Rasi Bintang Sagittarius Sang Pemanah

RUANGANGKASA.COM – Rasi bintang Sagittarius digambarkan sebagai seekor Centaurus yang sedang membawa busur panah, dengan menggunakan simbol ♐. Rasi bintang Sagittarius merupakan salah satu dari dari 88 rasi bintang modern. Rasi bintang Sagittarius berada di langit selatan, Persatuan Astronomi Internasional (IAIU) menyatakan bahwa Matahari akan berada di rasi bintang Sagittarius mulai tanggal 18 Desember sampai 21 Januari. Sedangkan rentang waktu orang yang berzodiak Sagittarius menurut ilmu astrologi adalah dari tanggal 22 November sampai 21 Desember.

Terima kasih telah membaca artikel ini, jangan lupa untuk berlangganan artikel!

Mengamati rasi bintang Sagittarius

Rasi Bintang Sagittarius Sang Pemanah
Peta bintang Sagittarius. Credit wikipedia.org

Dari belahan bumi utara, Sagittarius hanya dapat dilihat di langit malam musim panas, dekat kaki langit di selatan, dari Juni hingga awal September. Sagittarius, yang terletak antara rasi Ophiucus dan rasi Capricornus, merupakan salah satu rasi paling tua yang telah dikenali orang sejak zaman dahulu dalam berbagai peradaban. Satu hal yang membuat rasi ini istimewa adalah karena Bima Sakti terlihat melewatinya, terutama pada bagian padat Bima Sakti yang sangat kaya bintang, sehingga menambah kecantikan sang pemanah ini. Oleh karena itu akan mudah menemukan rasi ini di langit malam dengan mengikuti jalur Bima Sakti, ke bagian yang paling padatnya. Pengamat yang tinggal di belahan bumi selatan punya keberuntungan lebih untuk menikmati keindahan ini daripada pengamat yang tinggal di belahan bumi utara. Meskipun demikian, sayangnya, keadaan langit malam di kota-kota besar negara kita sulit memungkinkan kita melihat kecantikan Bima Sakti.

Baca juga: Sejarah Penetapan 88 Rasi Bintang di Langit

Saat terbaik untuk melihat rasi bintang ini dimulai minggu ketiga bulan Juni (berpedoman kota Jakarta). Pada pukul 18:00 WIB, rasi bintang ini sudah berada di ufuk timur. Pada 7 Juli, jam 24:00 WIB ada di meridian (lingkaran yang menghubungkan titik utara dan selatan yang melewati puncak langit, midnight culmination date). Ketinggian dari titik selatan sekitar 70 derajat. Pada awal Januari jam 18:00 WIB sudah terbenam bersamaan dengan terbenamnya Matahari (sebut Matahari berada di rasi bintang Sagittarius. Dalam ranah lain, orang yang lahir kala itu ber-Zodiak Sagittarius). Jadi sepanjang malam tidak dapat dilihat sampai bulan Juni berikutnya.

Bintang-bintang di rasi ini relatif cemerlang, bahkan dari kota Jakarta pun masih jelas terlihat. Adapun bentuk formasinya juga mudah dilihat secara kasat mata. Tentu saja dalam kondisi cerah.

Berbagai objek di rasi bintang Sagittarius 

Rasi Bintang Sagittarius Sang Pemanah
Tampak pada foto ini Nova Sagittarii 2015 ditandai dengan diapit oleh dua segitiga warna hijau. Sumber : Eko Hadi G 2015

Terdapat banyak gugus bintang dan nebula pada rasi kesembilan dalam rasi zodiak ini. Salah satu gugus bintang paling terang di rasi ini adalah Messier 55, yang terlihat di bagian baratnya. Nebula yang terdapat di rasi ini antara lain Lagoon Nebula (Messier 8) yang terlihat menakjubkan melalui teleskop, Omega Nebula (Messier 17) yang dikenal juga sebagai nebula tapal kuda (horseshoe nebula), dan Trifid Nebula (Messier 20), sebuah nebula besar yang mengandung banyak bintang muda dan panas. Lagoon Nebula, Trifid Nebula, dan NGC 6559 jika dikelompokkan akan membentuk suatu kelompok yang dikenal sebagai Sagittarius triplet. Bintang-bintang terang di rasi ini bisa dilihat membentuk teko teh (teapot). Lucunya, oleh karena itu Bima Sakti dapat dibayangkan sebagai uap yang keluar dari teko teh ini.

