RUANANGKASA.COM – Hujan meteor Quadrantid selalu menjadi fenomena langit pembuka di awal tahun. Begitu juga pada awal tahun 2021 ini, lantas bagaimana cara untuk mengamatinya di Indonesia? Berikut penjelasannya.
Terima kasih telah membaca artikel ini, jangan lupa untuk berlangganan artikel!
Hujan meteor Quadrantid adalah hujan meteor dengan intensitas yang tinggi, bisa mencapai 80 hingga 120 meteor per jam. Namun, hujan meteor ini sulit untuk diamati. Faktor utama penyebabnya adalah periode puncak hujan meteor ini hanya berdurasi sekitar 6 jam karena jalur orbit berisi puing-puing yang akan masuk ke atmosfer Bumi terbilang tipis.
Berbeda dengan kebanyakan hujan meteor yang berasal dari komet, Quadrantid diketahui berasal dari asteroid. Dikatalogkan sebagai 2003 EH1, asteroid yang satu ini membutuhkan waktu 5,52 tahun untuk sekali mengorbit Matahari. Ada kemungkinan bahwa 2003 EH1 adalah “komet mati” atau jenis objek baru yang sedang dibahas oleh para astronom yang kadang disebut “komet batu”.
Hujan meteor Quadrantid pertama kali diamati pada tahun 1825. Nama “Quadrantid” berasal dari nama rasi bintang di mana meteor-meteor tampak muncul di langit, yakni rasi bintang Quadrans Muralis. Sayangnya, pada tahun 1922, Persatuan Astronomi Internasional (IAU) tidak memasukkan rasi bintang ini ke dalam 88 rasi bintang modern. Dengan begitu, titik radian hujan meteor Quadrantid kini terletak dekat salah satu dari 88 rasi bintang modern, yakni rasi bintang Boötes.

Hujan meteor Quadrantid terjadi mulai dari tanggal 28 Desember 2020 hingga 12 Januari 2021. Namun, waktu terbaik untuk mengamatinya adalah pada saat puncaknya, yakni dini hari tanggal 3 Januari 2021. Kamu bisa mengamati ke arah timur laut pada sekitar pukul 04.30 dini hari waktu setempat di daerahmu.
Namun untuk tahun 2021 ini, hujan meteor Quadrantid terjadi saat fase Bulan yang baru saja melewati fase purnama, sehingga Bulan masih akan menggantung di langit dengan cahayanya yang terang ketika puncak Quadrantid terjadi.
Akibatnya dari fase bulan tersebut, intensitas Quadrantid yang seharusnya bisa mencapai 80-120 meteor per jam, menjadi menurun sampai 20-40 meteor per jam saja karena cahaya Bulan yang menerangi langit, itu pun intensitas yang berlaku jika kamu mengamati di lokasi pengamatan yang bebas polusi cahaya dan cuaca cerah. Kalau kamu mengamati di area sekitar perkotaan, intensitas bisa jauh lebih sedikit lagi.
Meski demikian, bukan berarti tidak mungkin untuk mengamati hujan meteor ini. Menurut American Meteor Society, meteor-meteor pada Quadrantid rata-rata biasanya cukup terang dan mudah dilihat. Untuk mengamati hujan meteor ini, kamu tidak memerlukan teleskop sama sekali. Yang diperlukan adalah lokasi pengamatan yang luas dan lapang, bebas dari polusi cahaya, cuaca cerah, dan jaket yang kamu pakai agar tetap hangat saat pengamatan. Hujan meteor Quadrantid bisa diamati di seluruh wilayah Indonesia.