkurius, dan Mars Reconnaissance Orbiter yang memotret Bumi dan Bulan.

Mengenal Planet Bumi, Rumah Kita
Pasangan Bumi dan Bulan yang dipotret Wahana MESSENGER dari jarak 98 juta km pada tanggal 19 Juli 2013. Kredit: NASA/JHUAPL/CIW

Masa Depan Bumi

Perkiraan mengenai berapa lama lagi Bumi sanggup menopang kehidupan berkisar dari 500 juta tahun hingga 2,3 miliar tahun dari sekarang. Masa depan Bumi berkaitan erat dengan Matahari. Akibat penumpukan helium di inti Matahari, luminositas total Matahari akan meningkat secara perlahan. Luminositas Matahari akan meningkat sebesar 10% dalam waktu 1,1 miliar tahun ke depan dan 40% dalam waktu 3,5 miliar tahun. Peningkatan radiasi yang mencapai Bumi cenderung memiliki dampak yang mengerikan, termasuk menghilangnya lautan di planet ini.

Baca juga: Penamaan Bulan Sebagai Satelit Bumi

Meningkatnya suhu di permukaan Bumi akan mempercepat siklus CO2 anorganik, mengurangi konsentrasi yang akan menyebabkan kematian tanaman di Bumi (10 ppm untuk fotosintesis C4), yang diperkirakan terjadi pada 500-900 juta tahun ke depan. Kurangnya vegetasi akan menyebabkan ketiadaan oksigen di atmosfer, sehingga hewan akan punah dalam beberapa juta tahun lagi. Miliaran tahun kemudian, semua air di permukaan Bumi akan habis dan suhu global akan mencapai 70 °C (158 °F). Bumi diperkirakan efektif untuk dihuni dalam waktu 500 juta tahun dari sekarang, namun jangka huni ini mungkin bisa diperpanjang hingga 2,3 miliar tahun jika nitrogen di atmosfer habis. Bahkan jika Matahari tetap ada dan stabil, 27% air di samudra akan turun ke mantel Bumi dalam waktu satu miliar tahun lagi akibat berkurangnya ventilasi uap di punggung tengah samudra.

Mengenal Planet Bumi, Rumah Kita
Siklus hidup Matahari. Credit wikipedia.org

Matahari akan berevolusi menjadi raksasa merah sekitar 5 miliar tahun lagi. Radius Matahari diperkirakan akan lebih luas 250 kali dari radius sekarang, atau sekitar 1 SA (150 juta km). Sedangkan nasib Bumi masih belum jelas. Sebagai raksasa merah, Matahari akan kehilangan massa sekitar 30%. Akibatnya, tidak ada efek pasang surut, dan orbit Bumi akan berpindah 1,7 SA (250 juta km) dari Matahari saat bintang raksasa tersebut mencapai radius maksimum. Bumi diperkirakan akan melindungi dirinya dengan cara memperluas atmosfer luarnya. Meskipun demikian, kehidupan di Bumi tetap akan punah akibat meningkatnya tingkat luminositas Matahari (dengan tingkat luminositas 5.000 kali lebih besar dari sekarang).

Penelitian pada tahun 2008 menunjukkan bahwa orbit Bumi akan rusak karena efek pasang surut dan daya tarik Matahari, sehingga Bumi akan memasuki atmosfer Matahari dan menguap akibat panas. Setelah peristiwa ini terjadi, inti Matahari akan luruh menjadi katai putih dan lapisan luarnya dimuntahkan ke angkasa menjadi nebula planet. Materi Bumi di dalam Matahari akan dilepaskan ke angkasa antarbintang, yang di kemudian hari mungkin akan membentuk planet generasi baru dan benda langit lainnya.

 

*diolah dari berbagai sumber

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here