Rasi Bintang Sagittarius Sang Pemanah
Foto Nova Sagittarii. Sumber : Erneso Guido dan Nick Howes

Pada rasi ini juga terdapat sumber gelombang radio, Sagittarius A. Para astronom yakin bahwa salah satu komponennya, yang dikenal sebagai Sagittarius A*, terkait dengan lubang hitam bermassa luar biasa hebat (supermassive blackhole) pada pusat galaksi.

Identifikasi beberapa bintang terang

  1. Alpha Sagitarii (Rukbat). Warna biru-putih bermagnitudo m = 3,96 dengan jarak 170 tc. Kelas spektrum B8 V (deret utama, mirip Matahari). Posisi di lutut kaki depan kanan Sagittarius. Biasanya indeks alpha adalah bintang paling terang, tetapi di rasi ini yang paling terang adalah Epsilon-Sgr (Kaus Australis, biru-putih);
  2. Epsilon-Sgr (Kaus Australis) adalah bintang raksasa. Posisinya di bagian bawah dari alas teko teh sebelah barat). Jaraknya 145 tc, m = 1,9, warna biru-putih (kelas spektrum B9.5 III yang berarti termasuk bintang raksasa);
  3. Gamma-Sgr (Alnasl). Warna kuning dengan m = 2.98 berjarak 96 tc dengan kelas spektrum K0 III (raksasa) yang merupakan ujung anak panah yang arahnya ke tubuh Scorpius (Kalajengking);
  4. Delta-Sgr (Kaus Meridionalis, pada Davis pada gambar 4 disebut Kaus Media). Lokasinya di bagian tengah busur atau di alas tutup teko bagian barat (bagian atas tutup teko adalah bintang Lambda-Sgr); Kelas spektrum K3 IIIa. Jadi termasuk bintang raksasa (III) yang relatif dingin (K3) berjarak 306 tc dengan m = 2,72;
  5. Beta1-Sgr (Arkab Prior) dan Beta2–Sgr (Arkab Posterior) yang keduanya tampak seolah merupakan bintang ganda (sistem 2 bintang yang saling mengedari titik pusat massa persekutuannya). Namun, sebenarnya bukan. Arkab adalah achilles/tendon dari kaki depan kanan Sagittarius. Hanya penampakannya saja yang berdekatan. Yang merupakan bintang ganda justru bintang Beta1-Sgr itu sendiri, selain itu juga bintang yang berindeks piomicron, dan eta. Namun, semua tetap sulit dilihat sekalipun dengan teleskop. Arkab Prior sendiri adalah bintang deret utama dengan kelas spektrum B9 V berjarak 378 tc.; dan
  6. Sigma-Sgr (Nunki). Warna biru-putih dengan m = 2.05 berjarak 224 tc dan kelas spektrum B2.4 V (deret utama yang panas). Posisi di telapak tangan Sagittarius yang sedang menarik anak panah. Pada era Assyro-Babylonian disebut bintang penguasa (makhluk) lautan dan makhluknya adalah (rasi bintang) CapricornusAquariusDelphinus (Lumba-lumba), Cetus (Ikan Paus), Pisces, dan Piscis Austrinus (Ikan Selatan). Semua terkait dengan air.

Baca juga: Cara Mengetahui Posisi Rasi Bintang di Langit

Obyek yang menarik

  1. M18 (atau NGC6613), M21 (NGC6531), M23 (NGC6494), M25 (IC4725), dan NGC6530. Semua merupakan gugus atau kelompok bintang terbuka (open cluster) yang karakternya mirip Pleiades atau Lintang Kartika di rasi bintang Taurus);
  2. M22 (NGC6656), M28 (NGC6626), M54 (NGC6715), M55 (NGC6809), M69 (NGC6637), M70 (NGC6681), dan M75 (NGC6864) yang merupakan gugus bola (globular cluster; lihat gambar 6). Mereka umumnya dapat dilihat dengan binokuler (kekeran) yang cukup besar;
  3. M8 (NGC6523). Nebula Laguna yang merupakan nebula emisi (mirip Orion Nebula di Lintang Waluku);
  4. M17 (NGC6618). Nebula Omega atau Nebula Tapal Kuda (nebula emisi);
  5. M20 (NGC6514). Nebula Triffid (nebula emisi, diketahui sebagai tempat kelahiran bintang-bintang baru seperti yang terjadi pada Nebula Orion di rasi bintang Orion);
  6. M24. Merupakan bintang yang mengelompok dengan sangat padat. Dengan kasat mata hanya tampak seperti kabut putih. Biasa disebut the Sagittarius Star Cloud yang merupakan bagian dari bentang Bima Sakti;
  7. Barnard-87 dan Barnard-92, merupakan nebula gelap;
  8. Bintang W-Sgr. Merupakan bintang variabel Cepheid yang terangnya berubah-ubah secara teratur dengan periode 7 hari 14 jam. Bintang seperti ini biasa dipakai untuk lilin penentu jarak. Hasilnya juga berguna untuk menghitung seberapa luas bentangan serta usia Jagad Raya; dan
  9. Selain itu ke arah wilayah rasi bintang ini dapat dijumpai galaksi kerdil, yaitu Sagittarius Dwarf Elliptical Galaxy. Merupakan satelit galaksi kita berjarak 80.000 tc. Populasinya umumnya bintang tua berwarna kuning. Lokasi M54 sebenarnya berada di galaksi kerdil ini. Jadi merupakan gugus bola pertama di luar galaksi kita yang dapat dilihat (tahun 1778, belum ada temuan lagi hingga kini). SagDEG sendiri ditemukan tahun 1994, dan prakiraan sekali mengorbit galaksi kita dengan rentang 1 milyard tahun. Selain SagDEG di wilayah Sagittarius terdapat Sagittarius Dwarf Irregular Galaxy (SagDIG) yang juga merupakan satelit dari Bima Sakti yang ditemukan lebih dahulu, tahun 1977 dengan diameter sekitar 3000 tc dan berjarak 3,5 juta tc.

