Ruangangkasa.com – Berbagai fenomena langit akan kembali hadir mewarnai langit malam di bulan September 2023. Salah satu diantaranya adalah hujan meteor Perseid berasal dari debu komet Swift-Tuttle. Selain itu juga masih ada berbagai fenomena langit lainnya yang akan terjadi di bulan September 2023 ini, berikut penjelasan selengkapnya:
Fenomena Bulan

Bulan tetap menjadi fenomena yang menarik untuk diamati di bulan September 2023. Selain karena keindahannya, konjungsi Bulan dan planet juga jadi fenomena menarik lainnya.
7 September 2023, Bulan Perbani Akhir
Bulan terbit tengah malam dan terbenam siang hari. Bulan tampak dari tengah malam sampai jelang fajar.
12 September 2023, Bulan di titik apogee
Bulan di titik terjauh dari Bumi dengan jarak 402.291 km
15 September 2023, Bulan Baru
Waktunya pengamatan melakukan pengamatan. Langit akan gelap tanpa cahaya Bulan. Saat yang tepat untuk melakukan astrofotografi Deep Sky atau Bima Sakti. Pada saat ini, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari. Jadi Bulan dan Matahari akan tampak sepanjang hari. Pengamat bisa menikmati planet-planet tanpa gangguan cahaya Bulan.
23 September 2023, Bulan Perbani Awal
Bulan akan tampak sejak Matahari terbenam sampai tengah malam saat Bulan terbenam. Para pengamat langit bisa menikmati langit bebas cahaya Bulan mulai tengah malam sampai jelang dini hari.
28 September 2023, Bulan di perigee
Bulan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni 359.911 km.
29 September 2023, Bulan Purnama
Bulan akan berada di atas cakrawala sejak Matahari terbenam sampai fajar tiba. Kesempatan baik untuk mengamati Bulan dan kawah-kawahnya. Setelah fase purnama, Bulan secara perlahan akan bergeser waktu terbitnya semakin malam.
Baca juga: Aurora Fenomena Alam dari Kutub Bumi
Fenomena Planet
Planet Merkurius
Di awal bulan September, planet terdekat dari Matahari ini sudah sangat rendah di ufuk barat saat Matahari terbenam. Merkurius kemudian menghilang dari langit senja di balik cahaya Matahari seiring posisi Merkurius yang berada di antara Matahari dan Bumi saat konjungsi inferior. Merkurius kembali muncul di ufuk timur kala fajar pada pertengahan September. Planet ini terus menanjak naik sampai mencapai titik tertinggi jelang akhir September dan kemudian turun mengejar Matahari. Merkurius bisa diamati jelang akhir September di rasi Leo sebelum Matahari terbit. Planet ini berpapasan dengan Bulan pada pertengahan September namun terlalu rendah untuk bisa diamati.
Planet Venus
Si Bintang Kejora bisa diamati di ufuk timur sebelum Matahari terbit mulai pukul empat dini hari di rasi Cancer dan terus bergeser ke rasi Leo di akhir bulan September 2023.
Planet Mars
Planet merah ini masih tampak di langit setelah Matahari terbenam selama bulan September. Mars bisa diamati di rasi Virgo dan berpapasan dengan Bulan pada pertengahan September. Planet ini terus turun mengejar Matahari dan di penghujung September, planet merah ini sudah rendah di ufuk setelah Matahari terbenam.
Planet Jupiter
Planet gas raksasa terbesar di Tata Surya ini bisa diamati di rasi Aries jelang tengah malam sampai saat matahari terbit. Jupiter terus menanjak naik di langit malam dan berpapasan dengan Bulan pada awal September 2023.
Planet Saturnus
Saturnus masih bisa diamati setelah Matahari terbenam sampai dini hari ketika Saturnus terbenam jelang Matahari terbit. Planet ini bisa diamati di rasi Aquarius dan berpapasan dengan Bulan di penghujung bulan September 2023.
Planet Uranus dan Neptunus
Uranus bisa diamati di rasi Aries mulai jelang tengah malam sedangkan Neptunus yang berada di rasi Pisces bisa diamati setelah Matahari terbenam. Keduanya bisa diamati sampai Matahari terbit. Pada pertengahan September, Neptunus akan mengalami oposisi yakni berada pada jarak terdekat dari Bumi sehingga piringannya akan tampak lebih besar jika dilihat dengan teleskop.
4 September 2023, Bulan — Jupiter

Bulan berpapasan dengan Jupiter di rasi Aries dan bisa diamati sejak keduanya terbit jika horison pengamatan tidak terhalang. Untuk area perkotaan, pengamatan bisa dilakukan saat Bulan dan Jupiter sudah agak tinggi saat tengah malam. Bulan dan Jupiter hanya terpisah 3º dan keduanya bisa diamati sampai saat fajar menyingsing. Bulan terbit terlebih dahulu pada pukul 21:48 WIB disusul Jupiter delapan menit kemudian pada pukul 21:56 WIB.
5 September 2023, Bulan — Pleiades

