RUANGANGKASA.COM – Dalam artikel 9 Ilmuwan Islam dalam Bidang Astronomi telah ruangangkasa.com bahas secara singkat mengenai tokoh Islam Al-Farghani, salah satu astronom muslim yang sangat terkenal pada abad ke – 9 dan juga seorang perintis ilmu astronomi modern. Kali ini akan kami bahas secara menyeluruh siapa sebenarnya Al-Farghni ini dan bagaimana perananya dalam dunia astronomi. Berikut dibawah ini:
Terima kasih telah membaca artikel ini, jangan lupa untuk berlangganan artikel!
Al-Farghani adalah seorang ahli astronomi muslim yang sangat berpengaruh. Nama lengkapnya adalah Abu al-Abbas bin Muhammad bin Kalir al-Farghani. Di Barat, para ahli astronomi abad pertengahan mengenalnya dengan sebutan al-Farghanus.
Lukisan Al-Farghani bekerja pada astronomi busur meridian (untuk mengukur diameter Bumi) dan mengawasi pembangunan Nilometer. Orang di sebelah kiri disebut di sini sebagai ‘heremita’ dan mungkin anggota keluarga Eremita, dari Ferrara. Karya seni ini adalah karya utama dari terjemahan karya-karyanya (‘Compilatio astronomica’) abad ke-15, yang diproduksi pada 1493 di kota Ferrara, Italia. Credit LIBRARY OF CONGRESS / SCIENCE PHOTO LIBRARY
Al-Farghani berasal dari Farghana, Transoxania. Farghana adalah sebuah kota di tepi sungai Sardaria, Uzbekistan. Ia hidup di masa pemerintahan khalifah al-Ma’mun (813-833) hingga masa kematian al-Mutawakkil (847-881). Al-Farghani sangat beruntung hidup di dua masa tersebut karena pemerintah kekhalifahan memberi dukungan penuh bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Buktinya, sang khalifah membangun sebuah lembaga kajian yang disebut Akademi al-Ma’mun, dan mengajak al-Farghani untuk bergabung.
Pusat ilmu pengetahuan ini menjadi yang pertama di Mery, kemudian di Baghdad. Al-Ma’mun mengundang ilmuwan dari Khoresm, Sogdiana, Shash, Farab, dan Khurasan untuk melakukan pekerjaan ilmiah. Ada dua observatorium yang dilengkapi dengan peralatan paling modern pada saat itu. Di sanalah astronom dari Akademi al-Ma’mun menghitung lingkar Bumi, panjang derajat meridian Bumi, menyelidiki bintang-bintang, menyusun zibjes (tabel), dan menulis laporan ilmiah. Ia memanfaatkan fasilitas yang ada untuk mengetahui ukuran bumi, meneropong bintang, dan menerbitkan laporan ilmiah. Pada tahun 829, al-Farghani melakukan penelitian di sebuah observatorium yang didirikan oleh khalifah al-Ma’mun di Baghdad. Ia ingin mengetahui diameter bumi, jarak, dan diameter planet lainnya. Pada akhirnya, ia berhasil menyelesaikan penelitian tersebut dengan baik.
Al-Farghani juga termasuk orang yang turut memperindah Darul Hikmah al-Ma’mun dan mengambil bagian dalam proyek pengukuran derajat garis lintang bumi. Al-Farghani juga berhasil menjabarkan jarak dan diameter beberapa planet. Pada masa itu, hal tersebut merupakan pencapaian yang sangat luar biasa.
Hasil penelitian al-Farghani di bidang astronomi ditulisnya dalam berbagai buku. Harakat as-Samawiyya wa Jawami Ilm an-Nujum (Asas-Asas Ilmu Bintang) adalah salah satu karya utamanya yang berisi kajian bintang-bintang. Sebelum masa Regiomontanus, Harakat as-Samawiyya wa Jawami Ilm an-Nujum adalah salah satu buku yang sangat berpengaruh bagi perkembangan astronomi di Eropa.
Di dalam buku tersebut, al-Farghani memang mengadopsi sejumlah teori Ptolemaeus, tapi ia mengembangkanya lebih lanjut hingga membentuk teorinya sendiri. Tak heran, Harakat a-Samawiyya wa Jawami Ilm an-Nujum mendapatkan respon yang positif dari para ilmuwan muslim dan non muslim. Buku ini pun diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Harakat as-Samawiyya wa Jawami Ilm an-Nujum yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris mengalami perubahan judul menjadi The Elements of Astronomy. Pada abad XII, buku ini diterjemahkan pula dalam dua versi bahasa Latin. Salah satunya diterjemahkan oleh John Seville pada tahun 1135, sebelum kemudian direvisi oleh Regiomontanus pada tahun 1460-an. Sebelum tahun 1175, karya ini juga sempat diterjemahkan oleh Gerard Ceremona.
