RUANGANGKASA.COM – Tak terasa sudah bulan Oktober, seperti pada September lalu langit malam Indonesia akan kehadiran berbagai fenomena langit yang sangat menarik untuk diamati, begitu juga akan ada fenomena di siang hari yakni Hari Tanpa Bayangan. Sangat menarik tentunya, berikut penjelasan selengkapnya:
Terima kasih telah membaca artikel ini, jangan lupa untuk berlangganan artikel!
Fenomena Hari Tanpa Bayangan
Hari Tanpa Bayangan ini terjadi pada bulan September hingga bulan Oktober 2021. Fenoma alam ini terjadi ketika matahari berada di atas Indonesia, sehingga kita tidak akan memiliki bayangan di siang hari. Berikut ini ada wilayah yang mengalami fenomena hari tanpa bayangan di Indonesia, diantaranya:
- Bengkulu (2 Oktober 2021)
- Bandarlampung (7 Oktober 2021)
- Serang ( 8 Oktober 2021)
- Jakarta ( 9 Oktober 2021)
- Bogor (10 Oktober 2021)
- Bandung (11 Oktober 2021)
- Semarang (11 Oktober 2021)
- Surabaya (11 Oktober 2021)
- Sumenep ( 11 Oktober 2021)
- Kepulauan Kangean (11 Oktober 2021)
- Surakarta (12 Oktober 2021)
- Pangandaran ( 13 Oktober)
- Yogyakarta (13 Oktober)
- Banyuwangi (14 Oktober)
Penampakan Galaksi Andromeda

Baca juga: Mengenal Galaksi Andromeda, Galaksi Terdekat dengan Bimasakti
Puncak Hujan Meteor Draconid 8 Oktober 2021
Hujan meteor Draconid akan terjadi pada tanggal 6 sampai 10 Oktober 2021. Hujan meteor ini berasal dari serpihan komet 21P atau komet Giancobini-Zinner. Hujan meteor Draconid merupakan hujan meteor yang terkenal dengan variasi intensitasnya dan di masa silam pernah memproduksi beberapa badai meteor (mendekati 1.000 meteor per jam).
Untuk puncak hujan meteor akan terjadi pada tanggal 8 Oktober 2021. Tepatnya pukul 18.30 -21.00 waktu indonesia barat (WIB). Fenomena ini pernah terjadi pada tahun 1933, 1946, 1998, 2005, dan yang terakhir pada tahun 2012 yang lalu.
Kunjungsi Bulan – Venus 9 Oktober 2021
Konjungsi Bulan dan Venus adalah peristiwa seakan berkumpulnya Bulan dan planet Venus dalam satu lokasi yang sama jika dilihat dari Bumi. Keduanya akan nampak dalam satu garis lurus. Fenomena langit Oktober ini bisa diabadikan dengan kamera, lebih baik bila dikombinasikan dengan teknik astrofotografi. Konjungsi terjadi di kala senja setelah terbenamnya Matahari, pada 9 Oktober 2021.
Konjungsi Inferior Merkurius 9-10 Oktober 2021
Konjungsi Inferior Merkuirius merupakan konfigurasi ketika Bumi, Merkurius dan Matahari berada pada satu garis lurus. Konjungsi inferior sama seperti fase Bulan baru pada Bulan, sehingga Merkurius tidak tampak baik ketika senja maupun fajar. Konjungsi inferior Merkurius menandai pergantian ketampakan Merkurius dari senja ke fajar. Konjungsi inferior kali ini terjadi pada tanggal 9 Oktober 2021 pukul 23.11 WIB atau 10 Oktober 2021 pukul 00.11 Wita, 01.11 WIT dengan sudut pisah 1,9 derajat.
Hujan Meteor Taurid Selatan 10 Oktober 2021
Hujan meteor Taurid Selatan ini terjadi pada tanggal 10 September – 20 November 2021. Namun, untuk puncaknya diprediksi akan terjadi pada tanggal 10 Oktober 2021 pukul 18.30- 04.30 WIB. Fenomena hujan meteor ini berasal dari pecahan komet 2P atau komet Enkle.
Penampakan Merkurius Saat Fajar 17 Oktober 2021
Setelah Merkurius mengalami ketampakan terakhir ketika senja dan konjungsi inferior, Merkurius akan teramati kembali ketika fajar sejak tanggal 17 Oktober. Merkurius dapat disaksikan saat awal fajar bahari dari arah timur selama 20 menit dan terletak dekat konstelasi Virgo. Magnitudo Merkurius sebesar +1,16 dan Merkurius berjarak 46.460.000 km dari Matahari.
Puncak Hujan Meteor Epsilon Geminid 18-19 Oktober 2021
Hujan Meteor Epsilon Geminid merupakan hujan meteor yang titik radian (asal kemunculan meteor)-nya terletak di konstelasi Gemini dekat bintang Epsilon Geminorium. Fenomena hujan meteor ini aktif sejak 14 hingga 27 Oktober mendatang, dan intensitas meteor maksimumnya terjadi pada 19 Oktober 2021 pukul 05.00 WIB, 06.00 Wita, 07.00 WIT.
Puncak Hujan Meteor Orionid 20 Oktober 2021

Hujan meteor Orionid akan berlangsung sejak 2 Oktober – 7 November 2021. Fenomena ini berasal dari pecahan komet Halley yang melintasi planet bumi setiap 76 tahun sekali. Meteor-meteor Orionid memasuki atmosfer Bumi pada kecepatan 67 km/detik. Memiliki titik radian di arah rasi bintang Orion, hujan meteor ini akan mencapai puncaknya pada tanggal 21 Oktober 2021 mendatang.
Walaupun rasi bintang Orion sudah terbit jam 22.30 malam, hujan meteor Orionid paling baik diamati pada dini hari sampai menjelang Matahari terbit. Pada waktu-waktu itu, rasi bintang Orion yang menjadi arah kemunculannya akan berada di atas cakrawala, sehingga meteor-meteor akan muncul cukup banyak.
Baca juga: Berkenalan Dengan Hujan Meteor Orionid
Nah, bagaimana fenomena langit di bulan Oktober ini? Menarik bukan. Jadi jangan sampek terlewatkan ya, catat tanggalnya.