Bulan dan gugus Pleiades bisa diamati berpapasan sangat dekat < 1º. Pasangan ini bisa diamati jelang tengah malam sampai saat fajar menyingsing. Bulan terbit terlebih dahulu pada pukul 22:42 WIB disusul gugus bintang Pleiades terbit pukul 22:50 WIB.
Baca juga: Mengenal Apa itu Fenomena Blue Moon
6 September 2023, Konjungsi Inferior Merkurius

Planet Merkurius akan berpapasan dekat dengan Matahari di langit sehingga planet ini menghilang dan tidak akan tampak bagi pengamat di Bumi. Pada saat konjungsi inferior, Merkurius berada di antara Matahari dan Bumi, dan hanya terpisah 3,7°dari Matahari.
Saat konjungsi inferior, Merkurius berada pada posisi terdekatnya dari Bumi pada jarak 0,64 AU dari Bumi. Jika Merkurius bisa diamati, maka planet ini sangat redup dengan diameter piringan 10,6 detik busur.
Peristiwa konjungsi superior Merkurius menandai akhir kenampakan planet ini kala senja dan mulai bertransisi untuk hadir kala fajar dalam beberapa minggu lagi.
16 – 17 September 2023, Bulan — Mars

Selama dua hari sejak tanggal 16 sampai 17 September, Bulan tampak berpapasan dengan planet Mars kala senja. Keduanya bisa diamati setelah Matahari terbenam dengan jarak antara kedua objek sekitar 4º. Akan tetapi keduanya cukup rendah di ufuk barat sehingga jadi tantangan tersendiri untuk pengamatan. Pada tanggal 16, Bulan terbenam pukul 18:45 WIB disusul Mars 13 menit kemudian. Keesokan harinya, Mars terbenam lebih dahulu pada pukul 18:57 WIB disusul Bulan pukul 19:29 WIB.
19 September 2023, Oposisi Neptunus

Tidak mudah untuk mengamati planet es biru ini. Tanggal 19 September menandai posisi terdekatnya dengan Bumi. Saat oposisi, Neptunus sedang berada pada jarak 28,90 SA di rasi Pisces dengan kecerlangan 7,8 magnitudo. Untuk bisa melihat planet es ini, siapkan teleskop dan jangan kecewa jika menemukan Neptunus hanya titik biru di teleskop anda. Saat oposisi, Neptunus tampak sedikit lebih besar dengan diameter piringan 2,4 detik busur. Neptunus bisa diamati dengan teleskop sejak Matahari terbenam sampai fajar.
21 September 2023, Bulan — Antares

Bulan sabit dan Antares atau bintang alpha Scorpius bisa diamati berpapasan dekat kurang dari 1º. Pasangan ini bisa diamati sejak Matahari terbenam sampai saat keduanya terbenam. Antares terbenam pukul 22:36 WIB disusul Bulan pada pukul 22:50 WIB.
Untuk pengamat yang sedang berada di Jepang, Rusia, Guam, dan utara Pulau Mariana, Bulan akan tampak mengokultasi Antares dan bintang Antares menghilang dari medan pandang sebelum kemudian muncul kembali.
22 September 2023, Elongasi Barat Maksimum Merkurius

Planet Merkurius dan Matahari membentuk sudut maksimal terhadap Bumi. Elongasi Barat maksimum yang dicapai Merkurius 17,9º. Artinya, Merkurius akan berada 17,9º di arah timur Matahari. Merkurius yang berada di rasi Leo bisa diamati dengan kecerlangan -0,3 magnitudo sebelum Matahari terbit mulai pukul 04:41 WIB.
Baca juga: Mengenal Fenomena Konjungsi Planet
27 September 2023, Bulan — Saturnus

Bulan dan Planet Saturnus tampak berpasangan di langit dan bisa diamati setelah Matahari terbenam. Keduanya bisa diamati sampai dini hari saat Bulan terbenam pukul 03:41 WIB disusul Saturnus pukul 03:50 WIB.
Fenomena Hujan Meteor
1 September 2023, Hujan Meteor Aurigid

Hujan Meteor ini dimulai sejak tanggal 28 Agustus – 5 September, hujan meteor Aurigid yang berasal dari pecahan komet Kiess (C/1911 N1) akan mencapai puncak pada tanggal 1 September. Hujan meteor ini tampak datang dari rasi Auriga yang terbit pukul 01:33 WIB. Bagi pengamat yang arah horisonnya terhalang pohon atau bangunan, pengamatan bisa dilakukan sekitar pukul 03:00 WIB dini hari saat rasi Auriga sudah lebih tinggi di ufuk timur.
Saat maksimum, pengamat bisa melihat 6 meteor per jam. Untuk tahun 2023, Bulan cembung besar masih terang sepanjang malam sehingga bisa menjadi tantangan dalam berburu meteor. Pengamatan masih bisa dilakukan sampai tanggal 5 September.
9 September 2023, Hujan Meteor Epsilon Perseid

