RUANGANGKASA.COM – Dalam melakukan pengamatan terhadap benda-benda langit ada satu hal yang perlu kita ketahui yakni tentang sudut “derajat”, “menit busur”, dan “detik busur” untuk mengetahui lokasi benda-benda langit itu berada. Namun ada satu cara yang mudah untuk mengetahui, yakni dengan mengukur sudut langit. Kali ini kita akan membahas, cara mengukur sudut langit dengan jari, apakah bisa? Tentu bisa, berikut penjelasannya:
Para astronom mengukur pemisahan sudut benda langit dalam derajat. Langit dianggap sebagai sebuah lingkaran 360 derajat. Dari satu cakrawala ke cakrawala lainnya, besaran sudutnya adalah 180 derajat. Sementara dari titik meridian, ‘titik di atas kepala kita’, ke cakrawala, besaran sudutnya adalah 90 derajat. Nah, untuk setengah dari titik meridian menuju cakrawala besaran sudutnya adalah 45 derajat.
Apabila sudah paham tentang besaran sudut di atas tadi, kita bisa lebih mudah mengetahui letak benda langit ada di berapa derajat dari cakrawala. Namun, sebagai orang yang awam dalam bidang astronomi, mungkin agak kesulitan, bagaimana menentukan lebar 45 derajat, 90 derajat, dan sebagainya. Menariknya, kita bisa menggunakan tangan dan jari sebagai alat ukur yang sangat akurat (dan praktis). Cukup ulurkan tanganmu ke depan, lalu lakukan hal berikut ini, sesuai dengan gambar:
- 1 derajat setara dengan ukuran jari kelingking.
- Tiga jari (jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis) memiliki besaran sudut lima derajat.
- Kepalan jari tangan setara dengan besaran sudut sepuluh derajat.
- Jari kelingking dan telunjuk membentuk sudut lima belas derajat.
- Dan terakhir, jari jempol dan kelingking yang direntangkan membentuk sudut 25 derajat.
Bagiamana, sudah sedikit paham sampai di sini? Sekarang mari kita mengetahui besaran sudut yang lebih kecil. Saat kita melihat benda-benda angkasa melalui teleskop, kita akan melihat bidang pandang yang hanya selebar 1 derajat atau kurang, sepotong langit yang sangat kecil. Untuk itu para astronom mengukur sudut yang lebih kecil dari 1 derajat sebagai arcmin, atau “menit busur”. Ada 60 menit busur dalam satu derajat, jadi 1 menit busur adalah 1/60 derajat. Simbol untuk menit busur adalah ‘. Sebagai contoh, Bulan purnama memiliki diameter sudut sekitar 30’ (tiga puluh menit busur). Secara kebetulan, begitu juga dengan diameter sudut Matahari.
Setiap menit busur dibagi lagi menjadi 60 arcsec, atau “detik busur”. Jadi, 1 busur adalah 1/60 menit busur, atau 1/3600 derajat. Simbol untuk detik busur adalah “. Sebagai contoh lagi, piringan Jupiter yang bisa kamua lihat melalui teleskop adalah sekitar 50” (lima puluh detik busur).
Itulah tadi, cara mudah menghitung sudut langit dengan jari. Sedikit wawasan tentang sudut-sudut di langit yang penting untuk diketahui tadi, semoga dapat memudahkan dalam melakukan pengamatan terhadap benda-benda langit.
Daftar Newsletter Kami
Dapatkan update artikel terbaru langsung di email Anda.