Fakta-fakta menarik tentang Sagittarius

  1. Di rasi bintang ini ditemukan obyek Messier terbanyak (15 buah);
  2. Arah pusat Bima Sakti masuk di dalam daerahnya (Lintang – Bujur Galaksi = 0 derajat, ada di koordinat RA: 17h 42m dan dec: – 29 derajat; di barat daya bintang x-Sgr). Bila kita mengamati ke arah rasi bintang Sagittarius dan ke lokasi koordinat tersebut, ibaratnya kita sedang memandang ke arah pusat galaksi kita;
  3. Bintang yang kasat mata terdapat sekitar 65 buah dan kebanyakan bintang variabel; dan
  4. Ukuran wilayahnya di urutan ke 15 (sekitar 2% luas bola langit).

Sagittarius dalam mitologi Yunani

Rasi Bintang Sagittarius Sang Pemanah
Ilustrasi Sagittarius dalam mitologi Yunani adalah Chiron. Karya Johfra Bosschart

Dalam mitologi Yunani dikenal Centaur, makhluk setengah manusia-setengah kuda. Centaur adalah makhluk jahat yang buas, tidak dapat dipercaya, dan suka sekali mabuk. Tetapi ada satu Centaur yang sangat berbeda dari kumpulannya. Chiron, begitu ia dinamai, bertabiat baik, lembut, dan bijak. Terkenal akan bijaknya, banyak anak-anak raja yang dikirim untuk berguru padanya, untuk diajarkan segala bijak-budi baik serta berbagai keahlian. Diantara calon-calon pemimpin ini terdapat si perkasa Hercules.

Menurut salah satu versi kisah mitologi Yunani, pada suatu waktu Hercules sedang melakukan perjalanan jauh dengan temannya. Karena sangat kehausan, ia meminta temannya untuk membuka sebuah botol anggur yang ternyata kepunyaan makhluk- makhluk centaur yang buas itu. Ketika aroma kelezatan anggur ini menyeruak hingga ke seluruh desa, makhluk-makhluk centaur pun dengan beringasnya mendatangi sumber aroma tersebut, ingin segera mengetahi siapa yang lancang dan tanpa permisi telah membuka anggur lezat kepunyaan mereka.

Makhluk-makhluk centaur yang memang bertabiat buas pun langsung menyerang Hercules dan temannya. Tetapi agaknya kemampuan Hercules tidak dapat dikalahkan oleh para centaur. Hercules berhasil menghabisi makhluk-makhluk centaur yang menyerangnya, tanpa ampun. Sebagian makhluk centaur ini ada yang diusir Hercules untuk pergi dari desa itu untuk selamanya, memerintahkan mereka agar jangan pernah kembali menginjakkan kaki mereka disana. Chiron berada tidak jauh dari tempat perkelahian itu, tetapi ia sama sekali tidak ambil bagian dalam pertikaian itu, hanya mengamati. Sayangnya, Hercules tidak dapat mengenali teman sekaligus guru yang sangat dihormatinya itu. Ia melepaskan satu busur panah beracun ke arah Chiron. Chiron kesakitan dan sekarat, Hercules pun luar biasa berada dalam kesedihan dan perasaan bersalah.

