RUANGANGKASA.COM – Bulan Agustus akan segera menyapa kita, bulan dimana negara kita juga akan merayakan Hari Kemerdekaan yang Ke- 75 tahun. Selain itu juga di bulan Agustus akan ada banyak fenomena langit yang dapat kita amati secara langsung dengan mata telanjang tanpa menggunakan alat bantu. Fenomena apa sajakah itu, berikut penjelasannya:

Terima kasih telah membaca artikel ini, jangan lupa untuk berlangganan artikel!

1. 1 Agustus: Posisi Tertinggi Venus ketika Matahari Terbit 

Fenomena langit pertama di bulan Agustus yakni planet Venus mengalami posisi yang tertinggi ketika Matahari terbit. Venus akan berada di ketinggian 42,1 derajat di atas ufuk ketika Matahari terbit (pukul 06.01 WIB) dan merupakan ketinggian tertinggi untuk ketampakan Venus ketika pagi.

Venus terletak di konstelasi Taurus dan tampak seperti sabit dengan iluminasi 43 persen, magnitudo -4,4 dan lebar sudut 27,4 detik busur (1/70 kali lebar sudut Matahari). Venus berada di arah Timur Laut (azimut 56 derajat) dan terletak di 22 derajat utara Matahari.

2. 1-3 Agustus: Tripel Konjungsi Bulan – Jupiter – Saturnus

Fenomena langit yang kedua di Agustus yakni tripel konjungsi Bulan-Jupiter-Saturnus, yang akan terjadi selama tiga hari berturut-turut, sejak tanggal 1 hingga 3 Agustus malam hari, Bulan akan berkunjungsi tripel dengan Jupiter dan Saturnus.  Diawali dengan Bulan yang akan tampak lebih tinggi dibandingkan Jupiter dan Saturnus ketika malam hari, yang akan membentuk garis lurus. Esok harinya, Bulan tampak lebih dekat terhadap Jupiter ketika fajar.

Malam harinya, Bulan akan tampak lebih dekat terhadap Saturnus dan semakin menjauhi Jupiter. Esok harinya, Bulan muali menjauhi Saturnus dan Jupiter. Fenomena ini dapat diamati di langit dari arah timur tenggara hingga barat daya.

3. 3 Agustus: Perihelion Mars

Pada tanggal 3 Agustus, Mars akan mencapai titik terdekat dengan Matahari (perihelion) pada pukul 16.02 WIB dengan jarak 1,38 sa (206,5 juta kilometer). Akan tetapi, Mars baru dapat diamati sejak pukul 23.00 WIB dari arah Timur Laut dan berkulminasi keesokan harinya pada pukul 04.16 WIB di arah Utara dengan ketinggian 79 derajat. Mars akan tampak di konstelasi Pisces dengan iluminasi 86,7 persen, magnitudo -1,1 dan lebar sudut satu per empat menit busur. Orbit Mars yang lebih lonjong dibandingkan orbit Bumi membuat perihelion Mars lebih pendek 10,5 persen terhadap jarak rata-rata Mars ke Matahari. Perihelion Mars sendiri terjadi rata-rata setiap 687 hari sekali.

4. 3-4 Agustus: Fase Bulan Purnama

Puncak Purnama akan terjadi pada tanggal 3 Agustus pukul 22.58 WIB dengan lebar sudut 30,6 menit busur dan berjarak 383.961 kilometer dari Bumi. Bulan terletak di rasi Capricornus dan dapat disaksikan dari arah Tenggara hingga Barat Daya. Bulan purnama ini dinamai Purnama Sturgeon dikarenakan pada waktu tersebut, ikan Sturgeon (ikan penghasil kaviar) muncul ke permukaan danau dan mudah ditangkap. Nama lain dari purnama ini adalah Purnama Jagung Hijau (Green Corn Moon), Purnama Ceri Hitam (Black Cherry Moon) dan Purnama Terbang Tinggi (Flying Up Moon).

5. 6 Agustus: Perihelion Merkurius

Merkurius akan mencapai titik terdekat dengan Matahari (perihelion) pada 6 Agustus, pukul 10.37 WIB dengan jarak 46,4 juta kilometer. Akan tetapi, Merkurius sulit diamati dengan mata telanjang sebelum Matahari terbit, mengingat ketinggian Merkurius lebih rendah dari 6 derajat ketika fajar bahari/nautika berakhir (24 menit sebelum Matahari terbit). Namun, Merkurius masih dapat diamati dengan teleskop yang teletak di konstelasi Cancer dengan iluminasi 85,2 persen, magnitudo -1,2 dan lebar sudut 5,6 detik busur.

Orbit Merkurius merupakan satu-satunya orbit planet terlonjong di Tata Surya yang mana titik perihelionnya 43 persen lebih pendek dibandingkan jarak rata-rata Merkurius ke Matahari. Perihelion Merkurius terjadi rata-rata setiap 88 hari sekali.

