back to top

Mengamati Fenomena Langit Bulan Februari 2021

RUANGANGKASA.COM – Bulan Februari telah tiba dengan berbagai fenomena langit yang tak kalah indah seperti pada bulan Januari lalu. Diawali dengan kemunculan Obyek 2020 SO yang lewat mendekati Bumi, dilanjutkan dengan Hujan Meteor Alpha Centaurid dan berbagai fenomena langit lainnya yang tak kalah menarik untuk diamati di bulan ini. Berikut penjelasan selengkapnya:

2 Februari 2021: Mendekatnya Obyek 2020 SO

Mendekatnya Obyek 2020 SO pada Selasa 2 Februari 2020 menjadi awal fenomena langit di bulan Februari ini. Obyek ini ditemukan pada September 2020 oleh sistem penyigian langit Pan-STARRS di Observatorium Haleakala, Hawai (AS). Obyek 2020 SO ini diketahui merupakan sebuah sampah antariksa.

9 Februari 2021: Hujan Meteor Alpha Centaurid

Hujan Meteor alpha Centaurid
Hujan Meteor alpha Centaurid tanggal 8 Februari pukul 01:00 WIB. Kredit: Stellarium

Hujan meteor alpha Centaurid merupakan hujan meteor minor yang arah datangnya tampak berasal dari rasi Centaurus. Hujan meteor alpha Centaurid mulai tampak pukul 21:45 WIB dan bisa ditemukan di arah  tenggara tak jauh dari bintang beta Centauri.

Hujan meteor Alpha Centaurid berlangsung dari 31 Januari – 20 Februari dan aktivitas meteor akan mencapai puncaknya pada tanggal 8 Februari pukul 14:00 WIB.  Saat mencapai intensitas maksimum, pengamat bisa menemukan setidaknya 6 meteor per jam atau bisa mencapai 25 meteor per jam.

9 – 12 Februari 2021: Tripel Konjungsi Jupiter-Venus-Saturnus

Tripel Konjungsi Saturnus-Venus-Jupiter
Tripel Konjungsi Saturnus-Venus-Jupiter 9-12 Februari 2021. Sumber: Stellarium PC 0.20.4

Fenomena ini berlangsung selama 4 hari sejak tanggal 9 hingga 12 Februari dan dapat disaksikan ketika pertengahan fajar bahari (30 menit sebelum terbit Matahari) dari arah timur-tenggara dengan ketinggian, kecerlangan dan sudut pisah yang bervariasi.

Puncak konjungsi Jupiter-Venus terjadi pada tanggal 11 Februari pukul 21.42.22 dengan sudut pisah 0,43° ; sehingga, sudut pisah Jupiter-Venus pada keesokan paginya sebesar 0,54° sedangkan Saturnus bertengger di atas Jupiter dan Venus sejauh 6,09°. Kecerlangan Venus selama tripel konjungsi bervariasi antara −3,87 hingga −3,88. Saturnus juga memiliki kecerlangan yang bervariasi antara +0,64 hingga +0,66. Sedangkan, kecerlangan Jupiter selama tripel konjungsi cukup konstan di angka −1,95.

11 Februari 2021: Kuartet Konjungsi Bulan-Jupiter-Venus-Saturnus

Kuartet Konjungsi Bulan-Jupiter-Venus-Saturnus
Kuartet Konjungsi Bulan-Jupiter-Venus-Saturnus 11 Februari 2021. Sumber: Stellarium PC 0.20.4

Selama Venus membentuk konfigurasi tripel konjungsi dengan dua planet gas raksasa paling terang, Jupiter dan Saturnus sejak tanggal 9 Februari, Bulan pun turut menghampiri ketiga planet ini sehingga membentuk konfigurasi kuartet konjungsi Bulan-Jupiter-Venus-Saturnus.  Fenomena ini dapat disaksikan ketika pertengehan fajar bahari (30 menit sebelum terbit Matahari) dari arah timur-tenggara. Kecerlangan masing-masing planet sebagai berikut: Venus −3,88 ; Jupiter −1,95 ; Saturnus +0,65. Sedangkan kondisi Bulan sudah memasuki fase sabit akhir dengan iluminasi 1% dan kecerlangan −4,36.

13 – 18 Februari 2021: Kuartet Konjungsi Merkurius-Venus-Jupiter-Saturnus

Kuartet Konjungsi Merkurius-Venus-Jupiter-Saturnus
Kuartet Konjungsi Merkurius-Venus-Jupiter-Saturnus 13-18 Februari 2021. Sumber: Stellarium PC 0.20

Setelah Venus mengalami tripel konjungsi dengan dua planet gas raksasa, kemudian Venus akan ditemani Merkurius selama 6 hari berturut-turut sehingga membentuk konfigurasi kuartet konjungsi Merkurius-Venus-Jupiter-Saturnus. Fenomena ini berlangsung sejak tanggal 13 hingga 18 Februari dan dapat disaksikan ketika pertengahan fajar bahari (30 menit sebelum terbit Matahari) dari arah timur-tenggara.

Untuk awal mulanya Merkurius berkonjungsi dengan Venus dengan sudut pisah 4,67°, sudut pisah yang sama ketika berkonjungsi dengan Jupiter. Keesokan paginya (14 Februari), sudut pisah Merkurius-Jupiter semakin kecil sedangkan sudut pisah Merkurius-Venus semakin besar. Puncak konjungsi Merkurius-Jupiter terjadi tanggal 15 Februari pukul 21.34.45 WIB dengan sudut pisah 3,85°. Sehingga, keesokan paginya (16 Februari), sudut pisah Merkurius-Jupiter menjadi 3,86°. Dua hari terakhir (17-18 Februari), Merkurius semakin jauh meninggalkan Venus beserta Jupiter dan semakin mendekat ke Saturnus.