Sebagai makhluk abadi yang tidak bisa mati (immortal), Chiron sangat tersiksa karena harus menanggung rasa sakit ini sepanjang hidupnya. Zeus, yang telah mengamati peristiwa ini, memberikan Chiron tempat peristirahatan yang sangat baik diantara bintang-bintang sebagai Sagittarius sang pemanah, agar Chiron dapat terbebas dari rasa sakit itu. Demikian kisah Chiron mengenai tempatnya di langit saat ini sebagai Sagittarius Sang Pemanah. Meskipun demikian, seperti layaknya mitologi lain yang dikisahkan turun-temurun, terdapat banyak versi lain mengenai kisahnya.

Sagittarius dalam berbagai budaya

Sagittarius diduga awalnya berasal dari budaya masyarakat di Sumeria yang lalu diadopsi oleh bangsa Yunani. Akulturasi ini juga yang membuat terjadinya kesalahan penafsiran dalam ujudnya. Eratosthenes tidak menganggapnya sebagai centaur karena dalam mitologinya makhluk ini tidak pernah menggunakan busur dan panah. Sebaliknya, Eratosthenes menggambarkan Sagittarius sebagai satyr, yaitu seorang pria bertelinga dan berekor kuda dengan setengah badan ke bawah pun berujud kuda (berdiri dengan dua kakinya). Dikatakan bahwa Sagittarius terkait Crotus, anak dari Eupheme, yang merawat Muses yang tidak lain adalah 9 putri Zeus.

Adapun menurut budaya Romawi (Hyginus), bahwa ayah dari Crotus adalah Pan (lihat artikel Nama Hari dan Zodiak Capricornus), yang menegaskan penggambaran Eratosthenes bahwa Sagittarius terkait makhluk satyr, dan bukan centaurCrotus-lah yang dianggap sebagai penemu busur dan panah, konon tinggal di gunung Helicon. Ke 9 putri inilah yang memohon ayahnya untuk menempatkan Crotus di kubah langit di mana di bawah kakinya diletakkan lingkaran tersusun atas bintang-bintang layaknya kalung mutiara yang kini adalah rasi bintang Corona Australis.

Kilas balik ke era Babylonia bahwa Sagittarius diidentikkan dengan dewa Nergal Dewa Pemanah; Dewa Kematian), yang bersekutu (atau bahkan identik) dengan Dewa Perang dan Api, yaitu Irra. Perwujudan fisik Dewa Nergal/Irra adalah keberadaan Mars yang penampakannya di kubah langit kadang menjadi sangat cemerlang (karena kondisi oposisi setiap kisaran 26 bulan sekali). Jadi, dapat disebut bahwa Nergal/Irra terejawantah sebagai Dewa Perang Ares (Yunani) atau Dewa Perang Mars (Romawi). Digambarkan layaknya makhluk seperti centaur yang sedang memanah. Kadang digambarkan bersayap dengan dua bentuk kepala, yaitu kepala panther dan kepala manusia; juga berekor dua, yaitu ekor kalajengking dan ekor kuda. Dalam mitologi Sumeria disebut Pabilsag (Pabil = kerabat tua dan Sag = pemimpin, atau secara utuh diartikan sebagai leluhur (forefather) atau pemimpin nenek moyangnya. Sementara itu, untuk rasi bintang Centaurus memiliki nama En.te.na.bar.hum (Ningirsu). Hal ini sebagai penanda pula bahwa ada perbedaan penggambaran antara Sagittarius dan Centaurus dalam mitologi mereka (Rogers, 1998, pembanding Wikipedia).

Dari era Mesopotamia (termasuk Sumeria di atas) memang dikenal sebagai nama dewa, Pabilsag (pada manuscript MUL.APIN). Pada era lanjut, lebih dikaitkan dengan dewa Ninurta dan pada Babylonia disebut Nedu yang berarti prajurit atau dikaitkan dewa penjaga pintu neraka (mirip kemudian hadirnya Hydra pada budaya berikutnya di Yunani). Hal yang sama tatkala dibandingkan dengan penafsiran satyr, makhluk dengan dua kaki kambing dengan centaur, makhluk dengan 4 kaki kuda. Hal ini muncul kemungkinan besar karena pada kisah kembangannya Pan adalah dewa kambing di budaya Yunani (Rogers, 1998).

Baca juga: Rasi Bintang Scorpio Si Kalajeking Rakasasa

Pada mitologi terkait hal di atas dapat dijumpai bahwa sifatnya keduanya dalam banyak kisah adalah berlawanan. Chiron lebih bersifat kalem dan sabar bijaksana, sementara Sagittarius sebagai pemburu bersifat ganas, bengis, dan buas.

