back to top

Mengamati Fenomena Langit April 2021 dari Mulai Hujan Meteor hingga Supermoon

RUANGANGKASA.COM – Bulan April telah tiba, berbagai rentetan fenomena langit di Indonesia akan kembali terjadi, seperti halnya fenomena langit di bulan Maret lalu. Lantas ada apa saja fenomena langit di bulan ini? Berikut ulasan dari ruangangkasa.com:

1. Kunjungsi Bulan – Antares 1 – 2 April 2021

konjungsi-bulan-antares
Konjungsi Bulan-Antares 1-2 April 2021. Sumber: Stellarium PC 0.20.4

Berdasarakan informasi dari LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Atariksa Nasional) menyebutkan konjungsi antara Bulan dan Antares akan dimulai pukul 21.45 waktu setempat dari arah Timur Tenggara. Untuk puncak konjungsi antara Bulan dan Antares akan terjadi pada pukul 03.49 WIB hingga keesokan paginya ketika fajar bahari berakhir dari arah Barat-Barat Daya. Sudut pisah bervariasi antara 6,64° hingga 4,58°. Magnitudo Antares sebesar +1,05; sedangkan Fraksi Iluminasi Bulan bervariasi antara 79,3% hingga 77,2% (Bulan Susut/Cembung Akhir).

2. Babak Akhir Matahari Melintasi Langit Indonesia 1-4 April 2021

Babak akhir Matahari melintasi Indonesia adalah peristiwa langit di mana Matahari seakan-akan ada di atas Kepulauan Indonesia dari satu tempat ke tempat berikutnya pada saat kulminasi atas pada rentang waktu di antara 22 Februari hingga 4 April mendatang. Pada bulan April, Matahari melintasi daratan Indonesia hanya di ujung utara pulau Sumatera, yakni di Kota Langsa (1 April), Sigli (3 April), Banda Aceh (4 April) dan Sabang (5 April).

3. Tripel Konjungsi Bulan, Jupiter, Saturnus 6-8 April 2021

tripel-konjungsi-bulan-jupiter-saturnus
Konjungsi Tripel Bulan-Jupiter-Saturnus 6-8 April 2021. Sumber: Stellarium PC 0.20.4

Bulan akan mengalami fenomena tripel konjungsi dengan Jupiter dan Saturnus. Fenomena ini dapat kamu amati selama tiga hari berturut-turut sejak tanggal 6 April hingga 8 April 2021. Fenomena ini dapat disaksikan di arah Timur-Tenggara dekat konstelasi Capricornus sejak pukul 03.00 waktu setempat hingga fajar bahari berakhir. Magnitudo Jupiter sedikit bervariasi antara -2,08 hingga -2,09 ; sedangkan magnitudo Saturnus konstan di angka +0,75. Bulan berfase sabit akhir ketika konjungsi tripel dengan iluminasi bervariasi antara 34,4% hingga 15,8%.

4. Tripel Konjungsi Bulan, Venus, dan Matahari 12 April 2021

konjungsi-bulan-venus-matahari
Fase Bulan Baru dan Konjungsi Bulan-Venus 12 April 2021. Sumber: Stellarium PC 0.20.4

Bulan akan kembali mengalami fenomena tripel konjungsi saat berada dalam fase Bulan Baru. Bulan akan terletak diantara Matahari dan Bumi dan segaris dengan Matahari dan Bumi. Mengingat orbit Bulan yang membentuk sudut 5,1° terhadap ekliptika, bayangan Bulan tidak selalu jatuh di permukaan Bumi ketika fase Bulan baru, sehingga setiap fase Bulan baru tidak selalu beriringan dengan gerhana Matahari.

Fase Bulan Baru yang akan terjadi pada 12 April pukul 09.30.43 WIB / 10.30.43 WITA / 11.30.43 WIT dengan jarak 403.642 km dari Bumi (geosentrik) dan terletak di konstelasi Pisces. Bulan tidak hanya membentuk konjungsi dengan Matahari melainkan juga dengan Venus sehingga dapat disebut juga Konjungsi Tripel Bulan-Venus-Matahari, dan ketika terbenam Matahari, tersisa Bulan dan Venus yang tampak berdekatan dengan sudut pisah antara 2,6° hingga 2,55° selama 10-15 menit sebelum keduanya terbenam.

5. Okultasi Mars oleh Bulan 17 April 2021

okultasi-mars-oleh-bulan
Peta Ketampakan Okultasi Mars oleh Bulan 17 April 2021. Sumber: in-the-sky.org

Okultasi Mars oleh Bulan adalah fenomena langit ketika Mars melintas di belakang Bulan sehingga tampak tertutupi oleh Bulan. Hal ini dapat terjadi karena jarak Mars ke Bumi lebih jauh dibandingkan dengan jarak Bulan ke Bumi. Secara global, Okultasi Mars oleh Bulan terjadi pada tanggal 17 April 2021 mulai pukul 09.45 Universal Time (16.25 WIB) hingga 14.35 Universal Time (21.35 WIB).

Wilayah yang dapat menyaksikan okultasi Mars antara lain: India bagian timur, Srilanka, Nepal, Bangladesh, Myanmar, Vietnam, Kamboja, Thailand, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam dan Indonesia bagian barat.

