back to top

Earendel Bintang Terjauh di Alam Semesta

RUANGANGKASA.COMBintang adalah  benda langit yang memancarkan cahaya yang disebabkan oleh reaksi fusi nuklir yang menghasilkan energi yang terjadi pada intinya. Ada bermilyar-milyar bintang di langit, saat cuaca sedang cerah dan tidak berawan kita dapat menemukan banyak bintang di langit malam. Ada bintang-bintang yang terlihat sangat terang dan juga terlihat redup. Namun pernahkan kamu tahu apa bintang yang terjauh letaknya di alam semesta ini?

Baru-baru ini dengan menggunakan Teleskop Antariksa Hubble, para astronom menemukan bintang yang cahayanya berasal dari 900 juta tahun setelah Big Bang. Hal itu lantas menjadikannya sebagai bintang terjauh yang pernah ditemukan. Bahkan, saking jauhnya, penemuannya membutuhkan fenomena unik berupa lensa gravitasi, yakni ketika ruang-waktu mengalami pelengkungan akibat objek bergravitasi besar.

Baca juga: Teori Big Bang, Sejarah dan Pembuktiannya

Cahaya dari galaksi induk tempat bintang tersebut berasal telah dilengkungkan oleh gravitasi luar biasa dari gugus galaksi yang berada di latar depannya dalam pandangan dari Bumi. Karena terlengkungkan, galaksi induknya tersebut hanya muncul sebagai strip cahaya tipis sehingga mendapat julukan “Busur Matahari Terbit”.
Ketika sedang melakukan studi mendalam terhadap galaksi “Busur Matahari Terbit” ini, para astronom menemukan sebuah bintang atau mungkin sistem biner, yang terisolasi dari bagian galaksi lainnya. Berkat lengkungan galaksi, cahaya dari bintang ini meningkat ribuan kali lipat.
Dan dalam rangka mengonfirmasi pengamatannya, para astronom tidak hanya melakukan pengamatan selama satu malam saja. Cahaya bintang yang meningkat kecerahannya itu terbukti tetap konsisten selama 3,5 tahun terakhir pengamatan, menunjukkan bahwa ini bukan fenomena sementara.

Baca juga: Fungsi Bintang Bagi Kehidupan di Alam Semesta

Brian Welch, pemimpin dari studi ini, menamai bintang itu dengan nama “Earendel”, yang diambil dari sebuah puisi berbahasa Inggris Kuno yang berarti Bintang Kejora atau Bintang Baru. Akar bahasanya adalah Proto-Jermanik. Earendel diperkirakan memiliki massa sekitar 50 kali massa Matahari kita.

“Ini adalah bintang paling jauh yang telah ditemukan sejauh ini,” kata Welch. “Ini adalah bintang yang sudah ada dalam satu miliar tahun pertama alam semesta. Kita tahu bahwa galaksi terlihat sangat berbeda di alam semesta awal, dan kita berharap bintang pun akan terlihat sangat berbeda juga.”
Meski begitu, menurut penelitian, seharusnya ada bintang yang lebih jauh (dan lebih tua) daripada Earendel di alam semesta. Sebab, hasil pengamatan lewat wahana antariksa Wilkinson Microwave Anisotropy Probe (WMAP) yang dirilis pada Februari 2003 menunjukkan bahwa bintang-bintang pertama terbentuk ketika alam semesta baru berusia sekitar 200 juta tahun.
Mengingat usia alam semesta tempatnya berada, Earendel bukan termasuk salah satu bintang pertama, yang dikenal sebagai bintang Populasi III, Walau begitu, karena massanya yang besar, ia tetap merupakan pelebur awal unsur-unsur berat baru di alam semesta.
Pengamatan dari Hubble ini benar-benar memecahkan rekor. Ke depannya, saat sudah memulai observasinya, teleskop antariksa James Webb akan melakukan pengamatan lebih jauh. Welch dan timnya sudah mendapatkan jadwal pengamatan dengan menggunakan Webb untuk menindaklanjuti observasinya ini.
Sumber:
  • Welch, B., dkk. (2022). A Highly Magnified Star at Redshift 6.2. Nature 603, 815–818.
  • Young, M. (2022). Meet Earendel, The Most Distant Star Astronomers Have Observed. Skyandtelescope.com.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here