Di Indonesia – rasi Sagittarius tidak spesifik gambarannya seperti cerita di atas. Ada sebutan Lintang Dhana atau Dhanus (busur). Namun, apakah daerah rasi ini juga dikaitkan dengan awan putih (galaksi) Bima Sakti, belum jelas bagi penulis. Bisa jadi bentuk seperti rumah yang dikonfigurasikan oleh bintang-bintang terangnya itulah yang dianggap sebagai bentuk busurnya.

Beragam nama lain Sagittarius

(Sebagian besar bahasan disarikan dari Allen, 1963, berharap pe”latin”an bahasa Yunani-nya oleh penulis tidak salah) Bagi masyarakat Perancis, Sagittarius dikenal sebagai Sagittaire, di Itali adalah Sagittario, di Jerman Schütze (Johann Bayer yang terkenal dengan identifikasi bintang berhuruf Yunani menyebutnya sebagai Schütz), di Yunani oleh Aratus disebut Τοξευτής (Toksentes) untuk sang pemanah dan Ῥύτωρ τόξου (Rutor-tokson), busurnya; untuk sebagian masyarakat Yunani adalah Τοξευτήρ (Toksenter); Eratosthenes menyebutnya Τοχοτής (Toxotes, seperti tertulis di awal artikel, termasuk HipparchosPlutarch, dan Ptolemy).

Sebagian lainnya, sempat (Lucian and the Romans) oleh Manilius disebut Sagittifer; oleh Avienus Sagittiger; dan oleh Cicero sebagai Sagittipotens atau kadang diidentikkan dengan Arquitenens yang berasal dari masa sebelumnya, Arcitenens, kadang Ausonius (termasuk oleh Al Bīrūnī). Uniknya bahwa julukan terakhir biasanya diberikan kepada dewa Apollo (sejak Vergil).

Columella (Lucius Junius Moderatus Columella, 4 – 70 M) dari era Romawi menyebutnya CrotosHyginus (Gaius Julius Hyginus, era Kaisar Augustus) menyebut Croton (gembala) yang pada era kini tidak digunakan lagi. Lainnya dalam karya mereka adalah munculnya istilah terkait, Ἱππότης (Ippotis, di atas punggung kuda); Semivir, makhluk setengah manusia; (Taurus dan) Minotauros pada kisah dongeng awal karyanya yang kemudian lebih ditujukan pada makhluk centaur; inipun tampak pada karya Cicero, yaitu Antepes dan Antepedes yang juga lebih ke bentuk centaur; ataupun Cornipedes, makhluk bertanduk dengan 2 kaki (lebih ke bentuk satyr).

Pada peta langit yang relatif modern, karya Flamsteed (John Flamsteed, 1646 – 1719, Royal Greenwich Observatory), yaitu Atlas, rasi bintang ini disebut Sagittary yang nama ini sebenarnya sudah populer seabad sebelumnya. Juga sastrawan Shakespeare dalam karyanya menyebutnya sebagai Sagittary. Pada era relatif modern inilah yang populer disebut adalah Sagitary; atau Sagittarie, juga Saagittare (oleh Chaucer dalam karyanya Astrolabe yang diwariskan pendahulunya yang berasal dari budaya Anglo-Norman, yaitu De Thaun). Adapun pada budaya Anglo-Saxons adalah Scytta.

Bagaimana di Indonesia? Penulis juga menemukan ragam nama. Antara lain dari akulturasi dengan bahasa Sanskrit, yaitu Dhanus. Dari pada sebagian masyarakat Yogyakarta dijumpai penamaan Wusu (busur) atau Wanok atau Naya, dari daerah Solo dijumpai sebutan Jemparing yang berarti busur dan anak panah dan konon terkait dengan perlindungan dari Batara Brama). Sementara itu, di Bali istilahnya mirip dengan bahasa Sanskrit, yaitu Dhanu (busur).

Meluasnya wilayah budaya yang memberi sebutan untuk satu wilayah langit menandakan bahwa wilayah langit tersebut pastilah sangat istimewa, apapun aspeknya. Di sisi lain, bahwa imajinasi sekian banyak budaya harus diakui kadang sangat berbeda. Namun, banyak pula kesamaan. Uniknya, kesamaan ini bukan semata karena akulturasi, namun lebih pada imajinasi yang bersifat universal dari manusia itu sendiri. Inilah yang menyebabkan mengapa masalah penelusuran pada ranah seperti ini menjadi penting.

*Diolah dari berbagai sumber referensi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Update Contents