Selanjutnya, Dante melengkapi karya al-Farghani ini dengan menambahkan pendapatnya tentang astronomi dan memasukkan karyanya yang berjudul La Vita Nuova. Seorang ilmuwan Yahudi yang bernama Jacob Anatoli juga menerjemahkan karya ini dalam bahasa Yahudi, dan menjadi terjemahan latin versi ketiga (1590). Pada tahun 1669, Jacob Golius menerbitkan teks Latin yang baru. Bersamaan dengan itu, sejumlah ringkasan karya al-Farghani telah beredar di kalangan para ilmuwan. Di kemudian hari, The Elements of Astronomy diakui sebagai sebuah karya yang sangat berpengaruh bagi para ilmuwan masa itu.
Tidak hanya aktif di bidang astronomi, al-Farghani juga aktif di bidang lain, seperti teknik. Seorang ilmuwan yang bernama Ibnu Tughri Birdi berkata bahwa al-Farghani pernah ikut melakukan pengawasan pada proyek pembangunan Great Nilometer di Kairo Lama (861). Nilometer adalah sebuah alat pengukur pasang-surut air sungai Nil. Alat ini dibangun di pulau Roda, sebuah pulau yang terletak di sebelah selatan Kairo. Nilometer berbentuk tiang yang mampu mencatat ketinggian air. Bangunan tersebut berhasil diselesaikan bersamaan dengan meninggalnya khalifah al-Mutawwakil, sang pencetus pembagunan Nilometer.
Al-Farghani juga pernah ditugaskan melakukan pengawasan pada sebuah proyek penggalian kanal di kota baru, al-Ja’fariyya, yang terletak berdekatan dengan Samaran di daerah Tigris. Proyek tersebut bernama Kanal al-Ja’fari. Saat itu, al-Farghani memerintahkan para pekerja untuk membuat bagian hulu kanal lebih dalam dari pada bagian yang lain. Dengan begitu, tidak akan ada air yang mengaliri kanal tersebut, kecuali jika permukaan air sungai Tigris sedang pasang. Kebijakan al-Farghani ini sempat membuat khalifah marah, namun hitungan al-Farghani kemudian dibenarkan oleh seorang pakar teknik yang berpengaruh, Sind bin Ali. Akhirnya, sang khalifah mau menerima kebijakan tersebut. Dalam bidang teknik, al-Farghani juga membuat karya dalam bentuk buku, yaitu Kitab al-Fusul, Ikhtiyar al-Majisti, dan Kitab ‘Amal al-Rukhamat.
Monumen al-Farghani di Uzbekistan. Credit wikipedia commons
Karya utama al-Farghani yang berbahasa Arab masih tersimpan baik di Oxford, Paris, Kairo, dan di perpustakaan Universitas Princeton. Atas karya dan jasanya yang begitu banyak, nama al-Farghani dikenal sebagai salah satu perintis astronomi modern. Al-Farghani adalah tokoh yang memperkenalkan sejumlah istilah astronomi asli Arab pada dunia, seperti azimuth, nadir, dan zenith.
RUANGANGKASA.COM - Selain terjadinya gerhana matahari sebagian di 38 wilayah Indonesia, juga akan terjadi fenomena gerhana Matahari total. Gerhana matahari total akan terjadi di...
RUANGANGKASA.COM - Gerhana matahari sebagian akan terjadi di langit Indonesia pada tanggal 20 April 2023. Gerhana Matahari sebagian merupakan gerhana yang terjadi ketika sebagian...
RUANGANGKASA.COM - Gerhana Matahari Hibrida atau gerhana matahari hibrid merupakan ¹gerhana matahari yang terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi tepat segaris sehingga di suatu...
Ruangangkasa.com - Asteroid adalah objek langit kecil yang mengorbit matahari di antara orbit Mars dan Jupiter. Mereka terdiri dari bebatuan, logam, dan es, dan...
Ruangangkasa.com - Misi antariksa ke Bulan kembali dilakukan berbagai negara di tahun 2023, seperti Rusia, India, dan Badan Antariksa Eropa (ESA) akan meluncurkan misi...