6. 9 Agustus: Apogee Bulan

Bulan akan berada pada titik terjauh dari Bumi (apogee) pada tanggal 9 Agustus, pukul 20.46.52 WIB dengan jarak 407.076 kilometer, iluminasi 69,8 persen (fase Benjol Akhir) dan lebar sudut 29,5 menit busur. Bulan sendiri akan terletak di konstelasi Pisces ketika apogee terjadi. Bulan baru dapat disaksikan ketika terbit pada pukul 22.30 WIB di arah Timur dan terbenam keesokan harinya pada pukul 10.00 WIB di arah Barat.

7. 11-12 Agustus: Bulan Fase Perbani Akhir 

Puncak fase perbani akhir akan terjadi pada 11 Agustus 2020 pukul 23.44.38 WIB. Bulan berjarak 401.942 km dari Bumi dan akan tampak dengan lebar sudut 29,7 menit busur. Bulan fase perbani akhir atau kuartir akhir merupakan fase Bulan ketika sedang berada pada ¾ orbitnya mengelilingi Bumi. Pada fase itu, Bulan akan tampak seperti setengah lingkaran dengan iluminasi 49 persen.

Ketika fase perbani akhir, Bulan akan terbit di sekitar tengah malam di arah Timur-Timur Laut dan berkulminasi di arah Utara ketika Matahari terbit. Bulan terbenam di arah Barat-Barat Laut di sekitar tengah hari. Bulan berada di Manzilah Botein (Delta Arietis) di konstelasi Aries.

8. 12-13 Agustus: Puncak Hujan Meteor Perseid

Hujan Meteor Perseid terjadi mulai tanggal 17 Juli 2020 hingga 24 Agustus 2020 dan puncaknya sendiri terjadi pada 12-13 Agustus 2020. Hujan Meteor Perseid dinamai berdasarkan titik radian (titik asal munculnya hujan meteor) yang terletak di konstelasi Perseus. Hujan meteor ini berasal dari sisa-sisa debu komet 109P/Swift-Tuttle. Selain itu, hujan meteor ini dapat disaksikan mulai tengah malam hingga fajar bahari/nautika berakhir (24 menit sebelum Matahari terbit) ketika titik radian berkulminasi di arah Utara dengan ketinggian 25,3 derajat.

Intensitas maksimum hujan meteor ini mencapai 60-70 meteor tiap jam dengan kelajuan meteor mencapai 212.400 kilometer per jam. Fenomena ini dapat kita amati secara langsung tanpa alat, namun diperlukan kondisi langit dalam keadaan bebas dari polusi cahaya.

9. 13 Agustus: Elongasi Barat Maksimum Venus

Venus akan mencapai elongasi maksimum di arah barat pada 13 Agustus 2020 pukul 07.21 WIB sebesar 46 derajar. Venus berjarak 105,7 juta kilometer dari Matahari ketika elongasi maksimum. Venus terletak di 20 derajat sebelah Utara Matahari dengan ketinggian 41,3 derajat dan berada di Manzilah Alhena (Gamma Geminorium) Konstelasi Gemini.

Venus dapat diamati dengan mata telanjang karena magnitudonya mencapai -4,3 dan lebar sudut 23,8 detik busur. Elongasi maksimum barat Venus terjadi rata-rata setiap 19 bulan sekali, terakhir terjadi pada 6 Januari 2019 dan akan terjadi lagi pada 21 Maret 2022 bertepatan dengan Ekuinoks Aries.

10. 13 Agustus: Fase Dikotomi Venus

Dikotomi adalah nama lain dari fase perbani atau kuartir atau kuadratur. Secara umum, dikotomi adalah konfigurasi ketika Bumi, planet dan Matahari membentuk sudut siku-siku atau 90 derajat. Hal ini membuat bagian planet (yakni Venus) yang teramati dari Bumi akan tampak bercahaya 50 persen dari luas piringan. Secara umum, terjadinya dikotomi Venus hanya berselisih beberapa jam dengan elongasi maksimum Venus (baik di Barat maupun Timur), hal ini karena orbit Venus tidak tepat berimpit dengan ekliptika.

11. 16 Agustus: Konjungsi Bulan-Venus

Puncak konjungsi Bulan-Venus sebenarnya terjadi pada 15 Agustus 2020 pukul 20.12 WIB dengan jarak pisah 3,7 derajat. Akan tetapi, konjungsi ini baru dapat disaksikan pada keesokan harinya, 16 Agustus 2020 pukul 03.30 WIB ketika Bulan terbit di arah Timur-Timur Laut dengan jarak pisah 6,4 derajat. Ketika konjungsi Bulan-Venus terjadi, Bulan dalam fase sabit akhir dengan iluminasi 13 persen dan berjarak 382.250 kilometer dari Bumi, sedangkan Venus dalam fase benjol dengan iluminasi 51,6 persen dan berjarak 109,2 juta kilometer dari Matahari.