Sedangkan, di Indonesia, Okultasi Mars dapat disaksikan di: Sumatera, Kalimantan, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Yogyakarta. Okultasi Mars oleh Bulan pernah dialami oleh Indonesia pada 6 Desember 2015 dan 3 Januari 2017, dan akan dialami pada 5 Mei 2024, 30 Juni 2031 dan 25 Januari 2034 mendatang.

6. Konjungsi Superior Merkurius 19 April 2021

konjungsi-superior-merkurius
Orbit Merkurius ketika Konjungsi Superior. Sumber: in-the-sky.org

Planet Merkurius akan mengalami fenomena konjungsi superior pada 19 April 2021 pukul 08.56 WIB. Konjungsi superior adalah konfigurasi yang berlaku khusus pada Merkurius dan Venus, yakni ketika Merkurius, Matahari dan Bumi terletak pada satu garis lurus dan Merkurius membelakangi Matahari. Konjungsi superior ini menandai pergantian ketampakan Merkurius yang semula ketika fajar menjadi senja.

Fase Merkurius ketika konjungsi superior sama dengan fase purnama pada Bulan maupun oposisi pada planet luar (Mars hingga Neptunus). Bagian permukaan Merkurius yang menghadap Bumi tersinari seluruhnya oleh Matahari. Akan tetapi, karena Merkurius membelakangi Matahari, Merkurius akan tampak berdekatan dengan Matahari dan jarak Merkurius terhadap Bumi menjadi sangat jauh, sehingga Merkurius akan tampak berukuran lebih kecil dan cukup sulit diamati.

7. Konjungsi Merkurius – Venus 21-30 April 2021

konjungsi-merkurius-venus
Orbit Merkurius dan Venus ketika Puncak Konjungsi Merkurius-Venus. Sumber: in-the-sky.org

Merkurius akan mengalami konjungsi dengan Venus selama sepuluh hari berturut-turut sejak tanggal 21 April dan berakhir pada 30 April. Sudut pisah Merkurius-Venus awalnya sebesar 4,02° kemudian mengecil hingga mencapai 1,18° ketika puncak konjungsi (25 April senja hari) dan keesokan harinya, sudut pisah Merkurius-Venus membesar hingga 4,09°.

Magnitudo Merkurius bervariasi antara -2,10 hingga -1,19 sedangkan magnitude Venus sedikit bervariasi antara -3,91 hingga -3,89. Fenomena ini dapat disaksikan dari arah Barat-Barat Laut sekitar 12 menit setelah terbenam Matahari. Dikarenakan Merkurius cukup redup saat di ufuk rendah, disarankan dapat mengamati Merkurius menggunakan alat bantu seperti binokuler.

8. Hujan Meteor Lyrid 22-23 April 2021

hujan-meteor-lyrid
Hujan meteor Lyrid tangal 22 April tengah malam 00:00 WIB. Kredit: Stellarium

Hujan Meteor Lyrid merupakan hujan meteor yang berasal dari debu ekor komet Thatcher C/1861 G1 akan mencapai puncak tanggal 22 April. Setiap tahun, hujan meteor Lyrid berlangsung dari 14 sampai 30 April dan bisa diamati setelah rasi Lyra yang jadi arah datangnya, terbit pukul 22:07 WIB.

Saat Lyrid mencapai intensitas maksimum, pengamat hanya bisa melihat 18 meteor per jam yang bergerak dengan kecepatan 48,8 km/detik. Bulan yang baru melewati fase perbani awal masih terang dan baru terbenam lewat tengah malam. Waktu terbaik untuk pengamatan mulai pukul 02:00 WIB saat Bulan terbenam.

9. Hujan Meteor Pi Puppid 23 April 2021

hujan-meteor-pi-puppid
Hujan meteor Pi Puppid tanggal 23 April pukul 20:00 WIB. Kredit: Stellarium

Hujan meteor Pi Puppid akan mencapai puncaknya pada tanggal 23 April. Saat Matahari terbenam, rasi Puppis yang jadi arah datang hujan meteor Puppid sudah melewati zenit. Hujan meteor dengan kecepatan 18 km/detik ini bisa diamati mulai 15 – 28 April dan diperkirakan saat maksimum bisa mencapai 18 – 40 meteor per jam. Hujan meteor dari sisa komet 26P/Grigg-Skjellerup ini bisa diamati sejak Matahari terbenam sampai tengah malam saat Rasi Puppis terbenam. Bulan cembung yang terbenam lewat tengah malam jadi sumber polusi cahaya utama untuk berburu Pi Puppid.

10. Supermoon atau Bulan Purnama Perige 27 April 2021

bulan-purnama-perige
Purnama Perige 27 April 2021. Sumber: Stellarium PC 0.20.4

Tanggal 27 April BUlan akan mengalami fase purnama perige. Karena jarak yang berdekatan dengan titik perige, Bulan purnama kali ini disebut juga Bulan Super atau Supermoon. Bulan purnama perige kali ini adalah seri pertama dari dua seri di tahun 2021, seri berikutnya terjadi pada 26 Mei 2021 bertepatan dengan gerhana Bulan total yang dapat disaksikan juga di Indonesia. Bulan purnama perige selalu terjadi setiap tahunnya. Bulan purnama perige baru dapat diamati pada arah Timur-Menenggara setelah terbenam Matahari hingga Barat-Barat Daya keesokan harinya setelah terbit Matahari.

Itulah tadi beberapa fenomena langit yang akan terjadi di bulan April ini. Jangan sampek terlewat momen fenomena langit yang ingin kalian amati ya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here