Kecerlangan Merkurius bervariasi cukup besar antara +3,15 hingga +1,31. Sedangkan, kecerlangan Venus bervariasi cukup kecil antara −3,88 hingga −3,89. Demikian halnya dengan Jupiter yang kecerlangannya bervariasi antara +1,95 hingga +1,96 dan Saturnus yang kecerlangannya bervariasi antara +0,66 hingga +0,68.

19 Februari 2021: Konjungsi Segitiga Bulan-Mars-Pleiades

Tripel Konjungsi Bulan-Mars-Pleaides
Tripel Konjungsi Bulan-Mars-Pleaides 19 Februari 2021. Sumber: Live Star Chart by Alcyone Software

Puncak konjungsi Bulan-Mars terjadi pada pukul 07.11.12 WIB dengan sudut pisah 3,73°. Akan tetapi, Bulan dan Mars baru dapat disaksikan sejak awal senja bahari (21 menit setelah terbenam Matahari) dari arah utara-barat laut dengan ketinggian Bulan sebesar 60,67° dan sudut pisah 5,56°.

Bulan juga berkonjungsi dengan Pleiades dengan sudut pisah 5,9° sehingga membentuk konjungsi segitiga antara Bulan, Mars dan Pleiades. Ketampakan terakhir terjadi di arah barat-barat laut pada pukul 23.00 waktu setempat dengan sudut pisah Bulan-Mars sebesar 6,5° dan sudut pisah Bulan-Pleiades sebesar 5,4°. Berselang 32 menit kemudian, ketiga benda langit ini sudah berada di bawah ufuk.

19 – 28 Februari 2021: Konjungsi Segitiga Merkurius-Jupiter-Saturnus

Konjungsi Segitiga Merkurius-Jupiter-Saturnus
Konjungsi Segitiga Merkurius-Jupiter-Saturnus 19-28 Februari 2021. Sumber: Stellarium PC 0.20.4

Setelah Merkurius menemani Venus selama enam hari berturut-turut membentuk konfigurasi kuartet konjungsi bersama dua planet gas terang, Merkurius meninggalkan Venus dan membentuk konjungsi segitiga bersama Jupiter dan Saturnus sejak 19 Februari hingga penghujung bulan. Fenomena ini dapat disaksikan ketika pertengahan fajar bahari (30 menit sebelum terbit Matahari) dari arah timur-tenggara.

Mula-mula, sudut pisah Merkurius-Saturnus sebesar 4,99° sedangkan sudut pisah Merkurius-Jupiter sebesar 4,38°. Merkurius semakin menjauhi Jupiter dengan sudut pisah maksimum 4,68° pada tanggal 22 Februari, sementara Merkurius semakin mendekat ke Saturnus. Keesokan paginya (23 Februari), Merkurius mengalami konjungsi dengan Saturnus sejauh 4,63° sementara sudut pisah Merkurius-Jupiter mulai mengecil. Hingga akhir bulan, Merkurius semakin menjauhi Saturnus dengan sudut pisah 5,18° sementara Merkurius semakin mendekat ke Jupiter dengan sudut pisah 3,25°.

Kecerlangan Merkurius bervariasi cukup besar antara +1,09 hingga +0,2. Sementara, kecerlangan Jupiter bervariasi cukup kecil antara −1,96 hingga −1,97. Demikian halnya dengan Saturnus yang kecerlangannya bervariasi antara +0,68 hingga +0,71.\

22 Februari 2021: Asteroid 2020 XU6

Asteroid 2020 XU6 akan melewati BUmi di tanggal 22 Februari, dalam jarak 10,7 kali lipat jarak rata-rata Bumi ke bUlan atau setara dengan 4,1 juta km. Asteroid 2020 XU6 ditemukan pada tahun 2020 lalu. Asteroid ini memiliki diameter 208 meter dan tergolong asteroid dekat Bumi kelas Apollo, sehingga memiliki orbit yang bisa bersinggungan dengan orbit Bumi.

27 – 28 Februari 2021: Fase Bulan Purnama

Fase Bulan purnama, atau disebut juga fase oposisi [solar] Bulan, adalah konfigurasi ketika Bulan terletak membelakangi Matahari dan segaris dengan Bumi dan Matahari. Mengingat orbit Bulan yang membentuk sudut 5,1° terhadap ekliptika, Bulan tidak selalu memasuki bayangan Bumi ketika fase Bulan purnama, sehingga setiap fase Bulan purnama tidak selalu beriringan dengan gerhana Bulan.

Fase Bulan purnama di Februari 2021 ini terjadi pada 27 Februari pukul 15.17.11 WIB / 16.17.11 WITA / 17.17.11 WIT dengan jarak 370.595 km dari Bumi (geosentrik) dan terletak di konstelasi Leo. Secara tradisional, Bulan purnama di bulan Februari disebut juga Bulan Purnama Salju (Full Snow Moon) karena di belahan utara Bumi, hujan salju turun di sisa musim dingin. Bulan purnama dapat disaksikan sekitar pukul 18.30 waktu setempat dari arah timur-timur laut, kemudian berkulminasi keesokan harinya 30 menit setelah tengah malam (28 Februari) di arah utara dan terbenam sekitar pukul 06.30 waktu setempat di arah barat.

Begitulah tadi berbagai fenomena langit yang akan terjadi pada bulan Februari ini. Jadi, jangan lupa catat tanggalnya, jangan sampek terlewatkan ya. Semoga bermanfaat.

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here