12. 17 Agustus Konjungsi Superior Merkurius

Tepat di hari kemerdekaan Indonesia ke-75, Merkurius mengalami konjungsi superior terhadap Matahari. Hal ini dapat menandai berakhirnya visibilitas Merkurius ketika fajar dan mengawali visibilitas Merkurius ketika senja beberapa pekan ke depan. Jarak pisah antara Merkurius dengan Matahari hanya 1,75 persen, hal ini karena orbit Merkurius tidak tepat berimpit dengan ekliptika.

Merkurius juga mengalami apogee dengan jarak 1,35 sa (202 juta kilometer) dari Bumi sehingga lebar sudut Merkurius menjadi sangat kecil, hanya 1/12 menit busur meskipun permukaan Merkurius yang menghadap Bumi menjadi tersinari seluruhnya. Kejadian ini berulang setiap 116 hari sekali.

13. 18 Agustus: Puncak Hujan Meteor Kappa-Cygnid

Hujan Meteor Kappa-Cygnid akan mencapai puncaknya pada tanggal 18 Agustus 2020. Hujan meteor itu berlangsung mulai tanggal 3 hingga 25 Agustus 2020. Hujan meteor ini akan tampak dari arah rasi Draco dengan jumlah 1 meteor per jam pada puncaknya.  Seperti halnay dengan Hujan Meteor Perseid, pengamatan hujan meteor ini tidak diperlukan alat bantu apapun namun sangat diperlukan kondisi langit yang bebas dari polusi cahaya.

14. 19 Agustus: Konjungsi Bulan-Merkurius

Puncak Konjungsi Bulan-Merkurius terjadi pada pukul 15.20 WIB dengan sudut pisah terkecil 2,8 derajat. Kendati demikian, fenomena ini tidak dapat disaksikan bahkan ketika Matahari terbenam ketika sudut pisahnya 3,1 derajat. Hal ini dikarenakan posisi Merkurius masih terlalu dekat dengan Matahari.

Ketika Bulan berkonjungsi dengan Merkurius, Bulan memasuki fase Bulan baru dengan iluminasi 0,2 persen dan lebar sudut 32,6 menit busur, sedangkan Merkurius masih berkonjungsi superior dengan Matahari pada jarak 52,9 juta km dengan iluminasi 99,6 persen dan lebar sudut 4,9 detik busur.

15. 21 Agustus: Perigee Bulan

Bulan akan berada pada titik terdekat dari Bumi (perigee) pada pukul 17.49 WIB dengan jarak 360.300 kilometer, iluminasi 7,6 persen (fase Sabit Awal) dan lebar sudut 32,9 menit busur. Bulan terletak di manzilah Awwa (Auva, Lambda Virginis) di konstelasi Virgo ketika perigee. Beberapa tempat seperti Jakarta, Bandung, Sumedang, Garut dan Pontianak akan menyaksikan perigee Bulan ketika terbenamnya Matahari. Sedangkan wilayah di sebelah Timur kelima kota tersebut akan menyaksikan perigee Bulan pada jam yang sama setelah terbenamnya senja (baik sipil, bahari maupun astronomis). Sementara itu, wilayah di sebelah Barat kelima kota tersebut baru dapat menyaksikan perigee Bulan setelah Matahari terbenam.

16. 26 Agustus: Fase Bulan Perbani Awal

Puncak fase perbani awal akan terjadi pada 11 Agustus 2020 pukul 00.57 WIB. Bulan berjarak 374.882 kilometer dari Bumi dan akan tampak dengan lebar sudut 32 menit busur. Ketika fase perbani akhir, Bulan akan terbit di sekitar tengah hari di arah Timur-Menenggara dan berkulminasi di arah Selatan ketika Matahari terbenam. Bulan terbenam di arah Barat-Barat Daya di sekitar tengah malam. Bulan berada di Manzilah Iklil (Dschubba, Delta Scorpii) di konstelasi Scorpius.

17. 28-30 Agustus: Tripel Konjungsi Bulan-Jupiter-Saturnus

Selama tiga hari berturut-turut sejak 28 hingga 30 Agustus malam hari, Bulan akan berkonjungsi tripel dengan Jupiter dan Saturnus. Mula-mula, Bulan akan tampak lebih tinggi dibandingkan Jupiter dan Saturnus ketika malam hari, serta membentuk garis lurus. Keesokan harinya, Bulan tampak lebih ‘dekat” terhadap Jupiter ketika dini hari. Malam harinya, Bulan tampak lebih ‘dekat’ terhadap Saturnus dan semakin menjauhi Jupiter. Keesokan harinya, Bulan berkonjungsi dengan Saturnus dan semakin menjauhi Jupiter. Malam harinya, Bulan menjauhi Saturnus dan Jupiter. Fenomena ini dapat dilihat dari arah Timur-Menenggara hingga Barat-Barat Daya.

Nah, begitulah tadi berbagai fenomena langit yang akan terjadi di bulan Agustus 2020 ini, catat tanggalnya dan persiapkan diri untuk mengamati fenomena langit di bulan ini.

 

*diolah dari berbagai sumber

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here