Ruangangkasa.com – Galaksi satelit adalah galaksi pendamping yang ukuran dan massanya lebih kecil daripada galaksi induk yang mereka kelilingi. Galaksi satelit terikat pada galaksi induknya dengan cara yang sama seperti Bulan terikat gravitasi ke Bumi, begitu pula planet-planet dalam tata surya yang terikat gravitasi ke Matahari.
Terima kasih telah membaca artikel ini, jangan lupa untuk berlangganan artikel!
Galaksi satelit sebagai besar dari jenis galaksi kerdil, yakni galaksi yang jumlah bintangnya sangat sedikit, terdiri dari sekitar 1.000 hingga beberapa miliar bintang saja. Sebagai perbandingan, galaksi sebesar Bimasakti memiliki 400 miliar bintang.
Bagaimana sebuah galaksi bisa memiliki galaksi satelit?

Pertama, galaksi dan galaksi satelitnya terbentuk bersama-sama. Menurut model standar kosmologi, pembentukan galaksi satelit terkait erat dengan struktur alam semesta skala besar yang diamati. Secara khusus, model ini didasarkan pada premis bahwa struktur skala besar yang diamati adalah hasil dari proses hierarkis bawah-ke-atas yang dimulai setelah zaman rekombinasi di mana atom hidrogen netral secara elektrik terbentuk sebagai hasil dari ikatan bersama elektron dan proton bebas.
Sederhananya, galaksi dan galaksi satelitnya terbentuk dari awan gas dan debu molekuler raksasa pada masa-masa awal alam semesta, yang mana awan molekuler ini pada suatu waktu mengalami keruntuhan oleh gravitasinya sendiri, sehingga mulai membentuk sekumpulan bintang sampai menjadi galaksi.
Baca juga: Saat Dua Galaksi Di Alam Semesta Bersatu Bersama
Kedua, galaksi bisa memiliki galaksi satelit dengan “menangkapnya”. Galaksi merupakan sekumpulan bintang, yang mana akumulasi massa dari seluruh anggota bintangnya membuat sebuah galaksi memiliki gravitasi yang begitu kuat.
Saking kuatnya, gravitasi sebuah galaksi bisa menarik galaksi lainnya yang massanya lebih kecil untuk lantas mengitarinya sebagai galaksi satelit. Contohnya adalah galaksi Bimasakti kita, yang sejauh ini diketahui memiliki 59 galaksi satelit yang mengitarinya pada area seluas 1,4 juta tahun cahaya.

Satu-satunya dari 59 galaksi satelit yang bisa terlihat dengan mata telanjang adalah Awan Magellan Besar, sebuah galaksi kerdil yang telah diamati sejak zaman prasejarah. Pengukuran dengan Teleskop Antariksa Hubble pada tahun 2006 menunjukkan bahwa Awan Magellan Besar mungkin bergerak terlalu cepat untuk mengorbit Bimasakti, sehingga kemungkinan akan terjadi tabrakan atau terlepas dari gravitasi galaksi Bimasakti.
Ketiga, galaksi satelit bisa terbentuk akibat tabrakan galaksi. Di alam semesta, tabrakan galaksi adalah fenomena umum, di mana gravitasi dua galaksi masif saling tarik-menarik, hingga akhirnya kedua galaksi bertemu, tercerai-berai, dan kemudian membentuk satu galaksi baru. Dalam prosesnya, material dari tabrakan galaksi yang tercerai-berai itu bisa membentuk satu atau bahkan bebera galaksi kedil, yang kelak akan menjadi galaksi-galaksi satelit.
Baca juga: Cara Terbaik untuk Melihat Bentangan Galaksi Bima Sakti
Dalam penelitian astronomi, galaksi satelit memiliki peran penting dalam memahami alam semesta. Galaksi satelit membantu ilmuwan dalam merinci evolusi galaksi, mencari materi gelap, dan menjelajahi struktur alam semesta. Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang galaksi satelit, kita dapat mengungkap rahasia dan misteri kosmos yang lebih besar lagi.