Hujan meteor dimulai tanggal 5 – 21 September, hujan meteor epsilon Perseid yang juga berasal dari debu komet Swift-Tuttle tersebut akan mencapai puncak tanggal 9 September. Hujan meteor ini tampak datang dari rasi Perseus dan saat puncak menghasilkan 5 meteor setiap jam yang bergerak dengan kecepatan 64 km/jam.
Rasi Perseus terbit pukul 22:07 WIB dan hujan meteor epsilon Perseid bisa diamati sejak rasi Perseid yang merupakan radian hujan meteor ini berada di atas horison timur. Pengamat bisa mulai berburu epsilon Perseid mulai pukul 23:00 sampai jelang fajar menyingsing. Saat terbaik untuk mengamati hujan meteor epsilon Perseid adalah pukul 03:45 WIB saat titik radiannya mencapai titik tertinggi di langit. Bulan sabit baru terbit pukul 01:25 WIB dan permukaan Bulan yang teriluminasi hanya 27%.
Fenomena Komet
1 – 6 September 2023, Komet C/2023 P1 (Nishimura)

Pada tanggal 12 Agustus 2023, astronom amatir Hideo Nishimura menemukan komet C/2023 P1 (Nishimura) yang akan mencapai perihelion pada tanggal 18 September 2023. Saat perihelion atau jarak terdekat dengan Matahari, komet C/2023 P1 (Nishimura) akan berada 34 juta km dari Matahari. Dan dalam perjalanannya, komet ini juga akan berpapasan dekat dengan Bumi pada taggal 13 September dengan jarak 128 juta km. Kecerlangan maksimum komet ini diperkirakan pada tanggal 17 September yakni 4,8 magnitudo, sehingga memunkginkan untuk diamati dengan mata tanpa alat.
Baca juga: Sejarah dan Perkembangan Teknologi Roket di Indonesia
Untuk melakukan pengamatan yang ideal dari Indonesia bisa dilakukan pada tanggal 1-6 September saat komet Nishimura masih bisa diamati sebelum Matahari terbit meskipun tentu saja komet ini cukup rendah di ufuk timur.
Fenomena Matahari
23 September 2023, Ekuinoks
Matahari berada di ekuinoks atau di atas garis khatulistiwa. Lamanya siang dan malam menjadi sama yakni 12 jam. Bagi masyarakat di belahan bumi utara, tanggal 23 September merupakan Ekuinoks Musim Gugur atau titik balik musim gugur yang menandai awal musim gugur. Sebaliknya di belahan Bumi selatan, ekuinoks di bulan September merupakan vernal ekuinoks atau ekuinoks musim semi yang menandai awal musim semi.
Ekuinoks September 2023 akan terjadi pada tanggal 23 September pukul: 13:49 WIB, ketika Matahari berada di rasi Virgo.
Rasi Bintang dan Galaksi Bima Sakti
Pada pertengahan September menjadi waktu terbaik untuk bisa menikmati keindahan langit malam saat Bulan berada pada fase Bulan Baru. Bimasakti dapat diamati setelah Matahari terbenam sampai jelang tengah maam membentang dari Timur Laut ke Barat Daya.
Setelah Matahari terbenam ada Arcturus di rasi Bootes, Antares di Scorpius, Spica di Virgo, Rigel Kentaurus dan Hadar di Centaurus, rasi Crux yang bisa diamati sampai jelang tengah malam. Selain itu masih ada Vega di rasi Lyra, Altair di rasi Aquila, Deneb di rasi Cygnus yang bisa diamati sampai lewat tengah malam.
Jelang tengah malam sampai tengah malam ada Archenar di rasi Eridani, Canopus di rasi Carina, Sirius di rasi Canis Major, Capella di rasi Auriga, Aldebara di rasi Taurus, Rigel dan Betelgeuse di rasi Orion, yang bisa diamati sampai fajar. Jelang fajar ada Procyon di rasi Canis Minor, serta Pollux dan Castor di rasi Gemini. Bintang-bintang tersebut cukup terang untuk dapat dijadikan panduan dalam pengamatan.
Peta Bintang 1 September 2023


Peta Bintang 15 September 2023


Bagaimana? Sudah paham dan mengerti kan,berbagai fenomena langit yang akan terjadi di bulan September 2023 ini. Catat tanggalnya, jangan sampek ketinggalan untuk melakukan pengamatan. Semoga bermanfaat.
*Diolah dari berbagai sumber
Daftar Newsletter Kami
Dapatkan update artikel terbaru langsung di email Anda.